Jika Anda menjadi bagian dari luar sistem serta tujuannya berbeda dengan sistem, mari bekerjasama dengan hal yang disepakati dan bertoleransi dengan hal yang berbeda.
---
Oleh: Ferdian*
(Mahasiswa Pasca Sarjana TMI ITB 2010 dan Penasehat LSM ICON Bandung)
...
Suatu ketika seorang buta datang ke kebun binatang. Dia mau tau binatang yang bernama gajah. Sampai di kebun binatang dia sampaikan keinginannya kepada petugas kalau dia mau tau tentang gajah.
Petugas tsb mengantarkan ke kandang gajah. Kebetulan gajahnya sedang istirahat, duduk-duduk. Didekatkannya orang buta tersebut dan disuruh pegang oleh petugas.
Saat itu dia memegang belalai gajah. Bentuknya panjang, bulat, kulitnya kasar. Simpulannya orang buta, Gajah adalah hewan yang bentuknya panjang, bulat dan kulitnya kasar.
Sampai dirumah, dia ceritakan kesemua anggota keluarganya, bahwa Gajah adalah hewan yang bentuknya panjang, bulat dan kulitnya kasar.
Dikasih tau oleh anggota keluarga yang lain bahwa itu bukan gajah tetapi belalai gajah...tetapi tetap ngotot karena dia merasakan sensasinya memegang langsung.
--
Kisah di atas selalu saya ungkapkan mengawali kuliah tentang sistem. Baik kuliah dasar sistem, pengembangan sistem ataupun sistem yang sudah spesifik (mis.ERP). Dalam buku System Thinking - Gharajedaghi 2006, ada istilah Holistic Thinking. Holistic Thinking merupakan cara pikir secara menyeluruh dengan mengindahkan bagian-bagian dari objek pemikiran secara integral.
Holistic Thinking sering kali digunakan untuk menganalisis suatu sistem. Sistem merupakan entitas yang terdiri dari paling sedikit dua elemen dan memiliki relasi yang menghubungkan antar elemennya (Ackoff: 2006) atau a regularly interacting or interdependent group of items forming a unified whole (Daellenbach & McNickle: 2005).
Dalam buku Fifth Discpline, Peter Senge lebih suka dengan istilah System Thinking. System Thinking menjelaskan bagaimana memahami cara kerja sistem secara keseluruhan, karena tanpa orientasi sistemik maka tidak ada motivasi untuk melihat bagaimana disiplin lainnya saling berhubungan.
Untuk mengenal suatu sistem, maka perlu untuk mengenal 5 prinsip atau karakter sistem:
1. Openness: Sistem hanya dapat dimengerti oleh lingkup/cakupan sistem tersebut saja.
2. Purposefulness: Sistem ada karena dan pasti punya tujuan yang ingin dicapai.
3. Multidimensionality: Memandang dan mendefinisikan sistem tidak bisa hanya dari satu aspek saja. Sistem bisa dilihat dari beragam aspek. Aspek bisa dikatakan sudut pandang.
4. Counterintuitiveness: Sistem dapat mengeluarkan output yang tidak diharapkan
5. Emergent properties: Karakter suatu sistem terbentuk dari kolaborasi bagian-bagian dalam sistem.
--
Kisah orang buta dan gajah merupakan kolaborasi holislistik thinking atau system thinking dengan pengertian fundamental sistem. Orang buta mengatakan bahwa gajah adalah panjang, bulat dan kasar karena cara pandang dia yang tidak holistik atau sistemik. Dia hanya memanfaatkan informasi yg dia miliki tanpa bertanya atau membandingkan dengan informasi lainnya (misal bertanya kepada petugas kebun binatang saat di kandang gajah, dll).
Akibatnya jelas sangat fatal.
--
Belakangan ini isu tentang PKS persis dikondisikan sebagaimana orang buta memandang gajah. Diperlihatkan dari sudut pandang sesuai kepentingan.
PKS dalam bulan ini saja sudah disudutkan dengan berita dari mantan kadernya (YS) dan yang terakhir mengenai pornografi.
Saya melihat ada 3 subjek pandang untuk 2 kasus ini:
1. Subjek bebas nilai
Ucapan subjeknya: "Ah masa iya PKS kayak gitu?"
Tindakan subjeknya: Mencari dan membandingkan berita dengan tag PKS dari sisi pro dan kontra.
2. Subjek pro PKS
Ucapan subjeknya: "Kita tunggu saja klarifikasi dari internal partai, tetaplah berhudznuzon" atau istilahnya tabayun.
Tindakan subjeknya: Mencari tau ke murobi, membuat tulisan bijak dan tetap berhudznuzon.
3. Subjek anti PKS
Ucapan subjeknya: "tuh kan, semua partai sama saja! Munafik".
Tindakan subjeknya: Mencari pembenaran.
Entah Anda menjadi subjek yang mana.
--
Berpikir holistik atau sistemik bukan hanya penting, tetapi bahkan menjadi cara pikir agar tidak "menjudge buku hanya dari cover-nya".
Proporsional-lah. Jika Anda menjadi bagian dari sistem tersebut, Anda punya kesempatan besar memelihara dan memperbaiki sistem agar menjadi lebih baik.
Jika Anda menjadi bagian dari luar sistem dan mempunyai tujuan yang sama dengan sistem, mari berlomba dalam kebaikan bukan malah tertawa bahkan menghina.
Namun jika Anda menjadi bagian dari luar sistem serta tujuannya berbeda dengan sistem, mari bekerjasama dengan hal yang disepakati dan bertoleransi dengan hal yang berbeda.
Mari bekerja untuk Indonesia!
Salam
---
Oleh: Ferdian*
(Mahasiswa Pasca Sarjana TMI ITB 2010 dan Penasehat LSM ICON Bandung)
...
Suatu ketika seorang buta datang ke kebun binatang. Dia mau tau binatang yang bernama gajah. Sampai di kebun binatang dia sampaikan keinginannya kepada petugas kalau dia mau tau tentang gajah.
Petugas tsb mengantarkan ke kandang gajah. Kebetulan gajahnya sedang istirahat, duduk-duduk. Didekatkannya orang buta tersebut dan disuruh pegang oleh petugas.
Saat itu dia memegang belalai gajah. Bentuknya panjang, bulat, kulitnya kasar. Simpulannya orang buta, Gajah adalah hewan yang bentuknya panjang, bulat dan kulitnya kasar.
Sampai dirumah, dia ceritakan kesemua anggota keluarganya, bahwa Gajah adalah hewan yang bentuknya panjang, bulat dan kulitnya kasar.
Dikasih tau oleh anggota keluarga yang lain bahwa itu bukan gajah tetapi belalai gajah...tetapi tetap ngotot karena dia merasakan sensasinya memegang langsung.
--
Kisah di atas selalu saya ungkapkan mengawali kuliah tentang sistem. Baik kuliah dasar sistem, pengembangan sistem ataupun sistem yang sudah spesifik (mis.ERP). Dalam buku System Thinking - Gharajedaghi 2006, ada istilah Holistic Thinking. Holistic Thinking merupakan cara pikir secara menyeluruh dengan mengindahkan bagian-bagian dari objek pemikiran secara integral.
Holistic Thinking sering kali digunakan untuk menganalisis suatu sistem. Sistem merupakan entitas yang terdiri dari paling sedikit dua elemen dan memiliki relasi yang menghubungkan antar elemennya (Ackoff: 2006) atau a regularly interacting or interdependent group of items forming a unified whole (Daellenbach & McNickle: 2005).
Dalam buku Fifth Discpline, Peter Senge lebih suka dengan istilah System Thinking. System Thinking menjelaskan bagaimana memahami cara kerja sistem secara keseluruhan, karena tanpa orientasi sistemik maka tidak ada motivasi untuk melihat bagaimana disiplin lainnya saling berhubungan.
Untuk mengenal suatu sistem, maka perlu untuk mengenal 5 prinsip atau karakter sistem:
1. Openness: Sistem hanya dapat dimengerti oleh lingkup/cakupan sistem tersebut saja.
2. Purposefulness: Sistem ada karena dan pasti punya tujuan yang ingin dicapai.
3. Multidimensionality: Memandang dan mendefinisikan sistem tidak bisa hanya dari satu aspek saja. Sistem bisa dilihat dari beragam aspek. Aspek bisa dikatakan sudut pandang.
4. Counterintuitiveness: Sistem dapat mengeluarkan output yang tidak diharapkan
5. Emergent properties: Karakter suatu sistem terbentuk dari kolaborasi bagian-bagian dalam sistem.
--
Kisah orang buta dan gajah merupakan kolaborasi holislistik thinking atau system thinking dengan pengertian fundamental sistem. Orang buta mengatakan bahwa gajah adalah panjang, bulat dan kasar karena cara pandang dia yang tidak holistik atau sistemik. Dia hanya memanfaatkan informasi yg dia miliki tanpa bertanya atau membandingkan dengan informasi lainnya (misal bertanya kepada petugas kebun binatang saat di kandang gajah, dll).
Akibatnya jelas sangat fatal.
--
Belakangan ini isu tentang PKS persis dikondisikan sebagaimana orang buta memandang gajah. Diperlihatkan dari sudut pandang sesuai kepentingan.
PKS dalam bulan ini saja sudah disudutkan dengan berita dari mantan kadernya (YS) dan yang terakhir mengenai pornografi.
Saya melihat ada 3 subjek pandang untuk 2 kasus ini:
1. Subjek bebas nilai
Ucapan subjeknya: "Ah masa iya PKS kayak gitu?"
Tindakan subjeknya: Mencari dan membandingkan berita dengan tag PKS dari sisi pro dan kontra.
2. Subjek pro PKS
Ucapan subjeknya: "Kita tunggu saja klarifikasi dari internal partai, tetaplah berhudznuzon" atau istilahnya tabayun.
Tindakan subjeknya: Mencari tau ke murobi, membuat tulisan bijak dan tetap berhudznuzon.
3. Subjek anti PKS
Ucapan subjeknya: "tuh kan, semua partai sama saja! Munafik".
Tindakan subjeknya: Mencari pembenaran.
Entah Anda menjadi subjek yang mana.
--
Berpikir holistik atau sistemik bukan hanya penting, tetapi bahkan menjadi cara pikir agar tidak "menjudge buku hanya dari cover-nya".
Proporsional-lah. Jika Anda menjadi bagian dari sistem tersebut, Anda punya kesempatan besar memelihara dan memperbaiki sistem agar menjadi lebih baik.
Jika Anda menjadi bagian dari luar sistem dan mempunyai tujuan yang sama dengan sistem, mari berlomba dalam kebaikan bukan malah tertawa bahkan menghina.
Namun jika Anda menjadi bagian dari luar sistem serta tujuannya berbeda dengan sistem, mari bekerjasama dengan hal yang disepakati dan bertoleransi dengan hal yang berbeda.
Mari bekerja untuk Indonesia!
Salam
0 komentar:
Posting Komentar