Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Jumat, 15 April 2011

Materi 12 : Incident Command System dan Triage



Incident Command System (ICS)


Di sini tidak akan dijelaskan secara rinci mengenai hal ini karena bahasan ini merupakan suatu topik pelatihan sendiri. Perlu diketahui oleh penolong  bahwa sistem ini sebenarnya sudah ada dan baku, pelaksanaannya tergantung dari masing-masing daerah.

Di Indonesia ICS ini sering dikenal sebagai POSKO, yang tugas dasarnya adalah mengatur penanggulangan korban banyak atau bencana. Bagaimana melakukan pemilahan korban, bagaimana dan kemana korban di evakuasi, menggunakan apa, siapa yang bertugas di mana, kemana dan semua hal lain yang berhubungan dengan pengaturan di lokasi.

Secara umum pada penanggulangan korban banyak perlu di atur tempat sedemikian rupa sehingga ada :
1.   Daerah triage
Pada dasarnya daerah ini merupakan areal kejadian.
2.   Daerah pertolongan
Setelah pasien ditentukan triagenya maka dipindahkan ke daerah penampungan di mana pertolongan diberikan.
3.   Daerah transportasi
Pada daerah ini berkumpul semua kendaraan yang akan digunakan untuk mengevakuasi para korban, termasuk pencatatan data pengiriman korban.
4.   Daerah penampungan penolong dan peralatan.
Pada daerah ini para penolong yang baru datang atau sudah bekerja berkumpul, di data dan di atur pembagian kerjanya. Bila kejadiannya besar maka daerah penampungan juga diperlukan untuk peralatan, barang-barang lainnya.

Peran Penolong Pertama


Sebagai penolong kita harus mengetahui sistem yang ada, terutama apa yang harus dilakukan pada fase awal, pada dasarnya penolong harus :
  1. Mendirikan Posko dan komandonya
  2. Menilai keadaan
  3. Meminta bantuan sesuai keperluan
  4. Mulai melakukan triage

Penilaian keadaan


Setelah menentukan suatu kejadian sebagai kasus dengan korban banyak maka hal yang paling penting dilakukan adalah menahan diri untuk tidak langsung memberikan pertolongan kepada perorangan. Nilai hal-hal sebagai berikut :
  1. Keadaan
  2. Jumlah penderita
  3. Tindakan khusus
  4. Sumber daya yang kira-kira akan diperlukan
  5. Hal lain yang dapat berdampak pada situasi dan kondisi
  6. Berapa banyak sektor yang diperlukan
  7. Wilayah atau areal penampungan

Buat suatu laporan singkat, sehingga bantuan yang akan datang akan sesuai dengan keperluan.

Triage

Triage berasal dari bahasa Perancis yang berarti pemilahan. Dalam dunia medis istilah ini dipergunakan untuk tindakan pemilahan korban berdasarkan prioritas pertolongan atau transportasinya.

Prinsip utama dari triage adalah menolong para penderita yang mengalami cedera atau keadaan yang berat namun memiliki harapan hidup.

Salah satu metode yang paling sederhana dan umum digunakan adalah metode S.T.A.R.T atau Simple Triage and Rapid Treatment. Metode ini membagi penderita menjadi 4 kategori :
1.    Prioritas 1 – Merah
Merupakan prioritas utama, diberikan kepada para penderita yang kritis keadaannya seperti gangguan jalan napas, gangguan pernapasan, perdarahan berat atau perdarahan tidak terkontrol, penurunan status mental
2.    Prioritas 2 – Kuning
Merupakan prioritas berikutnya diberikan kepada para penderita yang mengalami keadaan seperti luka bakar tanpa gangguan saluran napas atau kerusakan alat gerak, patah tulang tertutup yang tidak dapat berjalan, cedera punggung.
3.    Prioritas 3 – Hijau
Merupakan kelompok yang paling akhir prioritasnya, dikenal juga sebagai ‘Walking Wounded” atau orang cedera yang dapat berjalan sendiri.
4.    Prioritas 0 – Hitam
Diberikan kepada mereka yang meninggal atau mengalami cedera yang mematikan.

Pelaksanaan triage dilakukan dengan memberikan tanda sesuai dengan warna prioritas. Tanda triage dapat bervariasi mulai dari suatu kartu khusus sampai hanya suatu ikatan dengan bahan yang warnanya sesuai dengan prioritasnya. Jangan mengganti tanda triage yang sudah ditentukan. Bila keadaan penderita berubah sebelum memperoleh perawatan maka label  lama jangan dilepas tetapi diberi tanda, waktu dan pasang yang baru.

Pelaksanaan Triage Metode S.T.A.R.T


Untuk memudahkan pelaksanaan triage maka dapat dilakukan suatu pemeriksaan sebagai berikut :

1.        Kumpulkan semua penderita yang dapat / mampu berjalan sendiri ke areal yang telah ditentukan, dan beri mereka label HIJAU.
2.        Setelah itu alihkan kepada penderita yang tersisa periksa :
3.        Pernapasan :
a.    Bila pernapasan lebih dari 30 kali / menit beri label MERAH.
b.    Bila penderita tidak bernapas maka upayakan membuka jalan napas dan bersihkan jalan napas satu kali, bila pernapasan spontan mulai maka beri label MERAH, bila tidak beri HITAM.
c.    Bila pernapasan kurang dari 30 kali /menit nilai waktu pengisian kapiler.
4.        Waktu pengisian kapiler :
a.    Lebih dari 2 detik berarti kurang baik, beri MERAH, hentikan perdarahan besar bila ada.
b.    Bila kurang dari 2 detik maka nilai status mentalnya.
c.    Bila penerangan kurang maka periksa nadi radial penderita. Bila tidak ada maka ini berarti bahwa tekanan darah penderita sudah rendah dan perfusi jaringan sudah menurun.
5.        Pemeriksaan status mental :
a.    Pemeriksaan untuk mengikuti perintah-perintah sederhana
b.    Bila penderita tidak mampu mengikuti suatu perintah sederhana maka beri MERAH.
c.    Bila mampu beri KUNING.

Setelah memberikan label kepada penderita maka tugas anda berakhir segera lanjutkan ke penderita berikut.


Materi 11 : Keracunan



Pengertian:          
Racun adalah suatu zat yang bila masuk dalam tubuh dalam jumlah tertentu dapat menyebabkan reaksi tubuh yang tidak diinginkan bahkan dapat menimbulkan kematian.

Dalam keadaan sehari-hari ada beberapa zat yang sering digolongkan sebagai racun namun sebenarnya bahan ini adalah korosif, yaitu dapat menyebabkan luka bakar pada bagian tubuh dalam bila masuk ke dalam tubuh. Penatalaksanaan penderita pada kasus ini biasanya disamakan dengan keracunan.
    
Cara terjadinya Keracunan pada manusia:

A. Sengaja bunuh diri
Dengan minum obat-obatan/cairan kimia dalam jumlah yang berlebihan misalnya minum racun serangga, obat tidur berlebihan.  Sering berakhir dengan kematian, kecuali penemuan kasus keracunan tersebut cepat dan langsung mendapat pertolongan.

B. Keracunan tidak disengaja
Misalnya:
a.    Makan makanan/minuman yang telah tercemar oleh kuman/ zat kimia tertentu.
b.    Salah minum yang biasanya terjadi pada anak-anak/orang tua yang sudah pikun misalnya obat kutu anjing disangka susu dan sebagainya.
c.    Makan singkong yang mengandung kadar sianida tinggi. 
d.    Udara yang tercemar gas beracun.

Jalur masuknya racun dalam tubuh manusia

1. Melalui mulut/alat pencernaan.
a.    Obat-obatan terutama obat tidur/penenang, biasanya dalam jumlah besar atau diminum dengan bahan lain sehingga terjadi reaksi keracunan
b.    Makanan yang mengandung racun misalnya: singkong, jengkol, tempe bongkrek, oncom, makanan kaleng yang kadaluarsa.
c.    Baygon, minyak tanah, zat pembunuh serangga lainnya.
d.    Makanan atau minuman yang mengandung alkohol (bir, minuman keras)
a.    Perhatikan sekitar penderita mungkin ditemukan petunjuk mengenai sebab keracunannya, misalnya botol obat, pembungkus, sisa makanan, sisa muntahan.

2. Melalui pernapasan.
a.    Menghirup gas beracun/udara beracun (mis. gas mobil dalam kendaraan yang  tertutup).
b.    Kebocoran gas industri.

3. Melalui kulit atau absorbsi (kontak)
Zat kimia/tanaman beracun yang terpapar melalui permukaan kulit dan dapat    meresap ke dalam kulit tersebut.
Keracunan ini dapat juga terjadi akibat tersentuh binatang yang memiliki racun  pada kulit atau bagian tubuh lainnya.

4. Melalui suntikan atau gigitan
a. Gigitan / sengatan binatang berbisa (ular, kalajengking, dll.).
b. Gigitan binatang laut (ubur-abur, anemon, ketimun laut, gurita, tiram dll).
c. Obat suntik

Gejala dan tanda keracunan secara umum

Gejala dan tanda keracunan yang khas biasanya sesuai dengan jalur masuk racun  ke  dalam tubuh. Bila masuk melalui saluran pencernaan, maka gangguan utama akan terjadi pada saluran pencernaan. Bila masuk melalui jalan napas maka yang terganggu adalah pernapasannya dan bila melalui kulit akan terjadi reaksi setempat lebih dahulu. Gejala lanjutan yang terjadi biasanya sesuai dengan sifat zat racun  tersebut terhadap tubuh.

Gejala dan tanda keracunan umum :
a.    Riwayat yang berhubungan dengan proses keracunan
b.    Penurunan respon
c.    Gangguan pernapasan
d.    Nyeri kepala, pusing, gangguan penglihatan
e.    Mual, muntah, diare
f.     Lemas, lumpuh, kesemutan
g.    Pucat atau sianosis
h.    Kejang-kejang
i.      Gangguan pada kulit
j.     Bekas suntikan, gigitan, tusukan
k.    Syok
l.      Gangguan irama jantung dan peredaran darah pada zat tertentu.

Penatalaksanaan keracunan secara umum :
1.    Pengamanan sekitar, terutama bila berhubungan dengan gigitan binatang.
2.    Pengamanan penderita dan penolong terutama bila berada di daerah dengan gas beracun.
3.    Keluarkan penderita dari daerah berbahaya bila memungkinkan.
4.    Penilaian dini, bila perlu lakukan RJP.
5.    Bila racun masuk melalui jalur kontak, maka buka baju penderita dan bersihkan sisa bahan beracun bila ada
6.    Bila racun masuk melalui saluran cerna, uapayakan mengencerkan racun .
7.    Awasi jalan napas, terutama bila respon menurun atau penderita muntah.
8.    Bila keracunan terjadi secara kontak maka bilaslah daerah yang terkena dengan air.
9.    Bila ada petunjuk seperti pembungkus, sisa muntahan dan sebagainya sebaiknya diamankan untuk identifikasi.
10. Penatalaksanaan syok bila terjadi
11. Pantaulah tanda vital secara berkala.
12. Bawa ke fasilitas kesehatan

Materi 10 : Kedaruratan



Semua yang dialami korban yang tidak tergologn dalam kecelakaan dimasukan dalam kelompok kedaruratan medis. Seseorang yang mengalami kasus medis mungkin juga dapat mengalami cedera sebagai akibat dari gejala gangguan fungsi tubuh yang terjadi misalnya kehilangan kesadaran lalu terjatuh sehingga  terjadi suatu luka.
Dalam  penatalaksanaan Pertolongan Pertama kasus medis tidak banyak berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Hal yang paling penting adalah mengenali kedaruratannya, terutama secara dini. Kesimpulan mengenai keadaan yang dihadapi hampir 80% diperoleh berdasarkan wawancara dengan penderita bila sadar, keluarganya atau saksi mata dan sumber informasi lainnya. Dalam penatalaksanaan penderita yang paling penting adalah menjaga jalan napas dan memantau tanda vital penderita secara teratur.

Gejala dan tanda pada kedaruratan medis.
Gejala dan tanda pada kedaruratan medis sangat beragam, khas maupun tidak khas. Perubahan yang tidak normal dari tanda vital penderita sudah mengarah pada kedaruratan medis.  Beberapa hal yang dapat diamati pada penderita yang mengarahkan kecurigaan kita pada adanya masalah medis adalah :

Gejala :
1.    Demam
2.    Nyeri
3.    Mual, muntah
4.    Buang air kecil berlebihan atau tidak sama sekali
5.    Pusing, perasaan mau pingsan, merasa akan kiamat
6.    Sesak atau merasa sukar bernapas
7.    Rasa haus atau lapar berlebihan, rasa aneh pada mulut

Tanda :
1.    Perubahan status mental (tidak sadar, bingung)
2.    Perubahan irama jantung : nadi  cepat atau sangat lambat, tidak teratur, lemah atau sangat kuat.
3.    Perubahan pernapasan: irama dan kualitas warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah)
4.    Perubahan keadaan kulit : suhu, kelembaban, keringat berlebihan, sangat kering, termasuk perubahan warna pada selaput lendir (pucat, kebiruan, terlalu merah)
5.    Manik mata : sangat lebar, atau sangat kecil
6.    Bau khas dari mulut atau hidung
7.    Aktivitas otot misalnya kejang atau kelumpuhan
8.    Gangguan saluran cerna : mual, muntah atau diare
9.    Tanda-tanda lainnya yang seharusnya tidak ada.

Anggap semua keluhan penderita adalah benar. Bila penderita merasa tidak enak atau nyaman maka perlakukan sebagai kasus medis

Beberapa gangguan medis yang umum ditemukan adalah :

1. Pingsan (Syncope/collapse) :
Terjadi karena peredaran darah yang ke organ otak berkurang, yang dapat terjadi akibat emosi yang hebat, berada dalam ruangan yang penuh orang tanpa udara segar yang cukup, letih dan lapar, terlalu banyak mengeluarkan tenaga.

Gejala dan tanda:  
1.    Perasaan limbung.
2.    Pandangan berkunang-kunang dan telinga berdenging.
3.    Lemas, keluar keringat dingin.
4.    Menguap.
5.    Dapat menjadi tidak ada respon, yang biasanya berlangsung hanya beberapa menit.
6.    Denyut nadi lambat.

Penatalaksanaan :
1.    Baringkan penderita dengan tungkai ditinggikan.
2.    Longgarkan pakaian.
3.    Usahakan penderita menghirup udara segar.
4.    Periksa cedera lainnya.
5.    Beri selimut, agar badannya hangat.
6.    Bila pulih, usahakan istirahatkan beberapa menit.
7.    Bila tidak cepat pulih, maka:
- periksa napas dan nadi.
- posisikan stabil.
- bawa ke fasilitas kesehatan

2. Paparan panas
Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya  ada 3 macam gangguan yang terjadi:

A. Kram panas
Terjadi akibat kehilangan garam tubuh yang berlebihan  melalui keringat.

Gejala dan Tanda:
1.    Kejang pada otot yang disertai nyeri
2.    Tungkai dan perut.
3.    Kelelahan.
4.    Mual
5.    Mungkin pingsan

Penatalaksanaan :
1.    Baringkan penderita di tempat teduh.
2.    Beri minum kepada penderita, bila perlu campur sedikit garam. JANGAN MEMBUANG WAKTU UNTUK MENCARI GARAM.
3.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

B. Kelelahan Panas
Terjadi akibat kondisi yang tidak fit pada saat melakukan aktivitas di lingkungan yang suhu udaranya relatif tinggi, yang mengakibatkan terganggunya aliran darah.

Gejala dan tanda :
1.    Pernapasan cepat dan dangkal.
2.    Nadi lemah.
3.    Kulit teraba dingin, keriput, lembab dan selaput lendir  pucat
4.    Pucat, keringat berlebihan.
5.    Lemah.
6.    Pusing, kadang tidak repon.

Penatalaksanaan :
1.    Baringkan penderita di tempat yang teduh.
2.    Kendorkan pakaian yang mengikat.
3.    Tinggikan tungkai penderita sekitar 20 – 30 cm.
4.    Berikan oksigen bila ada.
5.    Beri minum bila penderita sadar.
6.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

Sengatan Panas

Merupakan keadaan yang mengancam nyawa. Suhu tubuh menjadi terlalu tinggi dan pada banyak kasus penderita tidak lagi berkeringat. Bila tidak diatasi dengan segera, maka sel otak akan segera mati.

Gejala dan tanda:
1.    Pernapasan cepat dan dalam.
2.    Nadi cepat dan kuat diikuti nadi cepat tetapi lemah.
3.    Kulit teraba kering, panas kadang kemerahan
4.    Manik mata melebar.
5.    Kehilangan kesadaran.
6.    Kejang umum atau gemetar pada otot.

Penatalaksanaan :
1.    Turunkan suhu tubuh penderita secepat mungkin.
2.    Letakkan kantung es pada ketiak, lipat paha, dibelakang lutut dan sekitar mata kaki serta di samping leher.
3.    Bila memungkinkan, masukkan penderita ke dalam bak berisi  air dingin dan tambahkan es ke dalamnya.
4.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

3. Paparan dingin (Hipotermia)
Udara dingin dapat menyebabkan suhu tubuh menurun. Suhu lingkungan tidak perlu sampai beku untuk mencetuskan hipotermia. Ada beberapa keadaan yang memperburuk hipotermia yaitu faktor angin dan kekurangan makanan.

Gejala dan tanda
Hipotermia sedang :
1. Menggigil.
2. Terasa melayang.
3. Pernapasan cepat, nadi lambat.
4. Gangguan penglihatan.
5. Reaksi mata lambat.
6. Gemetar.

Hipotermia berat :
1. Pernapasan sangat lambat.
2. Denyut nadi sangat lambat.
3. Tidak ada respon.
4. Manik mata melebar dan tidak bereaksi.
5. Alat gerak kaku.
6. Tidak menggigil.
     
Penanganan hipotermia:
Rawat penderita dengan hati hati, berikan rasa nyaman.
1.    Penilaian dini dan pemeriksaan penderita.
2.    Pindahkan penderita dari lingkungan dingin.
3.    Jaga jalan napas dan berikan oksigen bila ada.
4.    Ganti pakaian yang basah, selimuti penderita, upayakan agar  tetap kering.
5.    Bila penderita sadar dapat diberikan minuman hangat secara  pelan pelan.
6.    Pantau tanda vital secara berkala.
7.    Rujuk ke fasilitas kesehatan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates