tag:blogger.com,1999:blog-38528286753373899002024-03-13T12:22:08.478+08:00Barisan Puteri KeadilanMedia Informasi Santika PKS DPD Badung BaliSantika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.comBlogger98125tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-75204371315133933002013-04-13T15:06:00.000+08:002013-04-13T15:06:27.628+08:00Mencegah Kehamilan (3)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="336" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" width="400" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div style="text-align: left;">
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>4. IUD / Spiral<o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Mekanisme Kerja <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Alat
ini istilahnya adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dan sering juga
disebut IUD, singkatan dari Intra Uterine Device. AKDR biasa dianggap tubuh
sebagai benda asing menimbulkan reaksi radang setempat, dengan sebukan leukosit
yang dapat melarutkan blastosis atau sperma. AKDR yang dililiti kawat tembaga,
tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan dalam rongga uterus selain
menimbulkan reaksi radang seperti pada IUD biasa, juga menghambat khasiat
anhidrase karbon dan fosfatase alkali. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">IUD
yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir serviks sehingga menghalangi
pasase sperma. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara
teknik Insersi IUD hanya bisa dilakukan oleh tenaga medis dan paramedis karena
harus dipasang di bagian dalam kemaluan wanita. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efek
samping: nyeri pada waktu pemasangan(kalau sakit sekali, lakukan anestesi paraservikal),
kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama ( diberi spasmolitikum atau
ganti IUD dengan yang ukurannya lebih kecil), nyeri pelvik (atasi dengan
spasmolitikum), refleks bradikardia dan vasovagal pada pasien dengan
predisposisi untuk keadaan ini (diberi atrofinsulfas sebelum pemasangan),
perdarahan di luar haid atau spotting, darah haid lebih banyak ( menorrhagia ),
sekret vagina lebih banyak dan lain-lain. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari
segi pemasangan, IUD harus melibatkan orang yang pada dasarnya tidak boleh
melihat kemaluan wanita meskipun dokternya wanita. Karena satu-satunya orang
yang berhak untuk melihatnya adalah suaminya dalam keadaan normal. Sedangkan
pemasangan IUD sebenarnya bukanlah hal darurat yang membolehkan orang lain
melihat kemaluan wanita meski sesama wanita. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selain
itu salah satu fungsi IUD adalah membunuh sprema yang masuh selain berfungsi
menghalagi masuknya sprema itu ke dalam rahim. Beberapa produk IUD saat ini
terbuat dari bahan yang tidak kondusif bagi zygote sehingga bisa membunuhnya
dan proses kehamilan tidak terjadi. Dengan demikian, maka sebagian metode IUD
itu telah menyalahi ajaran syariah Islam karena melakukan pembunuhan atas
zygote yang terbentuk dengan menciptakan ruang yang tidak kondusif kepadanya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>5. Tubektomi /Vasektomi <o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Mekanisme Kerja<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tubektomi
pada wanita atau vasektomi pada pria ialah setiap tindakan ( pengikatan atau
pemotongan) pada kedua saluran telur(tuba fallopii) wanita atau saluran vas
deferens pria yang mengakibatkan orang/ pasangan bersangkutan tidak akan
mendapat keturunan lagi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kontrasepsi
itu hanya dipakai untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat
dipulihkan kembali/reversibel. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perkumpulan
kontrasepsi mantap Indonesia menganjurkan 3 syarat untuk menjadi akseptor
kontrasepsi ini yaitu syarat : sukarela, bahagia dan sehat. Syarat sukarela
meliputi antara lain pengetahuan pasangan tentang cara-cara kontrasepsi, risiko
dan keuntungan kontrasepsi mantap dan pengetahuan tentang sifat permanennya
cara kontrasepsi ini. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bahagia
dilihat dari ikatan perkawinan yang syah dan harmonis, umur istri
sekurang-kurangnya 25 tahun dengan sekurang-kurangnya 2 orang anak hidup dan
anak terkecil berumur lebih dari 2 tahun. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Para
ulama sepakat mengharamkannya karena selama ini yang terjadi adalah pemandulan,
meski ada keterangan medis bahwa penggunanya masih bisa dipulihkan. Namun
kenyataan lapangan menunjukkan bahwa para penggunanya memang tidak bisa lagi
memiliki keturunan selamanya. Pada titik inilah para ulama mengahramkannya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>6. Morning-after pill <o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Mekanisme kerja<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Morning-after
pill atau kontrasepsi darurat adalah alat kontrasepsi pil yang mengandung
levonogestrel dosis tinggi, digunakan maksimal 72 jam setelah senggama.
Keamanan pil ini sebenarnya belum pernah diuji pada wanita, namun FDA (Food and
Drug Administration) telah mengijinkan penggunaannya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cara
kerja kontrasepsi darurat ini adalah menghambat ovulasi, artinya sel telur
tidak akan dihasilkan. Selain itu dia merubah siklus menstruasi, memundurkan
ovulasi. Dan juga melakukan proses mengiritasi dinding uterus, sehingga jika
dua metode di atas tidak berhasil dan telah terjadi ovulasi, maka zigot akan
mati sebelum zigot tersebut menempel di dinding uterus. Pada kasus ini pil ini
disebut juga “chemical abortion”. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efek
samping kontrasepsi darurat antara lain
adalah Mual, muntah, infertil (mandul), nyeri di payudara, kehamilan ektopik
yang dapat mengancam nyawa, terjadi pembekuan darah. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Khasiat
pil ini dalam mencegah kehamilan yang tidak diinginkan mencapai 85%. Di AS
kehamilan yang dicegah melalui pil ini mencapai 1,7 juta pertahunnya. Di AS pil
ini dapat dijumpai di apotek-apotek bahkan di toilet sekolah di AS. Sedangkan
di Indonesia tampaknya belum begitu populer dengan pil ini. Bahkan dokter pun
sangat jarang merekomendasikan pil ini. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Morning-after
pill ini pun bisa dengan mudah disalah-gunakan oleh pasangan tidak resmi karena
cara penggunaannya setelah persetubuhan terjadi. Dimana pasangan tidak syah
bila “kecelakaan” bisa saja mengkonsumsinya dan kehamilan pun tidak terjadi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam
metodenya ada unsur mematikan zygote apabila penghambatan ovulasi dan perubahan
siklus menstruasi tidak berhasil. Dan sebagaimana telah dibahas sebelumnya,
pembunuhan zygote adalah dilarang. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span></div>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebenarnya masih banyak lagi alat-alat kontrasepsi
lainnya yang belum sempat terbahas disini dan juga maish dalam kajian kami
berkaitan dengan hukumnya. Insya pada kesempatan lain akan kami sempurnakan.</span></span><br />
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selesai.</span></span><br />
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></span>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maraji' :</span></span><br />
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fiqh Kontemporer. Ahmad Sarwat, Lc. Penerbit DU Center.</span></span><br />
</div>
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-L_tdai-LAaE%2FTafJuNiMK6I%2FAAAAAAAAAAM%2FLECADSj8lj4%2Fs1600%2Fmacam-macam-kontrasepsi.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" -->Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-43428577465373827802013-04-13T15:01:00.002+08:002013-04-13T15:01:15.160+08:00Mencegah Kehamilan (2)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="336" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" width="400" /></a></div>
<h6>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></span></h6>
<h6>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Alat-alat
Kontrasepsi dan hukumnya<o:p></o:p></span></span></h6>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebenarnya
di masa ini banyak sekali jenis dan metode dari alat kontrasepsi ini dalam
dunia kedokteran. Sehingga agak sulit bagi kami untuk membahas semuanya satu
persatu. Disini hanya kami bahas beberapa saja dan sekalian kami lengkapi
dengan kesimpulan hukumnya menurut syariat Islam. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span dir="LTR"></span><b><span lang="EN-GB"><span dir="LTR"></span>1.
Pantang Berkala <o:p></o:p></span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<h6>
<span lang="EN-GB" style="font-weight: normal;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">a.
Mekanisme kerja<o:p></o:p></span></span></h6>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menentukan
masa subur istri ada tiga patokan yang diperhitungkan pertama:ovulasi terjadi
14+2 hari sesudah atau 14-2 hari sebelum haid yang akan datang; kedua : sperma
dapat hidup dan membuahi dalam 48 jam setelah ejakulasi; ketiga: ovum dapat
hidup 24 jam setelah ovulasi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jadi,
jika konsepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3
hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi terjadi.
<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam
praktek, sukar untuk menetukan saat ovulasi dengan tepat. Hanya sedikit wanita
yang mempunyai daur haid teratur; lagi pula dapat terjadi variasi, lebih-lebih
sesudah persalinan, dan pada tahun-tahun menjelang menopause. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun
metode ini dalam beberapa kasus memiliki efek psikologis yaitu bahwa pantang
yang terlampau lama dapat menimbulkan frustasi. Selain itu kegagalan metode ini
sangat besar kemungkinannya karena sulit untuk menerapkan disiplin kalender
ini. Selain juga tidak semua pasangan suami istri mengetahui dengan pasti cara
menghitungnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Metode
ini jelas dibolehkan dalam Islam asal niatnya benar. Misalnya untuk mengatur
jarak kelahiran dan menjaga kondisi ibu. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>2. Spermatisid <o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Mekanisme kerja: <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Preparat
spermatisid terdiri atas 2 komponen yaitu bahan kimia yang mematikan sperma
(biasanya nonilfenoksi polietanol), dan medium yang dipakai berupa tablet, krim
atau agar. Tablet busa atau agar diletakkan dalam vagina, dekat serviks.
Gerakan-gerakan senggama akan menyebarkan busa meliputi serviks, sehingga
secara mekanis akan menutupi ostium uteri eksternum dan mencegah masuknya
sperma ke dalam kanalis servikalis. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sering
terjadi kesalahan dalam pemakaiannya di antaranya krim atau agar yang dipakai
tidak cukup banyak, pembilasan vagina dalam 6-8 jam setelah senggama yang
menyebabkan daya guna kontrasepsi ini berkurang. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efek
sampingan yang bisa ditimbulakn adalah meskipun jarang bisa terjadi reaksi
alergi. Juga rasa tidak enak dalam pemaiakannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bila
ditilik dari segi proses pencegahannya, salah satu metodenya adalah dengan
mematikan sperma selain mencegah masuknya. Ketika metode yang digunakan sekedar
mencegah masuknya sperma agar tidak bertemu dengan ovum, para ulama masih
membolehkan. Namun bila pil tersebut berfungsi juga untuk mematikan atau
membunuh sperma, maka umumnya para ulama tidak membolehkannya. Meski masih
dalam bentuk sperma, namun tetap saja disebut pembunuhan. Sebagian ulama ada
yang berpendapat bahwa sperma itu tetap harus dihormati dengan tidak membunuhnya.
Sebagian ulama lainnya mengatakan bila sprema telah membuahi ovum dan menjadi
janin, barulah diharamkan untuk membunuhnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>3. Kondom <o:p></o:p></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a. Mekanisme kerja<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menghalangi
masuknya sperma ke dalam vagina. Pada dasarnya ada 2 jenis kondom, kondom kulit
dan kondom karet. Kondom kulit dibuat dari usus domba. Kondom karet lebih
elastis, murah, sehingga lebih banyak dipakai. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara
teoritis kegagalan kondom terjadi ketika kondom tersebut robek oleh karena
kurang hati-hati, pelumas kurang atau karena tekanan pada waktu ejakulasi. Hal
lain yang berpengaruh pemakaian tidak teratur, motivasi, umur, paritas, status
sosio-ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun
keuntungan kondom adalah murah, mudah didapat (tidak perlu resep dokter), tidak
memerlukan pengawasan, mengurangi kemungkinan penularan penyakit kelamin. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Efek
samping yangsering ditimbulkan antara lain adalah reaksi alergi terhadap kondom
karet meski insidensnya kecil. Selain itu juga ada kontra Indikasi: alergi
terhadap kondom karet <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b. Hukum <o:p></o:p></span></span></div>
<span lang="EN-GB"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagaimana disebutkan di atas, maka kondom tidak
termasuk membunuh sperma tetapi sekedar menghalangi agar tidak masuk dan
bertemu dengan ovum sehingga tidak terjadi pembuahan.</span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bersambung.....</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maraji' :</span><br />
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fiqh Kontemporer. Ahmad sarwat, Lc. Penerbit DU Center.</span></div>
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2F1.bp.blogspot.com%2F-L_tdai-LAaE%2FTafJuNiMK6I%2FAAAAAAAAAAM%2FLECADSj8lj4%2Fs1600%2Fmacam-macam-kontrasepsi.jpg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi9ldE5b2e70d_X4htG8ktLb7Td329WHsHgs7PX84PWL_2QASWbzQVwNts8zArEMBP6baEGy0vaPIIDD9SHuQC02QxD8qXCF0nNkaH-1NnAvS0RlFu_0iit2EmDphf901XSAz1PRVVAEb8/s1600/macam-macam-kontrasepsi.jpg" -->Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-76956639476408406392013-04-13T12:59:00.001+08:002013-04-13T14:52:17.530+08:00Mencegah Kehamilan (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEi9J15GV8UOm_y-XRTnjbkiWAVjMbY1SSZe3Ig9SyB_EFw6xSWLKk0Rj5eZhADDEPaKaPdTzdn_ecHsc_fXyJtycD3OqUO0okJMwk7R22cH-tXiTGDxywFt-E5gfBKcy7Xr3iXSPJRae4EO-9MTnhCThrWErCt6nYM=" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="424" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEi9J15GV8UOm_y-XRTnjbkiWAVjMbY1SSZe3Ig9SyB_EFw6xSWLKk0Rj5eZhADDEPaKaPdTzdn_ecHsc_fXyJtycD3OqUO0okJMwk7R22cH-tXiTGDxywFt-E5gfBKcy7Xr3iXSPJRae4EO-9MTnhCThrWErCt6nYM=" width="640" /></a></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<br />
<h3 align="right" style="margin-bottom: 1.25in; margin-left: 0in; margin-right: 0in; margin-top: 0in; mso-list: none; tab-stops: .5in; text-align: right; text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></h3>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Islam
sangat menganjurkan umatnya untuk memiliki keturunan untuk dididik dengan baik
sehingga mengisi alam semesta ini dengan manusia yang shalih dan beriman. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejak
dari memilih calon istri, Rasulullah SAW mengisyaratkan untuk mendapatkan istri
yang punya potensi untuk memiliki anak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoHeading7">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>"Nikahilah
wanita yang banyak anaknya karena aku (Rasulullah SAW) berlomba dengan umat
lainnya dalam banyaknya umat pada hari qiyamat (HR. Ahmad dan Ibnu Hibban)."</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeading7">
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></i></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;">Namun perintah memilih wanita yang subur sebanding dengan perintah untuk
memilih wanita yang shalihah dan baik keislamannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeading7">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Dunia itu
adalah kesenangan dan sebaik-baik kesenangan adalah wanita yang shalihah. </i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam hadits lain disebutkan :<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoHeading7">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Wanita itu
dinikahi karena empat hal : karena agamanya, nasabnya, hartanya dan
kecantikannya. Maka perhatikanlah agamanya kamu akan selamat.</i><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;">Dalam pandangan Islam, anak merupakan karunia dan rezeki sekaligus yang
harus disyukuri dan disiapkan dengan sebaik-baiknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;">Namun hal itu tidak berarti kerja orang tua hanya sekedar memproduksi
anak saja. Masih ada kewajiban lainnya terhadap antara lain mendidiknya dan
membekalinya dengan beragam ilmu dan hikmah. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<i><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 10.0pt; mso-ansi-language: EN-US;">Dan hendaklah takut
kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka
anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
QS. An-Nisa : 9)<o:p></o:p></span></i></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 10.0pt;"> <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Selain menganjurkan memperbanyak anak, Islam juga
memerintahkan untuk memperhatikan kualitas pendidikan anak itu sendiri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-font-size: 10.0pt;">Dan diantara metode untuk mengotimalkan pendidikan
anak adalah dengan mengatur jarak kelahiran anak. Hal ini penting mengingat
bila setiap tahun melahirkan anak, akan membuat sang ibu tidak punya kesempatan
untuk memberikan perhatian kepada anaknya. Bahkan bukan perhatian yang
berkurang, nutrisi dalam bentuk ASI yang sangat dibutuhkan pun akan berkurang.
Padahal secara alamiyah, seorang bayi idealnya menyusu kepada ibunya selama dua
tahun meski bukan sebuah kewajiban. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="terjemah">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; mso-ansi-language: EN-US;"><i>Dan Kami perintahkan kepada manusia
kepada dua orang ibu-bapanya;
ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah,
dan menyapihnya dalam dua tahun .
Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua
orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.</i>(QS. Lukman : 14) <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Inilah
motivasi yang paling bisa diterima oleh syariat berkaitan dengan pencegahan
sementara atas kehamilan. Sedangkan pencegahan kehamilan karena motivasi karena
takut miskin atau takut tidak mendapatkan rezeki akibat persaingan hidup yang
semakin ketat, tidak bisa diterima oleh Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena
ketakutan itu sama sekali tidak berdasar dan hanya hembusan dan syetan atau
oang-orang kafir yang tidak punya iman di dalam dada. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena
jauh sebelum bumi ini dihuni oleh manusia, Allah sudah menyiapkan semua sarana
penunjang kehidupan. Hewan dan tumbuhan sudah disiapkan untuk menjadi rezeki
bagi manusia. Allah sudah menjamin ketersediaan makanan dan minuman serta semua
sarana penunjang kehidupan lainnya di bumi ini. <o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Dan
tidak ada suatu binatang melata pun di
bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya, dan Dia mengetahui tempat
berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya . Semuanya tertulis dalam Kitab
yang nyata</i> (QS. Huud : 6).<o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Dan berapa
banyak binatang yang
tidak membawa rezkinya
sendiri. Allah-lah yang memberi rezki kepadanya dan kepadamu dan Dia
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui</i>.(QS. Al-Ankabut : 60)<o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sehingga
membunuh anak karena motivasi takut lapar dan tidak mendapat rizki adalah
perkara yang diharamkan oleh Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Dan
janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan
memberi rezki kepadamu dan kepada mereka</i>(QS. Al-An`am : 151)<o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Dan
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan
memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka
adalah suatu dosa yang besar.</i>(QS. Al-Isra : 31)<o:p></o:p></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Secara
umum pencegahan kehamilan itu hukum dibolehkan, asal memenuhi dua persyaratan
utama : <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Motiv<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Motivasi
yang melatar-belakanginya bukan karena takut tidak mendapat rezeki. Yang
dibenarkan adalah mencegah sementara kehamilan untuk mengatur jarak kelahiran
itu sendiri. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Atau
karena pertimbangan medis berdasarkan penelitian ahli medis berkaitan dengan
keselamatan nyawa manusia bila harus mengandung anak. Dalam kasus tertentu,
seorangwanita bila hamil bisa membahayakan nyawanya sendiri atau nyawa anak
yang dikandungnya. Dengan demikian maka dharar itu harus ditolak. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-indent: 0in;">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Metode atau alat pencegah kehamilan<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Metode
pencegah kehamilan serta alat-alat yang digunakan haruslah yang sejalan dengan
syariat Islam. Ada metode yang secara langsung pernah dicontohkan langsung oleh
Rasulullah SAW dan para shahabat dan ada juga yang memang diserahkan kepada
dunia medis dengan syarat tidak melanggar norma dan etika serta prinsip umum
ketentuan Islam. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Contoh
metode pencegah kehamilan yang pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW adalah
Azl. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 0in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَنْ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">جَابِرٍ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">قَالَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">كُنَّا</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">نَعْزِلُ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَلَى</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَهْدِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">النَّبِيِّ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">صَلَّى</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">اللَّه</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَلَيْهِ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">وَسَلَّمَ</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;"> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">وَالْقُرْآنُ يَنْزِلُ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-GB"><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="terjemah">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="EN-GB">Dari
Jabir berkata:” Kami melakukan ‘azl di masa Nabi saw sedang Al-Qur’an turun:
(HR Bukhari dan Muslim) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA"><o:p></o:p></span></span></div>
<div class="terjemah">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: justify; text-indent: 0in; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَنْ جَابِرٍ قَالَ كُنَّا نَعْزِلُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ
صَلَّى اللَّه</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span> </span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَلَغَ ذَلِكَ
نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="AR-SA"><span dir="LTR"></span>
</span><span lang="AR-SA" style="font-size: 11.0pt; mso-ansi-font-size: 12.0pt; mso-ascii-font-family: Garamond; mso-hansi-font-family: Garamond;">وَسَلَّمَ فَلَمْ
يَنْهَنَا *</span><span dir="LTR"></span><span dir="LTR" lang="EN-GB"><span dir="LTR"></span> <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="terjemah">
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari
Jabir berkata: ”Kami melakukan ’azl di masa Rasulullah saw, dan Rasul
mendengarnya tetapi tidak melarangnya” (HR muslim). <o:p></o:p></span></div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Sedangkan metode di zaman ini yang tentunya belum
pernah dilakukan di zaman Rasulullah SAW membutuhkan kajian yang mendalam dan
melibat para ahli medis dalam menentukan kebolehan atau keharamannya.</span><br />
<div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Bersambung....</span></div>
<div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;"><br /></span></div>
<div>
<span lang="EN-GB" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-language: EN-US;">Maraji' : </span></div>
<div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Fiqh Kontemporer. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ahmad </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sarwat</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">.</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penerbit DU Center.</span></div>
</div>
<!-- Blogger automated replacement: "http://images-onepick-opensocial.googleusercontent.com/gadgets/proxy?container=onepick&gadget=a&rewriteMime=image%2F*&url=http%3A%2F%2Fdeltapapa.files.wordpress.com%2F2008%2F07%2Fbaby62.jpeg" with "https://blogger.googleusercontent.com/img/proxy/AVvXsEi9J15GV8UOm_y-XRTnjbkiWAVjMbY1SSZe3Ig9SyB_EFw6xSWLKk0Rj5eZhADDEPaKaPdTzdn_ecHsc_fXyJtycD3OqUO0okJMwk7R22cH-tXiTGDxywFt-E5gfBKcy7Xr3iXSPJRae4EO-9MTnhCThrWErCt6nYM=" -->Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-63066437548355539172013-04-12T12:05:00.002+08:002013-04-12T12:05:38.487+08:00Berita (Bisa) Bohong<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<h1 class="storytitle" style="color: #603913; font-family: VollkornRegular, Geneva, sans-serif; font-size: 40px; font-weight: normal; letter-spacing: -2px; margin: 0px; padding: 0px;">
<br /></h1>
<div class="meta" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 11px; margin: 0px 0px 10px; padding: 0px;">
<span style="font-size: 14px; line-height: 1.5em;">Oleh : Cahyadi Takariawan</span></div>
<div class="storycontent" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin: 0px; padding: 0px;">
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Hati-hati menyebar berita. Hati-hati mendengar berita.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Berita dalam kehidupan masyarakat saat ini telah dikemas dalam berbagai produk, dalam berbagai variasi dan corak yang sangat luas dan terus berkembang. Hal yang penting mendapat perhatian adalah, berita tidak boleh disuguhkan dengan prinsip dan cara-cara yang melanggar etika. Di antara etika dalam kaitannya dengan informasi adalah prinsip keadilan, kebenaran, kejujuran, serta ketepatan. Berita harus disampaikan secara benar, tidak mengandung fitnah atau hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran.<span id="more-230" style="margin: 0px; padding: 0px;"></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Allah telah berfirman:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil</em>” (Al Ma’idah: 8).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Berita harus dikemas secara adil, sebagaimana Al Qur’an telah memerintahkan agar berlaku adil:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa</em>” (Al Ma’idah: 8).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Berita harus disampaikan secara jujur, tidak mengandung kebohongan atau hal yang dibuat-buat dan diada-adakan, semata-mata karena ingin membuat sensasi dan meraih keuntungan pasar. Rasulullah saw telah bersabda:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Sesungguhnya kejujuran itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu menghantarkan kepada surga. Seseorang membiasakan dirinya dengan kejujuran sehingga tercatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sedangkan dusta membawa kepada keburukan dan keburukan menghantarkan kepada neraka. Seseorang membiasakan diri dengan dusta sehingga tercatat di sisi Allah sebagai pendusta</em>” (riwayat Bukhari dan Muslim).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Islam sangat memperhatikan nilai berita, dan sejak dahulu dikenal memiliki tradisi ilmiah yang mengagumkan dalam penyuguhan informasi. Islam mengenal kedisiplinan dalam jalur riwayat, yaikni dengan adanya <em style="margin: 0px; padding: 0px;">syuruthur rawi </em>dan <em style="margin: 0px; padding: 0px;">amanatun naqli</em>. Rawi, yaitu orang yang membawa berita atau informasi, dikenakan beberapa syarat, seperti <em style="margin: 0px; padding: 0px;">al ‘adalah </em>(berkelakuan baik), <em style="margin: 0px; padding: 0px;">adh dhabth </em>(kuat ingatan), <em style="margin: 0px; padding: 0px;">salim minasy syudzudz wal ‘illah </em>(tidak ada keanehan dan kecacatan dalam beritanya).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Demikian pula tradsisi <em style="margin: 0px; padding: 0px;">amanatun naqli </em>yakni sebentuk kejujuran ilmiah dalam hal mencatat pendapat atau interpretasi yang dikemukakan oleh seorang mujtahid. Dengan tradisi ilmiah seperti ini akan mempersempit kemungkinan manipulasi pendapat, sebab setiap pendapat dapat dilacak sampai sumber asalnya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Tradisi ilmiah ini akan menjauhkan diri dari <em style="margin: 0px; padding: 0px;">qala wa qila </em>(katanya-katanya) dalam menyerap dan menerima berita, tidak sebagaimana banyak berita yang berkembang di media massa pada umumnya yang tidak memiliki kedisiplinan ilmiah dalam pengambilan data.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Penilaian atas kualitas pembawa berita merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah atas validitas sebuah berita. Demikian pula, kebersambungan sanad periwayatan, memungkinkan berita terjaga keasliannya, bukan dengan perkiraan atau rekayasa bahasa. Kita mengenal ada hadis dengan derajat <em style="margin: 0px; padding: 0px;">sahih</em>, karena diriwayatkan oleh orang-orang yang dipercaya, baik akhlaqnya, kuat ingatannya, juga bersambung jalur periwayatannya. Kita mengenal hadits dengan derajat <em style="margin: 0px; padding: 0px;">hasan</em> karena diriwayatkan oleh orang yang kurang kuat ingatannya. Juga ditemukan istilah hadits <em style="margin: 0px; padding: 0px;">dhaif </em>atau lemah karena diriwayatkan oleh orang yang tidak baik perilakunya, atau memiliki catatan dalam akhlaq.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Inilah prinsip ilmiah dalam penilaian berita. Kita bisa melacak dari sejarah kenabian, bahwa pernah terjadi informasi bohong yang mendiskreditkan Ummul Mukminin Aisyah Ra. Pada waktu itu, media penyebaran informasi hanyalah dari mulut ke mulut, dan belum berkembang teknologi informasi sebagaimana hari ini. Kita bisa membayangkan bagaimana kacau dan keruhnya suasana jika berita bohong semacam itu terekspos besar-besaran di mediua massa. Pengaruhnya akan sangat hebat di masyarakat. Allah sampai memberikan teguran atas peristiwa tersebut:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu juga. Janganlah kamu kira bahwa berita bohong itu buruk bagi kamu, bahkan ia adalah baik bagi kamu</em>” (An Nur:11).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Berita bohong tersebut dibawa oleh Abdullah bin Ubay bin Salul, seorang tokoh munafik, untuk menjatuhkan wibawa keluarga Nabi Allah dengan cara-cara yang amat hina. Akan tetapi justru karena adanya berita bohong tersebut pada akhirnya akan menyingkap hakikat kesucian dan kemuliaan Aisyah di hadapan Allah, maka berita bohong itupun berbalik menjadi sebuah kebaikan. Akan tetapi Allah menegur sikap beberapa kalangan kaum muslimin yang mendapatkan berita bohong tersebut:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan tidak berprasangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) berkata: Ini adalah suatu berita bohong yang nyata</em>” (An Nur: 12).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">Dan mengapa kamu tidak berkata, di waktu mendengar berita bohong itu: Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini. Mahasuci Engkau (ya Tuhan kami), ini adalah dusta yang besar</em>” (An Nur: 16).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Ayat-ayat di atas memberikan sebuah tuntunan perilaku bagi masyarakat, apabila menerima sebuah berita hendaklah mereka kritis dan tidak terjebak dalam sensasi murahan. Pada contoh kisah berita bohong tersebut, ada banyak pelajaran yang bisa kita dapatkan. Pertama, adanya kenyataan bahwa orang-orang dengan kebaikan sekaliber Ummul Mukminin Aisyah saja bisa mendapatkan fitnah dengan kebohongan yang sangat keji. Artinya, pemberitaan menyangkut pibadi seseorang bisa jadi merupakan pembunuhan karakter yang dilakukan dan direkayasa oleh kelompok tertentu untuk maksud-maksud tertentu.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Kedua, bahwa masyarakat di zaman Nabi juga memiliki peluang untuk terpedaya oleh adanya berita. Perhatikan teguran keras dari Allah berikut:</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
“<em style="margin: 0px; padding: 0px;">(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya sesuatu yang ringan saja. Padahal itu di sisi Allah adalah besar</em>” (An Nur: 15).</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Ayat di atas memberikan teguran dan sekaligus tuntunan moral yang amat agung tentang bagaimana mensikapi pemberitaan. Masyarakat harus cermat menangkap berita, dan tidak cepat menyebarluaskan berita hanya karena ada sensasi di dalamnya, tanpa melakukan klarifikasi terhadap apa yang sesungguhnya terjadi. Realitas masyarakat kita dewasa ini, opini dan persepsi mereka dibentuk oleh media massa, sementara sajian dalam media massa tersebut belum bisa dipastikan validitasnya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Apabila berita bohong, gosip, isu dan lain sebagainya yang tidak jelas serta tidak memiliki sandaran kebenaran, disebarkan lewat media informasi cetak maupun elektronik, akan punya peluang memakan korban yang banyak untuk saat ini. Masyarakat menelan berita yang didapatkan dari berbagai media, untuk kemudian membentuk persepsi, opini bahkan sikap dan perilakunya. Jika tidak berhati-hati, akan mudah terjebak ke dalam tuduhan kepada seseorang atau sekelompok orang padahal berita tersebut penuh kebohongan.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Maka mari berhati-hati…. Banyak berita simpang siur di sekitar kita, tentang apa saja. Tentang artis, tentang selebritis, tentang politisi, tentang pejabat….</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Ternyata berkembang pula berita sekitar dakwah, tentang qiyadah, tentang keluarga qiyadah, dan berbagai sepak terjang mereka. Berkembang pula berita tentang rapat, pertemuan, musyawarah yang semestinya tidak boleh beredar, karena bukan konsumsi publik.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Jika tidak berhati-hati, akan membawa dampak keterpecahan kesatuan dan kohesivitas dalam dakwah. Bisa memunculkan kegoyahan kepercayaan kepada qiyadah, dan kepada sesama aktivis dakwah. Tanpa harus mencari-cari siapa yang bersalah, namun semua pihak harus melakukan introspeksi agar lebih proporsional dan bijak dalam mensikapi sebuah berita.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding: 0px;">
Karena, berita bisa juga bohong...</div>
</div>
</div>
Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-72001307489154902852011-11-20T21:54:00.000+08:002011-11-20T21:54:23.945+08:00Syariat Islam dan Tantangan Zaman<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<h1 style="background-color: ghostwhite; border-bottom-color: rgb(255, 140, 0); border-bottom-style: dashed; border-bottom-width: 1px; clear: both; font-family: verdana; font-size: 25px; height: auto; margin-bottom: 3px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; width: 609px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 22px;">Bagi kaum Muslim, penerapan Syariat Islam menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, baik secara pribadi, keluarga, masyarakat, maupun negara. Ibadah shalat, zakat, haji, pernikahan, perdagangan, dan sebagainya, adalah sebagian aspek kehidupan yang terikat erat dengan syariat. Namun, harus diakui, ada saja sementara orang Muslim sendiri yang syariat-fobia.</span></h1><div class="post-content-single" style="background-color: ghostwhite; clear: both; font-family: verdana; font-size: 12px; height: auto; line-height: 22px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; width: auto;">Faraj Fawdah, seorang tokoh liberal Mesir, dalam salah satu acara debat pernah menyatakan: “Secara sederhana saya menolak penerapan Syariat Islam, apakah ia dilakukan sekaligus atau step by step… karena saya melihat dalam penerapan Syariat Islam terkandung (konsep) dawlah diniyah (negara agama)… barang siapa menerima negara agama maka ia dengan sendirinya dapat menerima applikasi Syariat Islam… dan barangsiapa menolaknya maka dia menolak penerapan Syariat Islam.” (Ahmad Jawdah, Hiwarat Hawla al-Syari’ah, h.14).<br />
Diantara sebagian argumen yang dikemukakan untuk menolak syariat Islam adalah bahwa hukum Islam yang ada sekarang tidak sensitif dan responsif terhadap perkembangan zaman. Hukum-hukum Islam dikandung dalam al-Qur’an dan dielaborasi oleh oleh para faqih dan mufassir sudah ketinggalan zaman; ia tidak dapat menciptakan kebaikan dan kemaslahatan bagi umat manusia hari ini. Padahal, kata mereka ‘kemaslahatan’ merupakan tujuan dan asas dari Syariat itu sendiri. Apabila sesuatu hukum itu tidak lagi mampu menciptakan kemaslahatan, maka sudah selayaknya ditinggalkan saja dan diganti dengan hukum lain yang lebih dapat mewujudkan kemaslahatan. Untuk memperkuat argumen ini mereka gunakan teori ‘Maqasid syariah’ yang dikembangkan dan dipopularkan oleh al-Syatibi.<br />
Leonard Binder mengungkap pandangan semacam itu (1988:4) “the language of the Qur’an is coordinate with the essence of revelation, but the content and meaning of revelation is not essentially verbal. Since the words of the Qur’an do not exhaust the meaning of revelation, there is a need for an effort at understanding which is based on the words, but which goes beyond them, seeking that which is represented or revealed language.”<br />
Jadi, kata mereka, yang penting dalam memahami ayat-ayat al-Quran adalah esensinya; bukan makna literalnya. Yang penting tujuannya, bukan bentuk hukumannya. Dr. Yusuf Qaradawi menggelar mereka sebagai kaum neo-Mu’attalah (orang yang mengabaikan nash-nash al-Qur’an). Kelompok ini kata al-Qaradawi selalu menggunakan konsep Maqasid Syariah sebagai alasan untuk tidak berpegang kepada nash al-Qur’an yang oleh para ulama dikategorikan valid dalam hal transmisi (qat’i al-wurud) dan juga valid dalam hal maknanya (qat’iy al-dilalah). Dalam kerangkan berpikir inilah para kaum esensialis ini akhirnya menolak hukum hudud, qishas, jilbab, hukum waris, poligami dan sebagainya.<br />
Argumen esensialis<br />
Menurut hemat saya kerangka berpikir kaum esensialis ini dibangun atas dua fondasi. Pertama, pandangan mereka bahwa al-Qur’an adalah merupakan respon langsung kepada struktur sosial-budaya yang patriarki, sistem ekonomi yang opresif, politik yang despotik dan koruptif masyarakat Arab ketika itu. Sebagai jawaban terhadap sistem ini diturunkanlah al-Qur’an dengan sistem hukum yang bersifat transformatif, liberatif dan emansipatif, egalitarianisme, dan humanisasi yang sebenarnya tujuan utamannya dalah menciptakan keadilan (al-adalah) dan persamaan (al-musawah), pembebasan (al-hurriyah), serta perdamaian dan kerukunan (as-salamah, al-maslahah).<br />
Dalam konteks ini Fazlur Rahman(1979:2) pernah menuliskan: “The Qur’an is the divine response to Qur’anic times, through the Prophet’s mind, to the moral-social situation of the Prophet’s Arabia, particularly to the problems of the commercial Meccan society of his day.”<br />
Dengan kata lain hukum-hukum yang terkadung dalam al-Qur’an itu sangat dipengaruhi dan dipenuhi oleh nuansa masyarakat Arab ketika itu. Sistem hukum yang dibangunnya pun adalah merefleksikan sturuktur sosial-budaya, serta ekonomi dan politik masyarakat abad ketujuh. Berdasarkan hal ini, katanya, maka adalah salah besar bagi mereka untuk mengadopsi dan selanjutnya mengaplikasikan hukum ini pada zaman sekarang, karena ia sudah tidak sesuai lagi.<br />
Saat menyinggung hukum Islam yang berhubungan dengan urusan publik seperti hukum hudud, qisas, dan yang sejenisnya, pemikir liberal Abdullah an-Na’im (1990:59) mengatakan bahwa: “the public law of Shari’a was fully justified and consistent with historical context. But it does not make it justified and consistent with present context. Furthermore, given the concrete realities of the modern nation-state and present international order, these aspects of the public law of Shari’a are no longer politically tenable.”<br />
Kedua, — masih berhubungan dengan argumen pertama – digunakannya prinsip Maqasid Syari’ah. Banyak kaum liberal berpendapat bahwa setiap hukum yang diperintahkan Allah mempunyai tujuan/maqasid utama. Tujuan itu adalah kemaslahatan manusia. Kata Fazlur Rahman: “The Qur’an always explicates the objectives or principles that are the essence of its law.” (1979:154).<br />
Seorang cendekiawan Indonesia, murid Fazlur Rahman pernah berendapat, bahwa bagi mayarakat Arab, hukum potong tangan bagi pencuri dan rajam bagi penzina dapat menciptakan kemasalahatan bagi masyarakat ketika itu. Karena dalam masyarakat yang kasar dan ganas, katanya, hukuman seperti itulah yang pantas dan layak untuk dilaksanakan. (Abdullah Saeed, 1997:286). Muhammad ‘Abid al-Jabiri menulis, bahwa “(hukum) potong tangan merupakan peraturan rasional yang sangat tepat untuk masyarakat baduwi padang pasir yang penduduknya hidup tanpa ikatan dan nomadik.” (1996:171).<br />
Nash dan Tujuan Syariat<br />
Ulama bersepakat, bahwa antara nash dan tujuan (maqasid), tidak dapat dipisahkan. Imam al-Ghazali yang kemudian mensistemasikan Maqasid Syariah ini menjadi tiga kategori: daruriyyat, hajiyyat, dan tahsiniyyat. (Shifa’ al-Ghalil, h. 161-172). Teori ini kemudian oilanjutkan oleh Fakhruddin al-Razi. Dalam tulisannya, dia menyatakan bahwa: “Hal ini (maksudnya maslahah) mestilah menjadi bagian dari Syariat, karena tujuan utama seluruh hukum yang diperintahkan Allah adalah untuk memelihara dan menjaga kemaslahatan (masalih).” (Al-Mahsul, 1992, 6:165). Ibn Taymiyah juga menekankan hal yang sama: “Bahwa Shariat hadir untuk menjamin kemaslahatan dan menghindarkan kerusakan.” (Majmu’ Fatawa, t.t., 20: 48).<br />
Pergantian masa tidak lantas menjadikan konsep kemaslahatan ini berubah. Ia tetap menjadi pegangan para ahli hukum Islam dan aktivis Islam kontemporer dalam menjabarkan kandungan Syariat Islam. Disinilah letak kekeliruan kaum esensialis yang secara membabi buta menuduh kelompok pro-Syariat sebagai literalis yang mengorbankan prinsip maqasid.<br />
Muhammad Qutb menulis: “Pemimpin yang dipercaya mestilah berbuat sesuai dengan (prinsip) mashalih al-mursalah agar supaya dia tidak mengetepikan tujuan akhir Syariat (Maqashid al-Syari’ah). Pemimpin berhak untuk beradaptasi dengan berbagai isu yang berubah seiring dengan perubahan waktu dan tempat. Akan tetapi dia hendaklah berpegang pada (prinsip) maqasid sebagai standar hukum dalam membuat keputusan.” (1991:39).<br />
Menurut al-Qaradawi: “Adapun nas yang secara transmisi dan makna qath’iy tidak mungkin bertabrakan dengan maslahah qath’iyah. Karena sesama qath’iyyat tidak mungkin berlaku kontradiksi” (2000:143). Berdasarkan keyakinan inilah tak seorang ulama pun yang berani mengatakan hukum hudud, qisas, waris, jilbab, dan seterusnya tidak relevan lagi pada saat sekarang ini karena bertentangan dengan maslahah manusia.<br />
Muhammad al-Sid dalam bukunya al-Hudud (1996:9) menuliskan: “The application of the hudud is mandatory and no one h as the right to avoid or circumvent it in any way, otherwise it would be a denial of the divine attributes mentioned above and a terrible disobedience to God.” Ditempat lain dia juga menyatakan: “According to the Shari’ah, the hudud are immutable, mandatory and an integral part of legal system of the Islamic state.” (9-10) Di halaman lain dia kembali menegaskan: ‘All the Muslim jurists are unanimous that the hudud laws are not subject to change or alteration,” karena pertama ia berdasarkan ayat qath’yi al-tsubut wa al-dilalah (72)<br />
Anggapan bahwa hukum hudud tidak dapat mewujudkan kemaslahatan bagi manusia hari ini telah ditepis oleh banyak penulis. Sa’id Ramadan al-Buti (1992: 103; Raysuni, 2000: 45-49) menjelaskan bahwa salah satu unsur penting dari sesuatu hukuman adalah al-qaswah (keras). Kalaulah unsur ini hilang niscaya hilanglah makna sesuatu hukuman. Perlu diingat bahwa kekejaman hukuman itu sesuai dengan kekejaman yang dilakukan oleh si kriminal (the principle of retribution). Dengan begitu prinsip keadilan yang merupakan salah satu maqasid Syari’ah sudah terpenuhi.<br />
Imam Syatibi, tokoh yang mempopularkan teori Maqasid, dalam al-Muwafaqat, menyatakan: “Tidak ada perubahan padanya (pada hukum yang diperintahkan Allah secara jelas dan kategorikal), meskipun pandangan para mukallaf (orang dewasa) berbeda-beda. Maka tidak sah sesuatu yang baik berubah buruk dan buruk menjadi baik sehingga dikatakan misalnya: bahwa membuka aurat sekarang ini bukan lagi aib atau sesuatu yang buruk, dan oleh sebab itu wajar untuk dibolehkan. Atau semisal ini. Andaikan hal ini diterima, maka ia merupakan penasakhan (penghapusan) terhadap hukum yang sudah tetap dan kontiniu. Dan nasakh sesudah wafatnya Rasullah adalah sesuatu yang batil.” (Al-Muwafaqat, ed. Muhammad Muhyiddin ‘Abdul Hamid, 2:209)<br />
Itulah prinsip-prinsip pemikiran syariat Islam. Tentu, dalam aplikasinya, banyak syarat-syarat dan kebijakan yang harus dipenuhi, sesuai dengan ketentuan syariat itu sendiri. Kadangkala, karena salah paham, muncul syariat-fobia, ketakutan yang berlebihan terhadap syariat. Hukum qishas, misalnya, meskipun tegas dan keras, tetapi disertai dengan konsep ampunan dari ahli waris – konsep yang tidak dijumpai dalam hukum Barat. Hukum potong tangan, hanya bisa diterapkan dengan syarat-syarat dan batas yang ketat. Orang yang mencuri karena keterpaksaan akibat lapar, tidak dikenai sanksi hukum. Hukum rajam, mensyaratkan adanya empat saksi yang langsung menyaksikan peristiwa zina. Dan ini teramat sulit dipenuhi.<br />
Yang lebih penting, konsep syariat Islam lebih mengedepankan konsep keadilan, dan pencegahan, ketimbang sanksi hukuman. Pada akhirnya, sukses-tidaknya suatu penerapan hukum, juga ditentukan oleh kualitas takwa para hakim, penguasa, dan juga rakyat. Wallahu a’lam bil-shawab. (***)<br />
<br />
Sumber : http://insistnet.com/index.php?option=com_content&view=article&id=283:syariat-islam-dan-tantangan-zaman&catid=11:nirwan-syafrin</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-33686771183653318032011-11-20T21:31:00.000+08:002011-11-20T21:31:08.741+08:00Hadits Dhaif dan Maudhu’ Seputar Tahun Baru Hijriyah (1)<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><br />
<h1 style="background-color: ghostwhite; border-bottom-color: rgb(255, 140, 0); border-bottom-style: dashed; border-bottom-width: 1px; clear: both; font-family: verdana; font-size: 25px; height: auto; margin-bottom: 3px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; width: 609px;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12px; font-weight: normal; line-height: 22px;">Beberapa hari lagi kita memasuki tahun baru 1433 H. Menjelang pergantian tahun hijriyah atau tahun baru Islam dari 1432 H menuju 1433 H ini, BersamaDakwah berusaha mengetengahkan Hadits Dhaif dan Maudhu’ seputar Tahun baru Hijriyah.</span></h1><div class="post-content-single" style="background-color: ghostwhite; clear: both; font-family: verdana; font-size: 12px; height: auto; line-height: 22px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; width: auto;">Dengan adanya pembahasan Hadits Dhaif dan Maudhu’ Seputar Tahun Baru Hijriyah ini, diharapkan umat bisa terhindarkan dari amal dan keyakinan yang tidak berdasar. Pada kesempatan pertama ini akan dikemukakan satu hadits sebagai berikut :<br />
Matan Hadits 1<br />
من صام اخر يوم من ذي الحجة و اول يوم من المحرم فقد ختم السنة الماضية بصوم وافتتح السنة المستقبلة بصوم جعل الله له كفارة خمسين سنة<br />
Barangsiapa berpuasa di hari terakhir bulan Dzulhijjah dan awal Muharram, maka ia telah menutup tahun lalunya dengan puasa dan membuka tahun barunya dengan puasa. Allah menjadikan baginya kaffarah lima puluh tahun.<br />
Derajat Hadits<br />
Hadits di atas adalah maudhu’ (palsu). Ibnul Jauzi (Abdurrahman bin Abil Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ubaidillah al-Qurasyi) mengetengahkan hadits ini dalam Al-Maudhu’at dengan sanad sampai kepada Ibnu Abbas. Namun, di dalam sanadnya ada dua perawi pendusta dan pemalsu hadits.<br />
“Al-Harawi dan Wahb, keduanya adalah pendusta dan pemalsu hadits,” kata Ibnul Jauzi. As-Suyuthi dan Asy-Syaukani melakukan penilaian yang sama.<br />
Penjelasan dan Pelajaran<br />
Sebagian orang menjadikan hadits maudhu’ di atas sebagai dasar untuk berpuasa di hari terakhir bulan Dzulhijjah dan hari pertama bulan Muharram. Mereka menganggap bahwa dengan itu tercapailan keutamaan besar seperti disebutkan dalam hadits maudhu’ tersebut.<br />
Kadang logika juga ikut mencari-cari alasan untuk membenarkan puasa pergantian tahun tersebut. “Bukankah mengakhiri tahun dengan kebaikan dan mengawali tahun baru dengan kebaikan adalah baik?,” mungkin begitu kita beralasan. Namun, ibadah dalam Islam bukanlah produk akal, dan tidak bisa ditetapkan dengan akal-akalan.<br />
Rasulullah SAW telah memperingatkan bahwa amal ibadah (seperti puasa ini) jika tidak didasari perintah Rasulullah (tidak ada dalilnya baik dalam Al-Qur’an maupun hadits), maka ia tertolak.<br />
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا ، فَهْوَ رَدٌّ<br />
Barangsiapa mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari kami, maka ia tertolak (HR. Al Bukhari)<br />
Demikian, hadits pertama dari Hadist Dhaif dan Maudhu’ Seputar Tahun Baru Hijriyah. Semoga kita dimudahkan Allah untuk menetapi sunnah dan dikaruniai istiqamah. []<br />
<br />
Sumber : http://www.bersamadakwah.com/2011/11/hadits-dhaif-dan-maudhu-seputar-tahun.html</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-52826955108710230112011-11-16T21:32:00.001+08:002011-11-16T21:34:45.667+08:00Sayap PKS Siapkan 10 Ribu Relawan untuk Antisipasi Bencana<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<br />
<div class="adsense-single" style="background-color: ghostwhite; clear: both; font-family: verdana; font-size: 16px; height: auto; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; width: 609px;">
<br /></div>
<div class="post-content-single" style="background-color: ghostwhite; clear: both; font-family: verdana; font-size: 12px; height: auto; line-height: 22px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: -webkit-auto; width: auto;">
Selain dikenal sebagai kawasan cincin api (ring of fire), Indonesia yang terdiri dari kepulauan ini juga dikenal sebagai kawasan rawan bencana. Bencana di negeri ini seakan tidak pernah berhenti. Gempa akibat pergerakkan lempeng bumi, banjir, longsor hingga tsunami kerap memporakporandakan daratan Indonesia.<br />
Sikap waspada bencana pun menjadi keniscayaan bagi bangsa ini. Sayangnya, pemerintah acapkali lamban mengantisipasi ataupun melakukan mitigasi bencana alam. Pemerintah kalah sigap dengan berbagai lembaga relawan yang dikelola secara swadaya oleh masyarakat.<br />
“Menghadapi kemungkinan banjir di berbagai daerah pada musim hujan saat ini, jajaran Relindo (Relawan Indonesia) sudah siap terjun mengatasinya. Di seluruh Indonesia tidak kurang dari 10 ribu relawan yang siap digerakkan sewaktu-waktu untuk mitigasi,” kata Koordinator Pusat Relindo, Cahya Jailani, kepada Rakyat Merdeka Online beberapa saat lalu (Rabu, 16/11).<br />
Cahya mengatakan, sejak dideklarasikan 9 April 2011 lalu, seluruh anggota Relindo se-Nusantara telah siap siaga melakukan advokasi, mitigasi bencana, dan mempersiapkan bantuan logistik. Relindo telah terbentuk juga di setiap provinsi. Untuk memperkokoh aktifitasnya, Relindo juga telah bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Basarnas.<br />
“Relawan Indonesia adalah wajah baru dari Pos Penanggulangan Bencana Partai Keadilan Sejahtera yang selama ini berpartisipasi aktif dalam penanganan bencana di tanah air,” demikian Cahya. [ysa]<br />
<br />
Sumber : http://www.rakyatmerdekaonline.com/read/2011/11/16/45927/Sayap-PKS-Siapkan-10-Ribu-Relawan-untuk-Antisipasi-Bencana-</div>
</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-18241969491402671202011-11-14T08:56:00.001+08:002011-11-14T08:59:00.942+08:00AWAS TSUNAMI: Kenali Tanda dan Cara Menyelamatkan Diri<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfAykoTWwAAJcH8RgdrlcH8Uc1epGSWB5e5yvfoR5x226PK9hm0nPayAjLH4CKDA-7VpowbNCJquD9BiuYBOLlivUy2C6bED99p0vamVurbDt4wbKXjCxBjnTe-kTFXs81ZWn7-8bfjUY/s1600/Slide1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfAykoTWwAAJcH8RgdrlcH8Uc1epGSWB5e5yvfoR5x226PK9hm0nPayAjLH4CKDA-7VpowbNCJquD9BiuYBOLlivUy2C6bED99p0vamVurbDt4wbKXjCxBjnTe-kTFXs81ZWn7-8bfjUY/s640/Slide1.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRSTIDUniT9MwXM7aN4_GbaGQsVYBkm2YtURza-cZrkL8rE0m5uXPjIn6Wir29Oy0_N2CjfCLEQoO4iwOQn9xXvlk09Ofn6xN3RScvz6nEYbXU_i56GUsG1GEd3GYERUpB_ITrdwb89NA/s1600/Slide2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjRSTIDUniT9MwXM7aN4_GbaGQsVYBkm2YtURza-cZrkL8rE0m5uXPjIn6Wir29Oy0_N2CjfCLEQoO4iwOQn9xXvlk09Ofn6xN3RScvz6nEYbXU_i56GUsG1GEd3GYERUpB_ITrdwb89NA/s640/Slide2.JPG" width="640" /></a></div>
Sumber: planetrisk.fr</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-41904169351257689542011-11-14T07:55:00.001+08:002011-11-14T08:06:34.674+08:00AWAS GEMPA : Aturan Pengamanan sebagai Perlindungan Diri dan Keluarga<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiUb9zCBR0zP2hb-cXMiGflI7gMkScQun1LGHwe0VaxyHDAqJi-X4-76DzsJiuKWu4OZithOxpvazv5FIu8mXTdyHvm_uOzbRQEQhPvKt4M4Ya1Qns1Zsw1pZB49_Z1Fh65UanxmkuMKA/s1600/Slide1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiiUb9zCBR0zP2hb-cXMiGflI7gMkScQun1LGHwe0VaxyHDAqJi-X4-76DzsJiuKWu4OZithOxpvazv5FIu8mXTdyHvm_uOzbRQEQhPvKt4M4Ya1Qns1Zsw1pZB49_Z1Fh65UanxmkuMKA/s640/Slide1.JPG" width="640" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirAVJn5GviUfHFxqFSpChZjoHyy5OWrdVtjufG_b_i3jrtMWWPQINPZL3bsCxKfVbt2qPESxCsu-VnmfhNkrwPjR0p1ti8cXAzarlDJm1DBHzGb0mOZaZb9__QaNWEXNvZDMUMdv0Pzh4/s1600/Slide2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="480" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEirAVJn5GviUfHFxqFSpChZjoHyy5OWrdVtjufG_b_i3jrtMWWPQINPZL3bsCxKfVbt2qPESxCsu-VnmfhNkrwPjR0p1ti8cXAzarlDJm1DBHzGb0mOZaZb9__QaNWEXNvZDMUMdv0Pzh4/s640/Slide2.JPG" width="640" /></a></div>
Sumber: planetrisk.fr</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-325099654197493752011-10-26T12:40:00.001+08:002011-10-26T12:40:52.803+08:00Ringkasan Konferensi Internasional tentang “Harmonisasi Peradaban Islam dan Barat menuju Era Baru”<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span class="Apple-style-span" style="background-color: whitesmoke; font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 17px;">Oleh: <a href="http://www.dakwatuna.com/author/admin/" style="color: #336699; text-decoration: none;" title="Profil dari Tim dakwatuna.com">Tim dakwatuna.com</a></span><span class="Apple-style-span" style="background-color: whitesmoke; font-family: arial, verdana, tahoma, sans-serif; font-size: 16px; line-height: 17px;"></span><br />
<hr align="left" color="#EEEEEE" noshade="noshade" size="1px" />
<div align="right" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<br /></div>
<div id="isipost" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<div id="dd_ajax_float" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-color: white; background-image: none; background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat repeat; border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; display: block; float: left; font-family: Arial; font-size: 10px; line-height: 16px; margin-bottom: 0px; margin-left: -120px; margin-right: 10px; margin-top: 10px; padding-bottom: 2px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 2px; position: fixed; text-align: center; top: 16px; z-index: 9999;">
<div class="dd_button_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<fb:like class=" fb_edge_widget_with_comment fb_iframe_widget" href="http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2F10%2F15877%2Fringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru%2F" layout="box_count" send="true" show_faces="true" style="display: inline-block; position: relative;" width="50"><span style="position: relative;"><iframe class="fb_ltr" id="f3d279306c" name="f15756bd34" scrolling="no" src="http://www.facebook.com/plugins/like.php?channel_url=http%3A%2F%2Fstatic.ak.fbcdn.net%2Fconnect%2Fxd_proxy.php%3Fversion%3D3%23cb%3Df1f22bc5f8%26origin%3Dhttp%253A%252F%252Fwww.dakwatuna.com%252Ff3f8406288%26relation%3Dparent.parent%26transport%3Dpostmessage&extended_social_context=false&href=http%253A%252F%252Fwww.dakwatuna.com%252F2011%252F10%252F15877%252Fringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru%252F&layout=box_count&locale=id_ID&node_type=link&sdk=joey&send=true&show_faces=false&width=55" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-color: initial; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; border-width: initial; border-width: initial; height: 92px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; position: relative; vertical-align: text-bottom; width: 55px;" title="Like this content on Facebook."></iframe></span></fb:like></div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<iframe allowtransparency="true" class="twitter-share-button twitter-count-vertical" frameborder="0" scrolling="no" src="http://platform.twitter.com/widgets/tweet_button.html#_=1319603498323&count=vertical&id=twitter_tweet_button_0&lang=en&original_referer=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2F10%2F15877%2Fringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru%2F&text=Ringkasan%20Konferensi%20Internasional%20tentang%20&url=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2F10%2F15877%2Fringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru%2F&via=dakwatuna" style="height: 62px; width: 55px;" title="Twitter For Websites: Tweet Button"></iframe></div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<div id="___plusone_0" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: initial; background-origin: initial; background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; display: inline-block; float: none; font-size: 1px; height: 60px; line-height: normal; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-indent: 0px; vertical-align: baseline; width: 50px;">
<iframe allowtransparency="true" frameborder="0" hspace="0" id="I1_1319603556249" marginheight="0" marginwidth="0" name="I1_1319603556249" scrolling="no" src="https://plusone.google.com/u/0/_/+1/fastbutton?url=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com%2F2011%2F10%2F15877%2Fringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru%2F&size=tall&count=true&annotation=&hl=en-US&jsh=m%3B%2F_%2Fapps-static%2F_%2Fjs%2Fwidget%2F__features__%2Frt%3Dj%2Fver%3DmrNyVXKlOog.id.%2Fam%3D!oQWlKN7CPkX3SB93%2Fd%3D1%2F#id=I1_1319603556249&parent=http%3A%2F%2Fwww.dakwatuna.com&rpctoken=176864744&_methods=onPlusOne%2C_ready%2C_close%2C_open%2C_resizeMe" style="border-bottom-style: none; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; height: 60px; left: 0px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; position: static; top: 0px; visibility: visible; width: 50px;" tabindex="-1" title="+1" vspace="0" width="100%"></iframe></div>
</div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<span class="db-wrapper db-clear db-medium" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: inline-block; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; vertical-align: bottom; zoom: 1;"><span style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="db-container db-submit" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="db-body db-medium" style="background-attachment: initial; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: url(http://widgets.digg.com/img/button/diggThisMedium_3.0cab1d23.png); background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; display: inline-block; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; height: 68px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; width: 54px; zoom: 1;"><span class="db-count" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; color: #403f07; display: block; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 16px; font-weight: bold; height: 29px; line-height: 1; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0px; padding-left: 5px; padding-right: 5px; padding-top: 11px; width: 44px;">0</span><a class="db-anchor" href="" style="border-bottom-style: none; border-color: initial; border-left-style: none; border-right-style: none; border-top-style: none; border-width: initial; color: #336699; cursor: pointer; display: block; font-family: 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; height: 24px; margin-bottom: 0px; margin-left: auto; margin-right: auto; margin-top: 0px; overflow-x: hidden; overflow-y: hidden; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: none; text-indent: -10000px; width: 46px;">digg</a></span></span></span></span></div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 2px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<div id="dd_comments" style="clear: both !important; font-family: arial; height: 60px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; width: 50px;">
<a class="clcount" href="http://www.dakwatuna.com/2011/10/15877/ringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru/#respond" style="background-image: url(http://www.dakwatuna.com/wp-content/plugins/digg-digg/image/comments-count.png); background-position: 0% 0%; background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #444444; display: block; font-size: 20px; height: 34px; line-height: 24px; padding-bottom: 4px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 4px; position: relative; text-align: center; text-decoration: none; width: 50px;"><span class="ctotal">0</span></a><a class="clink" href="http://www.dakwatuna.com/2011/10/15877/ringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru/#respond" style="background-image: url(http://www.dakwatuna.com/wp-content/plugins/digg-digg/image/comments-link.png); background-repeat: no-repeat no-repeat; color: #336699; display: block; height: 16px; margin-top: 3px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: center; text-decoration: none; width: 50px;"></a></div>
</div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_extra_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 1px;">
<div class="st_email_custom" st_processed="yes" style="background-image: url(http://www.dakwatuna.com/wp-content/plugins/digg-digg/image/email.png); background-position: 3px 4px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; margin-bottom: 2px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 2px;">
<span id="dd_email_text" style="font-size: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 18px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">email</span></div>
</div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
<div class="dd_button_extra_v" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 1px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 1px;">
<div id="dd_print_button" style="background-image: url(http://www.dakwatuna.com/wp-content/plugins/digg-digg/image/print.png); background-position: 3px 2px; background-repeat: no-repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-style: solid; border-top-width: 1px; cursor: pointer; margin-bottom: 2px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 3px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 1px;">
<span id="dd_print_text" style="font-size: 10px; padding-bottom: 0px; padding-left: 14px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://www.dakwatuna.com/2011/10/15877/ringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru/" style="color: black; text-decoration: none;">print</a></span></div>
</div>
<div style="clear: left; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
</div>
</div>
<div class="dd_content_wrap" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<div class="wp-caption alignright" id="attachment_15892" style="background-attachment: scroll; background-clip: initial; background-color: transparent; background-image: url(http://www.dakwatuna.com/wp-content/themes/dakwatuna5/images/onbg.gif); background-origin: initial; background-position: 0px 0px; background-repeat: repeat no-repeat; border-bottom-color: rgb(221, 221, 221); border-bottom-left-radius: 3px 3px; border-bottom-right-radius: 3px 3px; border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; border-left-color: rgb(221, 221, 221); border-left-style: solid; border-left-width: 1px; border-right-color: rgb(221, 221, 221); border-right-style: solid; border-right-width: 1px; border-top-color: rgb(221, 221, 221); border-top-left-radius: 3px 3px; border-top-right-radius: 3px 3px; border-top-style: solid; border-top-width: 1px; float: right; margin-bottom: 10px; margin-left: 10px; margin-right: 10px; margin-top: 5px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 4px; text-align: center; width: 260px;">
<a href="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2011/10/konferensi-islam-barat-05.jpg?c13ed3" rel="shadowbox[sbpost-15877];player=img;" style="color: #336699; text-decoration: none;" title="konferensi-islam-barat-05"><img alt="" class="size-medium wp-image-15892" height="205" src="http://www.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2011/10/konferensi-islam-barat-05-250x205.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-style: initial; border-top-width: 0px;" title="konferensi-islam-barat-05" width="250" /></a><div class="wp-caption-text" style="font-size: 11px; font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 17px; padding-bottom: 5px; padding-left: 4px; padding-right: 4px; padding-top: 0px;">
(Dok PIP PKS Belanda)</div>
</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>dakwatuna.com – </strong>Berikut ini merupakan ringkasan dan cuplikan dari presentasi yang disampaikan sepanjang acara Konferensi Internasional tentang “Harmonisasi Peradaban Islam dan Barat menuju Era Baru”, 20 Oktober 2011, dari pukul 09.00 s.d 16.30</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Konferensi ini diselenggarakan di Hotel Holiday Inn, Leiden, Belanda, pada pukul 09.00 waktu setempat. Pertemuan dimulai dengan pidato pembuka yang disampaikan oleh Ketua Pusat Informasi dan Pelayanan (Selanjutnya disebut PIP) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Belanda, <strong>Deden S. Permana</strong>. Mewakili PIP PKS di Belanda, Inggris, dan Jerman. Deden di dalam pidato pembukanya menekankan bahwa Konferensi ini membawa pesan perdamaian dan dialog, dan juga niat baik dari PKS untuk berkontribusi dalam proses transformasi peradaban dunia menuju keadaan yang lebih baik dan era baru yang penuh dengan kedamaian, keadilan dan kesejahteraan untuk semua. Kemudian sambutan pembuka juga disampaikan oleh <strong>Mustafa Kamal</strong>, ketua fraksi PKS di Dewan Perwakilan Rakyat yang berbicara mengatasnamakan Presiden PKS, <strong>Luthfi Hasan Ishaaq</strong>.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Di dalam sambutannya, Mustafa Kamal menyebutkan bahwa tidak ada satupun negara yang bebas dari masalah, baik itu dalam hal ekonomi, sosial-politik, budaya ataupun masalah kerekatan sosial. Termasuk juga Indonesia. Oleh karena itu, setiap negara, bahkan setiap peradaban memerlukan pembelajaran dari praktek-praktek terbaik yang dijalankan oleh negara atau peradaban lainnya. Kebutuhan untuk saling memahami dan bekerja sama pada tingkat internasional menjadi tidak terelakkan. Konferensi ini juga merupakan bagian dari rangkaian aktivitas serupa yang diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Pusat PKS melalui Badan Hubungan Luar Negeri (BHLN) dan secara teknis dieksekusi oleh PIP di sejumlah negara. Pada Januari 2011 acara serupa diselenggarakan di London, dan pada rencana yang akan datang diharapkan bisa juga diselenggarakan di negeri lainnya.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Diskusi panel pertama kemudian diselenggarakan setelah sesi pembukaan, perhatian dipusatkan pada tema “<strong>Barat dan Islam: Refleksi Nilai-nilai Unggul dari masing-masing Peradaban</strong>”. Terdapat empat pembicara pada sesi ini, mereka yaitu: <strong>Dr. Hidayat Nur Wahid </strong>(Anggota DPR, Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat), <strong>Anis Matta </strong>(Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat) dan <strong>George Galloway </strong>(Koalisi anti-perang di Inggris, Mantan Anggota Parlemen Inggris) dan <strong>Syeikh Ahmed Amir Ali </strong>(Presiden dari Akademi Studi Islam Eropa, di Inggris).</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dua issu dibahas oleh <strong>Anis Matta</strong>:</div>
<ol style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Krisis, ekonomi dan politik yang melanda dunia Barat dan dunia Islam.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Solusi yang memungkinkan untuk mengatasi masalah yang ada</li>
</ol>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Anis Matta menyebutkan bahwa peristiwa 11 September telah memperburuk proses komunikasi Barat dengan Islam, dan oleh karenanya perlu diingatkan kepada semua muslim akan pentingnya interaksi melalui dialog dan komunikasi dua arah yang baik.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Arab Spring” (Musim Semi bagi demokrasi di dunia Arab) telah terjadi, sehingga perlu dicari model baru dari peradaban, negara, pemerintahan dll. Namun, dunia Islam tampak kehilangan narasi peradabannya setelah kejatuhan para diktator di Tunisia, di Mesir dll. Oleh karenanya, penting bagi mereka untuk segera menyusun narasi baru peradabannya dengan pemimpinnya yang baru.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Anis menyatakan bahwa dunia Islam harus memulai narasinya bukan dari titik di mana Barat memulainnya melainkan seharusnya dari titik ketika barat mengakhirinya. Sehingga dia seharusnya merupakan sebuah kelanjutan dan bukanlah sebuah awal yang sama sekali baru.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Ketika ada seorang bertanya tentang bagaimana caranya untuk merealisasikan gagasannya, Anis Matta menjawab dengan menyentuh tiga hal:</div>
<ol style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Masalah Komunikasi, misalnya: Sentimen segelintir elit di Eropa tidak menggambarkan pandangan masyarakatnya demikian juga sebaliknya di dunia Islam.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimana kita bisa menaruh isu ekonomi di dalam perspektif kemanusiaan, hal ini merupakan issu bersama.</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimana kita bisa meninjau ulang kurikulum pendidikan kita, sehingga mampu untuk menjauhkan rasa takut, benci sedini mungkin.</li>
</ol>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Sementara itu, <strong>George Galloway </strong>mengapresiasi PKS untuk kemampuannya berfikir di luar kebiasaan, dan kepeduliannya dalam permasalahan-permasalahan dunia.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dia setuju dengan pembicara sebelumnya (Anis Matta) bahwa tidak semua pandangan elite mewakili masyarakatnya. Bush (George W Bush) dan Blair (Tony Blair) ketika mengirimkan pasukan untuk menyerang Iraq. Masyarakat Inggris, dan sekitar dua juta orang di tahun 2003, keluar untuk menentang kebijakan perang.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Berdasarkan pengalaman pribadinya, dia tidak pernah bertemu seorang muslim pun yang berperilaku anti bara seperti anti pohon natal. Galloway melihat bahwa yang Muslim inginkan adalah 1) Tidak mendikte Barat 2) Tidak didikte Barat. Galloway pun mengajukan tiga syarat yang harus dipenuhi jika Harmonisasi ingin dicapai.</div>
<ol style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; list-style-image: initial; list-style-position: initial; list-style-type: none; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kemerdekaan absolut untuk Palestina</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Menghentikan perang berkepanjangan di negeri-negeri Muslim</li>
<li style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Menghentikan penciptaan dan dukungan pemimpin dan pemerintahan boneka di negeri negeri Muslim. Jika hal-hal tersebut masih terjadi maka tidak akan ada hubungan yang normal antar peradaban.</li>
</ol>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Akhirnya demokrasi harus berlaku untuk seluruh manusia dan seluruh belahan bumi, tidak boleh ada standard ganda ataupun hipokrasi yang digunakan di dalam kebijakan dari pemerintahan manapun.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dalam paparannya, <strong>Dr. Nur Wahid </strong>menyimpulkan bahwa seharusnya tidak ada sekat bagi Muslim untuk belajar dari non-Muslim dan begitu pun sebaliknya. Baik Islam maupun Barat harus memainkan perannya dalam membawa kesejahteraan kepada seluruh dunia secara aktif, dan bertanggung jawab. Keduanya perlu untuk menemukan pendekatan yang efektif dan metode yang tepat untuk mencapai tujuan bersama.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Pada kesempatannya berbicara, <strong>Syeikh Ali </strong>mempertimbangkan bahwa merindukan nilai-nilai fundamental dari Islam dan juga sebaliknya. Dia mengakui bahwa telah terjadi kesalahpahaman dalam proses komunikasi kedua peradaban, dan kesalahpahaman tersebut disebabkan oleh kesalahan orang per orang pada kedua belah pihak.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Sesi panel yang kedua, konferensi dimulai setelah istirahat makan siang, di bawah sub-tema “<strong>Mempercepat hadirnya Era Baru: Upaya menekan Korban dari Kontraksi dan Kontradiksi antar Nilai Budaya</strong>”. Empat pembicara berbagi gagasannya dalam sesi ini, mereka adalah <strong>Laureen Booth </strong>(Seorang Jurnalis dan Pembawa Acara dari Inggris), <strong>Dr. Ibrahim El-Zayat </strong>(Ketua dari Sejumlah Organisasi Muslim dan Masjid di Jerman), <strong>Arif Havas Oegroseno </strong>(Duta Besar Republik Indonesia untuk Belgia, Luxemburg dan Uni Eropa) dan <strong>Mustafa Kamal</strong> (Ketua fraksi PKS di DPR RI).</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>Laureen Booth</strong>, yang memeluk Islam pada tanggal 19 Oktober 2010 memulai presentasinya dengan berbagi pengalaman dalam pencarian panjang akan kebenaran, dimulai dari interaksinya dengan Muslim dan berubah-ubahnya persepsi yang dia miliki tentang Islam. Booth menceritakan kisahnya yang cukup inspiratif hidup sebagai seorang perempuan Muslim di Barat, bagaimana dia tetap mempertahankan keimanannya dan bagaimana juga mayoritas Muslim berintegrasi dengan baik dengan sistem sosial di Barat. Dia kemudian menyebutkan urgensi bagi Muslim untuk menunjukkan kasih sayang dan memelihara kepercayaan diri sebagai Muslim dengan cara berdialog dengan masyarakat dimana mereka tinggal.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Pada kesempatan kedua <strong>Dr. El-Zayat </strong>mengeksplorasi apa yang terjadi baru-baru ini di dunia Arab yang memiliki kekuatan untuk membantah sikap <em>prejudice </em>terhadap Arab dan Muslim bahwa mereka adalah diktator, penuh kekerasan, menekan perempuan, dan terasosiasikan dengan aktivitas ekstrim. El-Zayat menyentuh kegagalan dari sistem ekonomi kapitalis yang membuat semua orang mencari sistem ekonomi alternatif. El-zayat juga memandang bahwa nilai-nilai dari institusi keluarga yang merupakan nilai mendasar dari ajaran Islam merupakan kunci pembentukan masyarakat yang sehat, yang mampu diperkenalkan secara menarik, aktual dan berkelanjutan hingga tercapai era baru.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Dubes <strong>Oegroseno </strong>menyajikan narasinya yang berjudul: “<strong>The New Era – Now – Beyond</strong>”. Dimulai dengan bertanya kepada audiens pertanyaan sebagai berikut ini: Apakah Eropa berada pada “jalur yang benar”, dan apakah Eropa sedang menurun? Kemudian Oegroseno menyajikan sebuah prediksi bahwa Asia pada tahun 2050 memiliki kemungkinan untuk mengendalikan 51% dari aktivitas ekonomi dunia, sementara itu Amerika hanya 25% dan Eropa harus puas dengan 10% saja. Mesin pertumbuhan di Asia, termasuk Cina, India, Indonesia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia dan Thailand. Kunci menuju dialog dalam era baru adalah: Evaluasi diri, menghindari Stereotype, Integrasi Sosial dan Fasilitasi Ekonomi.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>Mustafa Kamal</strong>, menyarankan agar kedua peradaban mengubah caranya dalam menulis sejarah. Lanjutnya, narasi sejarah kita pada umumnya ditulis dengan pendekatan konflik, dimana konflik diambil sebagai pusat dari penulisan sejarah. Sementara itu pendekatan baru dalam penulisan ulang sejarah yang berbasiskan harmoni harus mulai diperkenalkan dan diajarkan kepada generasi muda, sehingga ide harmonisasi antar peradaban ini tidak hanya dinikmati di ruangan konferensi ini akan tetapi juga kita bisa meyakinkan bahwa semangatnya tertular kepada generasi kita berikutnya.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Keseluruhan sesi panel ini dimoderasi oleh <strong>Novrizal Bahar</strong>, dan dihidupkan dalam suasana diskusi.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Sebagai penutup rangkaian acara pada konferensi ini, pidato penutup disampaikan oleh Dr. Hidayat Nur Wahid. Hidayat menekankan bahwa diskusi penting seperti ini harus dilanjutkan, gagasan-gagasan dan pemikiran penting yang disajikan sepanjang konferensi harus disebarluaskan atas keyakinan bahwa terlalu banyak yang bisa dibagi bersama-sama oleh kedua peradaban, dan atas keyakinan akan pesan dari ajaran Islam “Wata’awanu ‘alal birri wa taqwa, wa laa ta’awanu ‘alal itsmi wal udwaan”, yakni, bahwa setiap kita butuh berkoordinasi dan bekerja sama dalam hal-hal yang positif. Ini adalah tradisi, ajaran, moralitas dan nilai dasar dari ajaran Islam.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Konferensi ditutup pada pukul 16.30 waktu setempat.</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Leiden, 20 Oktober 2011</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Kepala Bagian Hubungan Luar Negeri DPP PKS</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong>Budiyanto</strong></div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
–</div>
<div style="font: normal normal normal 1.2em/19px arial, verdana, tahoma, sans-serif; line-height: 1.3em; padding-bottom: 10px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<em>Siaran Pers dalam Bahasa Indonesia ini merupakan terjemahan dari Siaran Pers yang dibuat dalam Bahasa Inggris.</em></div>
</div>
</div>
<span><br /><br />Sumber: <a href="http://www.dakwatuna.com/2011/10/15877/ringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru/#ixzz1brLrK4w4" style="color: #003399; text-decoration: none;">http://www.dakwatuna.com/2011/10/15877/ringkasan-konferensi-internasional-tentang-harmonisasi-peradaban-islam-dan-barat-menuju-era-baru/#ixzz1brLrK4w4</a></span></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-74029866098739645212011-10-22T00:46:00.000+08:002011-10-22T00:46:15.145+08:00Comic of the day....<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
Mungkin kita banyak mengenal orang, tetangga, teman, saudara, kerabat, kenalan di bis, bahkan selebritis. Tetapi, ada sebuah pertanyaan besar yang sering kita lewatkan dan tak terlalu sering kita sadari, yaitu kenalkah kita dengan diri sendiri? <div>
<br /><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://salmanitb.com/wp-content/uploads/2011/10/oke-A3-DJOE-LAMAR-5-4-mei-20111.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="452" src="http://salmanitb.com/wp-content/uploads/2011/10/oke-A3-DJOE-LAMAR-5-4-mei-20111.jpg" width="640" /></a></div>
<div>
<br /></div>
</div>
</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-79621192068067950922011-10-21T11:07:00.001+08:002011-10-21T11:07:00.336+08:0010.000=2 nasi bungkus + 2 teh + 6tahu isi dan mendoanPagi ini sy jalan2 ke pasar pagi di Purworejo, tempat kelahiran Pahlawan Nasional Ahmad Yani dan Sarwo Edhie Wibowo sekaligus tempat kelahiran Untung sang tokoh PKI. Pasar yg betul2 pagi karena mulai buka jam 3 pagi. Saat para pedagang mulai mengais rejeki. Jalan2 dalam rangka pengecekan atas saudara yg mau mengajukan pinjaman utk usaha dagangnya. sekedar memastikan apakah 2 kios dagangnya benar2 berjalan normal. Sy aduk2 seluk beluk pasar dg segala keramahan semua penghuninya. Di tengah pasar yg jauh dari hiruk-pikuk resufel kabinet itu, cermin multi etnis ada disana. Saat ide nyate kambing muncul begitu saja, maka sy putuskan beli daging kambing. Penjualnya sy ajak ngomong dg bahasa jawa. "Piro iki kang", tanya saya. "Iku lima puluh ribu", jawabnya. Lalu "kok larang men tho", kata saya lagi. "Nggak ini sudah murah, beli semua saja Pak", katanya. Saat itu sy sadar orang ini pasti nggak bisa basa jawa. Maka saya tanya "dari mana. Mas?", " sy dari Sulawesi Pak". Saya timpali lagi "lha kok disini, nggak jualan sama Yusuf Kalla saja". Sy baru tahu bahwa disampingnya istrinya ternyata orang jawa. Saya teruskan jalan-jalannya, dan beli kue kelapa, lagi2 pedagangnya gak bisa basa jawa, ternyata dia dari Tasikmalaya. Lalu lagi seorang kuli panggul barang, dg terbata2 melayani pertanyaan bhs jawa saya. Itulah cermin Indonesia yg begitu harmonis dalam keragaman etnis, budaya dan agama. Saya temui itu semua nun jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Saat perut mulai keroncongan, sy ajak adik yg ngantar saya utk sarapan, karena matahari mulai menyembul. Makan 2 bungkus nasi, dg lauk mi goreng dan gudeg jogya. Agar mak nyuss, plus tahu isi dan teh manis. Setelah puas menikmati itu semua, sy sempatkan bawa pulang 6 tempe mendoan. Lalu sy minta si mbok pemilik kedai menghitung berapa ongkosnya. Lalu dia jawab ,sepuluh ribu Mas. Setengah tidak percaya, sy bilang lagi, coba hitung lagi mbok. Iya Mas semua sepuluh ribu. Lalu sy ulurkan dua lembar uang 5 ribuan. Sambil jalan pulang, Ya Allah, para penghuni pasar ini mereka saling bantu satu sama lain. Si mbok pemilik kedai, membantu para pedagang pasar pagi, tukang parkir dan kuli panggul dg menyediakan makan dg harga terjangkau. Gak perlu untung banyak, yg penting bisa menyambung hidup. Dibenak saya berkecamuk pikiran, lha tempe mendoan itu kalu dijakarta dijual 2000 an, disini cuma 500 perak. Jakarta lebih mahal 4x dalam hal harga tempe mendoan. Sy bayangkan cara berfikir si mbok tadi dan para pialang saham di IDX atau wall street sana. Benarlah kata Gandi "Dunia seisinya cukup utk menghidupi seluruh penduduk bumi, tapi tidak cukup menghidupi satu saja orang serakah dan tamak". Berbahagialah yg dapat mensyukuri yg ada, tanpa kehilangan semangat untuk maju dalam kewajaran. <br/> <br/> Catatan singkat mengisi libur pendek (copas dari milis sbelah)<div style='clear: both; text-align: center; font-size: xx-small;'>Published with Blogger-droid v1.7.4</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-72724004355747320022011-10-20T09:43:00.001+08:002011-10-20T09:43:46.017+08:00Harga diri<a href='http://www.irwanprayitno.info/artikel/1319034482-harga-diri.htm'>Harga Diri - Irwan Prayitno</a><div style='clear: both; text-align: center; font-size: xx-small;'>Published with Blogger-droid v1.7.4</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-20385013847019562052011-10-20T07:17:00.001+08:002011-10-20T07:17:05.913+08:00Panduan qurban dan pembahasannya<a href='http://beritapks.com/panduan-qurban-dan-pembahasannya/'>Panduan Qurban dan Pembahasannya</a><div style='clear: both; text-align: center; font-size: xx-small;'>Published with Blogger-droid v1.7.4</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-55291286417454923232011-10-19T12:12:00.001+08:002011-10-19T12:12:58.797+08:00Islamic Quiz (penuh hikmah)Ini kuiz mengandung hikmah yg baik sekali. Mohon ikuti dg fun saja dg mengisi titik2 yg ada pd kalimat di bwh ini. Anda cukup menyimpan jawaban Anda di dlm memori fikiran saja. <br/> Kuiz: <br/> 1. Allah ciptakan tertawa dan... <br/> 2. Allah itu mematikan dan .... <br/> 3. Allah ciptakan lelaki dan .... <br/> 4. Allah memberikan kekayaan dan .... <br/> Jawaban atas quiz itu pd umumnya adalah: <br/> 1. Menangis, <br/> 2. Menghidupkan, <br/> 3. Perempuan, <br/> 4. Kemiskinan. <br/> Mari kita cocokkan jawaban tsb dgn rangkaian ayat dlm QS Al-Najm [53]: 43-48: <br/> 43. ... Dialah yg menjadikan org tertawa dan MENANGIS; <br/> 44. ... Dialah yg mematikan dan meng-HIDUP-kan; <br/> 45. ... Dialah yg menciptakan ... laki2 dan PEREMPUAN; <br/> 48. ... Dialah yg memberi kekayaan dan KECUKUPAN. <br/> Ternyata jawaban kita utk no 1-3, umumnya cocok dg Al-Quran. Tapi, jawaban kita utk no 4 umumnya tidak cocok. Jawaban versi Quran bukan KEMISKINAN, tapi... KECUKUPAN. Sesungguhnya Allah SwT hanya memberi kekayaan & kecukupan. Yg menciptakan kemiskinan adalah kita sendiri, manusia. Bisa karena ketidakadilan ekonomi; bisa juga karena rasa miskin itu kita bangun di dlm pikiran kita sendiri.<div style='clear: both; text-align: center; font-size: xx-small;'>Published with Blogger-droid v1.7.4</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-54816384995534483752011-10-16T21:41:00.000+08:002011-10-16T21:41:53.984+08:00Cinta Bersemi Di Pelaminan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span class="Apple-style-span" style="background-color: white; font-family: 'Helvetica Neue', 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans; font-size: 13px; line-height: 18px;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">By Anis Matta</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Lupakan! Lupakan cinta jiwa yang tidak akan sampai di pelaminan. Tidak ada cinta jiwa tanpa sentuhan fisik. Semua cinta dari jenis yang tidak berujung dengan penyatuan fisik hanya akan mewariskan penderitaan bagi jiwa. Misalnya yang dialami Nasr bin Hajjaj di masa Umar bin Khattab.</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ia pemuda paling ganteng yang ada di Madinah. Shalih dan kalem. Secara diam-diam gadis-gadis Madinah mengidolakannya. Sampai suatu saat Umar mendengar seorang perempuan menyebut namanya dalam bait-bait puisi yang dilantunkan di malam hari. Umar pun mencari Nasr. Begitu melihatnya, Umar terpana dan mengatakan, ketampanannya telah menjadi fitnah bagi gadis-gadis Madinah. Akhirnya Umar pun memutuskan untuk mengirimnya ke Basra.</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Disini ia bermukim pada sebuah keluarga yang hidup bahagia. Celakanya, Nasr justru cinta pada istri tuan rumah. Wanita itu juga membalas cintanya. Suatu saat mereka duduk bertiga bersama sang suami. Nasr menulis sesuatu dengan tangannya di atas tanah yang lalu dijawab oleh seorang istri. Karena buta huruf, suami yang sudah curiga itu pun memanggil sahabatnya untuk membaca tulisan itu. Hasilnya: aku cinta padamu! Nasr tentu saja malu kerena ketahuan. Akhirnya ia meninggalkan keluarga itu dan hidup sendiri. Tapi cintanya tak hilang. Dia menderita karenanya. Sampai ia jatuh sakit dan badannya kurus kering. Suami perempuan itu pun kasihan dan menyuruh istrinya untuk mengobati Nasr. Betapa gembiranya Nasr ketika perempuan itu datang. Tapi cinta tak mungkin tersambung ke pelaminan. Mereka tidak melakukan dosa, memang. Tapi mereka menderita. Dan Nasr meninggal setelah itu.</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Itu derita panjang dari sebuah cinta yang tumbuh dilahan yang salah. Tragis memang. Tapi ia tak kuasa menahan cintanya. Dan ia membayarnya dengan penderitaan hingga akhir hayat. Pastilah cinta yang begitu akan menjadi penyakit. Sebab cinta yang ini justru menemukan kekuatannya dengan sentuhan fisik. Makin intens sentuhan fisiknya, makin kuat dua jiwa saling tersambung. Maka ketika sentuhan fisik jadi mustahil, cinta yang ini hanya akan berkembang jadi penyakit.</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Itu sebabnya Islam memudahkan seluruh jalan menuju pelaminan. Semua ditata sesederhana mungkin. Mulai dari proses perkenalan, pelamaran, hingga, hingga mahar dan pesta pernikahan. Jangan ada tradisi yang menghalangi cinta dari jenis yang ini untuk sampai ke pelaminan. Tapi mungkin halangannya bukan tradisi. Juga mungkin tidak selalu sama dengan kasus Nasr. Kadang-kadang misalnya, karena cinta tertolak atau tidak cukup memiliki alasan yang kuat untuk dilanjutkan dalam sebuah hubungan jangka panjang yang kokoh.</div><div style="margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Apapun situasinya, begitu peluang menuju pelaminan tertutup, semua cinta yang ini harus diakhiri. Hanya di sana cinta yang ini absah untuk tumbuh bersemi: di singgasana pelaminan.</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-40183303990903258962011-10-14T13:43:00.000+08:002011-10-14T13:59:42.974+08:00Nikmati Jalan Dakwah Ini | namaku cahyadi takariawan<a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?p=1745">Nikmati Jalan Dakwah Ini </a><br />
by: Pak Cah<br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px;"></span><br />
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Terlalu sering saya sampaikan, agar kita tidak gagal dalam menikmati jalan dakwah. Dalam berbagai forum dan tulisan, saya selalu mengajak dan mengingatkan, agar kita selalu menjadikan jalan dakwah ini sebagai sesuatu yang kita nikmati. Segala renik yang ada di sepanjang jalannya: suka dan duka, tawa ria dan air mata, kemenangan dan kepedihan, tantangan dan kekuatan, sudahlah, semua itu adalah bagian yang harus bisa kita reguk kenikmatannya.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Di antara doa yang sering saya munajatkan adalah, “Ya Allah, wafatkan aku dalam kondisi mencintai jalan dakwah, dan jangan wafatkan aku dalam kondisi membenci jalan ini.” Tentu saja bersama doa-doa permohonan lainnya. Saya tidak ingin menjadi seseorang yang mengurai kembali ikatan yang telah direkatkan, mengungkit segala yang telah diberikan, dengan perasaan menyesal dan meratapi segala yang pernah terjadi di jalan ini.<span id="more-1745" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Saya merasa bukan siapa-siapa, dan hanya seseorang yang mendapatkan banyak kemuliaan di jalan ini. Mendapatkan banyak saudara, mendapatkan banyak ilmu, memiliki banyak pengalaman, mengkristalkan banyak hikmah, menguatkan berbagai potensi diri, menajamkan mata hati dan mata jiwa. Luar biasa, sebuah jalan yang membawa berkah melimpah. Maka, merugilah mereka yang telah berada di jalan ini tetapi tidak mampu menikmati.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maka mari kita nikmati jalan dakwah ini, “sebagai apapun” atau “tidak sebagai apapun” kita. Posisi-posisi dalam dakwah ini datang dan pergi. Bisa datang, bisa pergi, bisa kembali lagi, bisa pula tidak pernah kembali. Bisa “iya” bisa “tidak”. Iya menjadi pengurus, pejabat, pemimpin dan semacam itu; atau tidak menjadi pengurus, tidak menjadi pejabat, tidak menjadi pemimpin, tidak menjadi apapun yang bisa disebut.</strong></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Kamu siapa ?</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Saya pengurus partai dakwah”. Ini bisa disebut.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Saya pejabat publik yang diusung oleh partai dakwah”. Ini juga bisa disebut.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Saya pemimpin organisasi dakwah”. Ini sangat mudah disebut.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Saya kepala daerah yang dicalonkan dari partai dakwah”. Ini cepat disebut.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Tapi, kamu siapa ?</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
“Saya orang yang selalu berdakwah. Pagi, siang, sore dan malam. Kelelahan adalah kenikmatan. Perjuangan adalah kemuliaan. Saya bahkan tidak tahu, apa nama diri saya. Karena saya lebih suka memberikan hal terbaik bagi dakwah, daripada mencari definisi saya sebagai apa di jalan ini”.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Ya. Nikmati saja jalan ini. Sebagai apapun, atau tidak sebagai apapun diri kita di jalan dakwah. Jangan gagal menikmati.</div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
<a href="http://cahyadi-takariawan.web.id/?attachment_id=1748" rel="attachment wp-att-1748" style="color: #660000; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline;"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-1748" height="502" src="http://cahyadi-takariawan.web.id/wp-content/uploads/2011/10/jalan-3.jpg" style="border-bottom-width: 0px; border-color: initial; border-left-width: 0px; border-right-width: 0px; border-style: initial; border-top-width: 0px; clear: both; display: block; margin-bottom: 12px !important; margin-left: auto !important; margin-right: auto !important; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;" title="gambar : google" width="640" /></a></div>
<div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">
Selesai Rapat di Markaz Dakwah, Simatupang.</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-56689867224819793892011-06-08T21:46:00.001+08:002011-06-08T21:46:43.898+08:00Ri'ayah Dakwah<div align="center" style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-align: left;">Oleh: KH. Hilmi Aminuddin, Lc.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Untuk menjamin <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">nishabul baqa</em>(angka atau quota yang aman bagi eksistensi gerakan dakwah), <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">qudratu ‘ala tahammul </em>(kemampuan memikul beban / tanggung jawab), dan<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">hayawiyatul harakah </em>(dinamika gerakan); perlu dilakukan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ri’ayah da’wah, </em>yang meliputi:</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ri’ayah Tarbawiyah</em></strong></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ini sangat penting sebagai basis dari sebuah program. Sebuah <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">recovery tarbiyyah. </em>Walaupun kita juga harus<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tawazzun </em>(seimbang), dalam arti, sering saya ingatkan bahwa kita ini<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">harakah Islamiyah </em>bukan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">harakah tarbawiyyah. </em>Walaupun kita faham bahwa tarbiyah itu bukan segala sesuatu dalam jamaah ini—karena ia hanya <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">juz’iyyatul ‘alal amal islami, </em>tapi dia sangat menentukan segala sesuatu. Makanya jangan lalai dalam tarbiyah ini. Saya pun bertanggung jawab jangan sampai terjadi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tawaruth siyasi </em>(larut dalam dunia politik).</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span id="more-285" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span>Hasil tarbiyah ini jangan dibatasi manfaatnya menjadi tarbiyah untuk tarbiyah. Artinya moralitas, idealisme, dan semangat yang dihasilkan tarbiyah itu jangan hanya dirasakan ketika ia menjadi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">murabbi</em> saja. Tapi harus dirasakan juga produk tarbiyah itu baik secara moralitas, idealisme, akhlak, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">hayawiyah, </em>semangat ke dalam dunia politik. Aktif dalam sektor bisnis, eksekutif, budaya, sosial, dan peradaban; perasaan bahwa mereka juga harus merasakan tarbiyah. Jangan sampai produk-produk tarbawi hanya semangat ketika mentarbiyah saja. Ketika di dunia politik dia lesu, di dunia ekonomi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">memble</em>, di dunia sosial kemasyarakatan ketinggalan, dalam seni budaya jauh di urutan ke berapa.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tarbiyah harus bisa memacu, memberikan semangat, memberikan moralitas tinggi, idealisme tinggi dalam segala bidang. Itu sebetulnya sudah kita rasakan, dan semakin kita butuhkan ketika kita semakin besar. Jangan sampai potensi apa pun yang ada tidak mendapat sentuhan tarbawi tersebut. Jangan terjadi apa yang dinamakan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">al-izaaban </em>(pelarutan). Jangan sampai ketika aktif di bidang politik terjadi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">izaabatu syakhsiyyatul islamiyyah </em>(pelarutan kepribadian islami), atau aktif di bidang ekonomi terjadi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">izaabatul akhlaqul islamiyyah. </em>Pelarutan-pelarutan itu insya Allah tidak akan terjadi atau bisa diminimalisir jika tarbiyah kita konsisten.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ri’ayah Ijtima’iyah</em></strong></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kemampuan kita melakukan komunikasi sosial, baik dalam jama’ah sendiri atau juga di masyarakat, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tahsinul ‘alaqotul ijtima’iyyah </em>(perbaikan hubungan kemasyarakatan) ini sangat dibutuhkan dalam peran kita sebagai da’i.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ri’ayah Tanzhimiyah</em></strong></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jaringan struktur kita sebagai jalur komando harus solid. Agar cepat dan tepat, bisa menyalurkan program-program dari pusat sampai ke daerah-daerah.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ri’ayah Iqtishadiyah</em></strong></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ekonomi ini menjadi perhatian Rasulullah <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shalallahu ‘alaihi wa sallam </em>(sesaat setelah hijrah-red) setelah membangun masjid. Masjid untuk membangun <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">anfus </em>(jiwa) dan pasar untuk membangun potensi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">amwal </em>(harta), keduanya untuk <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">wa jahidu bi amwalikum wa anfusikum.</em></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ekonomi kita masih berbasiskan ekonomi jaringan, belum berbasiskan ekonomi pasar. Yang dagang ikhwan dan akhwat, yang belanja juga ikhwan dan akhwat. Memang ekonomi jaringan itu nikmat, tapi sulit untuk menjadi besar, artinya ketemu pedagang sambil kangen-kangenan, tawar menawarnya juga enak. Dalam ekonomi kalau mau menjadi besar itu harus berbasiskan pasar.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ri’ayah iqtishadiyah</em>, pelihara terus ekonomi jaringan, tetapi kembangkan menuju ekonomi pasar. Ekonomi jaringan itu menjadi basis ekonomi pasar. Jangan keasyikan berputar-putar di ekonomi jaringan, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">gak </em>bisa besar. Sebab pasar kita terbatas. Coba hitung berapa persen kader kita yang menjadi pedagang, kemudian berapa komunitas kita yang jadi pasarnya. Apalagi kalau dibagi dengan jumlah pedagang yang berdagang dari<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">halaqoh </em>ke <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">halaqoh, </em>sehingga pembagian jumlah konsumen itu kecil.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kita berada di negara yang pasarnya dipenuhi oleh negara-negara besar; Amerika, Eropa, Cina, dan Jepang berebut pasar Indonesia. Kenapa kita sebagai pemilik pasar tidak mendayagunakannya sebesar-besar manfaat dari pasar Indonesia ini. Pasar Indonesia ini pasar yang jika dilihat dari luas geografisnya—bahkan secara demografisnya lebih luas lagi—sama dengan London – Moskow.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ri’ayah Siyasiyah</em></strong></div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Komunikasi politik kita harus lebih baik antar partai-partai. Jangan ada hambatan-hambatan yang membuat komunikasi kita dengan mereka terputus. Terutama karena kita partai dakwah. Jangan ada komunikasi yang putus dengan siapa pun. PDIP <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mad’u </em>(objek dakwah) kita, Golkar <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mad’u </em>kita, bahkan PDS juga <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mad’u </em>kita. Sebisa mungkin ada jalur komunikasi. Jika tidak ada komunikasi keumatan atau keislaman, maka bangun jalur kemanusiaan. Saya kira tidak ada partai yang anggotanya bukan manusia. Banteng simbolnya, tapi anggotanya tetap manusia.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Minimal hubungan kemanusiaan harus terbentuk dengan kelompok manapun. Ingat, seperti dulu saya tegaskan bahwa <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mihwar muassasi</em> itu merupakan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">muqaddimah</em>menuju <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mihwar dauli</em>. Kalau kita sudah mencapai <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mihwar dauli, </em>rakyat yang kita kelola itu dari beragam parpol, kelompok, dan agama; semuanya rakyat yang harus kita kelola. Harus kita layani. Jangan dibayangkan kalau sebuah partai dakwah berkuasa di sebuah negara, akan membumihanguskan golongan-golongan lain. Tidak! Karena<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">khilafah fil ardhi, </em>termasuk embrionya, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mihwar daulah, </em>itu juga mengemban misi<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">rahmatan lil ‘alamin, </em>bukan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">rahmatan lil mu’minin </em>saja. Semua komponen bangsa harus menikmati kehadiran kita dalam sebuah daulah, minimal secara manusia. Terjamin hak-hak kemanusiaannya, termasuk hak-hak politiknya tidak akan diberangus. Kita akan memberikan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">space </em>kepada siapa pun komponen bangsa ini—sudah tentu yang tidak bertentangan dengan konstitusi negara yang disepakati—agar mempunyai ruang hidup, baik secara politik, ekonomi, budaya, dan relijius.</div><div style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Itu latihannya dari sekarang. Membangun komunikasi politik, budaya, bisnis, dan sosial dengan semua golongan, semua lapisan masyarakat, semua kelompok, semua komponen bangsa dari sekarang. Sehingga kita diakui, laik memimpin negara ini. <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allahu Akbar! </em>Insya Allah tidak lama lagi.</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-30715098360812955042011-06-07T13:18:00.001+08:002011-06-07T13:18:58.524+08:00Menyiapkan Jiwa<div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Posted by Pak Cah</em></div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allahumma bariklana fi Rajab wa Sya’ban, wa ballighna Ramadhan</em>. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikanlah kami kepada Ramadhan.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Esensi doa ini adalah untuk menyiapkan jiwa menyambut Ramadhan. Berharap memasuki bulan Rajab dan Sya’ban dengan penuh berkah. Berharap dua bulan lagi bisa memasuki Ramadhan dengan kondisi kesehatan, kekuatan, dan kebaikan yang prima.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jiwa manusia sering berada dalam kehampaan dan ketidaksiapan. Sibuk dengan berbagai urusan dunia, sibuk dengan kerja, sibuk dengan politik, sibuk dengan bisnis, sibuk dengan mengejar target pekerjaan, sibuk berkarier, sibuk memikirkan kenaikan pangkat, sibuk mengusahakan kebaikan posisi dan gaji.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun tidak sibuk mengingat Allah, tidak sibuk berdzikir, tidak sibuk taubat, tidak sibuk wirid, tidak sibuk shalawat, tidak sibuk tilawah, tidak sibuk qiyamul lail, tidak sibuk ibadah sunah, tidak sibuk istighfar, tidak sibuk bertasbih, tidak sibuk bertahmid, tidak sibuk bertakbir.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Betapa lalai dan lemah jiwa kita…. Tiba-tiba Ramadhan sudah tiba. Tak ada kesiapan jiwa memasukinya.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tidak semua manusia bisa bertemu Ramadhan dengan sepenuh kehadiran jiwa. Kendati tinggal dua bulan lagi. Sekarang kita memasuki bulan Rajab, bulan berikutnya adalah Sya’ban. Setelah itu datanglah bulan teramat istimewa, Ramadhan.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di antara manusia ada yang telah dipanggil menghadap Allah sebelum sempat menikmati Ramadhan berikutnya. Bahkan ada yang meninggal sehari sebelum masuk bulan Ramadhan. Kita tidak tahu apakah akan bisa menjumpai Ramadhan tahun ini. Untuk itulah kita berdoa, memohon agar bisa menjumpai Ramadhan lagi dengan sepenuh cinta.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun untuk apa kita perlu bertemu Ramadhan ? Untuk mendapatkan berbagai keistimewaannya. Agar bisa menemukan segala rahasia keindahan Ramadhan yang Ia berikan kepada kita. Sepenuh jiwa kita berharap limpahan rahmat, berkah, ampunan, kehidupan yang taqwa, akhir hidup yang mulia, akhirat yang bahagia.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dua bulan menjelang Ramadhan, berharap bisa kita lalui sepenuh keberkahan dariNya. Jika dua bulan ini mampu kita isi dengan aktivitas yang penuh berkah, insyaallah kita akan bisa sampai Ramadhan dengan kesiapan jiwa untuk menikmatinya. Bisa berenang pada samudera kerahmatan Ramadhan yang teramat luas tanpa batas.</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berkahi kami di Rajab ini ya Allah…</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berkahi kami pada Sya’ban esok ya Allah…</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Hingga kami sampai ke Ramadhan dengan sepenuh ketulusan dan kesiapan jiwa….</div><div style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Aamiin…</div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-83376082432663016272011-05-05T07:16:00.000+08:002011-05-05T07:18:54.261+08:00Al-Qur’an Ruh Kebangkitan Ummat<h2 class="post-title" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font: normal normal bold 1.9em/1em Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-shadow: rgb(223, 223, 187) 0px 1px 4px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #6f5e4e; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: 19px;"><br />
</span></h2><h2 class="post-title" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font: normal normal bold 1.9em/1em Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 10px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-shadow: rgb(223, 223, 187) 0px 1px 4px;"><span class="Apple-style-span" style="color: #6f5e4e; font-size: 13px; font-weight: normal; line-height: 19px;">Generasi para sahabat Nabi disebut sebagai generasi manusia terbaik yang pernah terlahir di dunia ini sepanjang sejarah manusia (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">khaira ummatin ukhrijat linnas</em>). Asy-syahid Sayyid Quthub dalam <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ma’alim fi at-thariq, </em>menjuluki generasi Muslimin itu sebagai <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Al-Jiilul-Qur’any Al-Fariid”</em> (generasi Qur’ani yang unik).</span></h2><div class="post-content" style="color: #6f5e4e; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 13px; line-height: 19px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dalam <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qur’an wa tafsiruhu</em> disebutkan<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"> </em>bahwa munculnya generasi seperti ini setidaknya karena tiga faktor utama yaitu: <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pertama, </em>materi Al-Qur’an yang membawa nilai-nilai yang luhur. <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kedua, </em>sosok Nabi Muhammad yang paripurna sebagai pembawa amanat ilahi. <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketiga, </em>panduan dari Allah yang selalu menyertai Nabi Muhammad dalam berdakwah. Tiga hal pokok inilah yang menjadikan agama Islam berkembang dengan sangat pesat di seluruh pelosok negeri dalam waktu yang relatif sangat singkat dalam sejarah dakwah para nabi.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span id="more-277" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span>Selain ketiga faktor di atas, ada hal lain yang mendukung kemunculan generasi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">khaira ummah </em>tersebut<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">, </em>yakni kesiapan jiwa para sahabat <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">radhiyallahu</em> <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">anhum </em>untuk selalu berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. Inilah kunci kebangkitan mereka. Ini pula kunci kebangkitan kita pada saat ini. Saat ini yang harus kita lakukan adalah mengembalikan maknawiyah ummat—termasuk kita di dalamnya—agar mau berinteraksi dengan Al-Qur’an sebagaimana generasi sahabat.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ada tiga karakteristik generasi sahabat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pertama,</em> menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">(al-Qur’an manba-un wahiid).</em></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Generasi sahabat mempersepsikan Al-Qur’an sebagai satu-satunya sumber dan landasan kehidupan. Adapun hadits adalah tafsir operasional dari sumber utama itu. Mereka mengenal peradaban Romawi, Yunani, Persia, India, dan China yang tercatat sebagai kebudayaan yang maju waktu itu. Bahkan peradaban Romawi dan Persia mendominasi Jazirah Arab dari utara dan selatan. Tetapi yang menjadi sumber dan acuan generasi sahabat hanyalah Al-Qur’an. Sehingga akal, wawasan, ideologi, dan orientasi mereka terbebas dari pengaruh luar yang tidak sesuai dengan manhaj Al-Qur’an.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sementara generasi berikutnya telah mengalami pembauran sistem dan telah terkontaminasi berbagai polutan dalam memahami sumber utama. Seperti filsafat dan logika Yunani yang banyak mencemari pemikiran pemikir Islam, israiliyat Yahudi dan teologi Nasrani, serta berbagai kebudayaan dan peradaban asing, yang turut mencampuri penafsiran ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga mengurangi kadar kejernihan pemikiran generasi berikutnya dalam memahami Al-Qur’an.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kedua,</em> menerima Al-Qur’an untuk diamalkan (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">manhaj at-talaqqi</em>).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Para sahabat menerima perintah dari Allah persis seperti seorang prajurit menerima perintah dari komandannya. Al-Qur’an diterima untuk diterapkan secara langsung dalam kehidupan pribadi dan masyarakat. Bukan ditujukan untuk menyingkap rahasia alam, sains, atau pengayaan materi-materi ilmiah. Karena Al-Qur’an bukan buku seni, sains, atau sejarah, sekalipun semuanya terkandung di dalamnya. Sesungguhnya ia diturunkan sebagai pedoman hidup (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">minhajul hayah</em>).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketiga,</em> Isolasi (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mufashalah</em>) dari persepsi lama.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Selain menjadikan Al-Qur’an sebagai sumber utama—yakni dengan membebaskan akal, wawasan, ideologi, dan orientasi dari pengaruh luar—para sahabat pun membersihkan jiwanya dari noda dan kotoran masa lalu di masa jahiliyyah dengan petunjuk Al-Qur’an. Mereka memulai hidup baru yang sama sekali berbeda dengan masa lalunya. Interaksinya dengan Al-Qur’an telah merubah total lingkungan, kebiasaan, adat, wawasan, ideologi, serta pergaulannya.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ketiga karakteristik inilah yang tidak dimiliki oleh generasi berikutnya, sehingga tidak bertahannya nilai-nilai ke-Islam-an yang utuh dalam persepsi dan mata hati mereka. Dr Muhammad Al Ghazali berkata, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Generasi pertama terangkat kemuliaannya karena menempatkan Alquran di atas segala-galanya. Sedangkan generasi sekarang jatuh kemuliaannya karena menempatkan Alquran di bawah nafsu dan kehendak dirinya”.</em></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Fenomena Hari Ini</strong></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">DR. Yusuf Qaradawi dalam salah satu ceramahnya mengungkapkan bahwa saat ini kondisi ummat Islam tidak tepat dalam bersikap terhadap Al-Qur’an. Mereka menjadikan Al Qur’an terlupakan, mereka menghapal huruf-hurufnya, namun tidak memperhatikan ajaran-ajarannya. Mereka tidak mampu berinteraksi secara benar dengannya, tidak memprioritaskan apa yang menjadi prioritas Al Qur’an, tidak menganggap besar apa yang dinilai besar oleh Al Qur’an serta tidak menganggap kecil apa yang dinilai kecil oleh Al Qur’an. Di antara mereka ada yang beriman dengan sebagiannya, namun kafir dengan sebagiannya lagi, seperti yang dilakukan oleh Bani Israel sebelum mereka terhadap kitab suci mereka. Mereka tidak mampu berinteraksi secara baik dengan Al Qur’an, seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT. Meskipun mereka mengambil berkah dengan membawanya serta menghias dinding-dinding rumah mereka dengan ayat-ayat Al Qur’an, namun mereka lupa bahwa keberkahan itu terdapat dalam mengikut dan menjalankan hukum-hukumnya. Seperti difirmankan oleh Allah SWT:</div><div dir="RTL" style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Dan Al Qur’an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat.”</em> (QS. Al An’aam, 6: 155).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saat ini ummat Islam baru menunaikan kewajibannya terhadap Al-Qur’an sebatas penjagaan dan pemeliharaan saja. Ummat Islam juga menaruh perhatian yang sangat besar dalam mengajarkan Al-Qur’an agar dibaca dan dihafalkan oleh anak-anak mereka. Apa yang mereka lakukan itu memang sudah merupakan pekerjaan besar. Namun belumlah cukup jika hanya berhenti sampai pada titik itu saja.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Membaca dan mendengar Al-Qur’an dengan Tadabbur</strong></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Merenungi (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tadabbur</em>) Al-Qur’an merupakan keharusan baik ketika membaca atau saat mendengarkannya. Itulah yang dulu diperbuat oleh para sahabat Rasulullah <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shalallahu ‘alaihi wa sallam. </em>Mereka senantiasa membaca (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tilawah</em>) Al-Qur’an, merenungkan dan mengamalkannya. Mereka tidak beranjak dari satu ayat ke ayat lainnya, dari satu surat ke surat yang lainnya, kecuali setelah mereka benar-benar memahami dan mengamalkannya.</div><div dir="RTL" style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">عَنْ أَبِى عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ حَدَّثَنَا مَنْ كَانَ يُقْرِئُنَا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- أَنَّهُمْ كَانُوا يَقْتَرِئُونَ مِنْ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَشَرَ آيَاتٍ فَلاَ يَأْخُذُونَ فِى الْعَشْرِ الأُخْرَى حَتَّى يَعْلَمُوا مَا فِى هَذِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ. قَالُوا فَعَلِمْنَا الْعِلْمَ وَالْعَمَلَ. (أحمد)</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Riwayat dari Abi Abdul Rahman as-Sulamiy (seorang tabi’in), ia berkata, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Telah menceritakan kepada kami orang yang dulu membacakan kepada kami yaitu sahabat-sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa mereka dulu mendapatkan bacaan (Al-Qur’an) dari Rasululullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sepuluh ayat, mereka tidak mengambil sepuluh ayat yang lainnya sehingga mereka mengerti apa yang ada di dalamnya yaitu ilmu dan amal. Mereka berkata, ‘Maka kami mengerti ilmu dan amal.’”</em> (Hadits Riwayat Ahmad nomor 24197, dan Ibnu Abi Syaibah nomor 29929)</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Oleh karena itu, para ulama pada masa lalu dijuluki dengan julukan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qurra’ </em>(orang yang banyak membaca Al-Qur’an). Arti membaca (<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">qira’ah, tilawah</em>) bukanlah sekedar membaca tanpa memahami maksud dan maknanya, sebagaimana banyak terjadi pada masa-masa sekarang ini. Akan tetapi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qari’ </em>(pembaca) adalah identik dengan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-‘Alim</em>(orang yang mengetahui). Dan <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qurra’ </em>berarti para ulama dan para pakar hukum Islam.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Begitupula mendengarkan Al-Qur’an bukanlah sekedar mendengar atau hanya menikmati keindahan lagu dan suara merdu pembacanya. Akan tetapi mendengar disini harus disertai dengan merenungkan arti dan maksudnya.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimanakah kondisi manusia pada masa Nabi <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</em> saat mendengar Al-Qur’an?</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah SWT berfirman,</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu lihat <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">mata mereka mencucurkan air mata </strong>disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari kitab-kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah beriman, maka catatlah kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).” </em>(QS. Al-Maidah, 5: 83).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">menyungkur atas muka mereka sambil bersujud</strong>, dan mereka berkata: ‘Maha Suci Tuhan kami, sesungguhnya janji Tuhan kami pasti dipenuhi. Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">menangis dan mereka bertambah khusyu</strong>‘.”</em> (QS. Al-Isra’, 17: 107 – 109).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta.</strong>”</em> (QS. Al-Furqan, 25: 73)</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“…dan apabila dibacakan ayat-ayatNya <strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">bertambahlah iman mereka</strong>(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”</em> (QS. Al-Anfaal, 8: 2).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Begitulah mereka saat mendengar bacaan Al-Qur’an; mencucurkan air mata, menyungkur atas muka mereka sambil bersujud, menangis dan bertambah khusyu, mendengar dengan penuh kesungguhan, sehingga bertambahlah iman mereka.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bagaimanakah dengan kita?</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Harus kita akui, cukup banyak di antara kita orang-orang yang apabila dibacakan Al-Qur’an, hatta yang mengandung ancaman-ancaman yang dahsyat, malah bersikap acuh-tak acuh; tidak terpengaruh, seolah-olah tidak mendengar sesuatu yang luar biasa.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yusuf Qaradawi mengatakan bahwa kondisi ummat Islam yang tidak sesuai dengan tuntutan Al-Qur’an tersebut, sangat difahami dengan baik oleh musuh-musuh Islam. Sehingga mereka tidak risau untuk menyiarkan bacaan Al-Qur’an di berbagai pemancar radio mereka.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Radio zionis Israel tidak segan-segan menyiarkan bacaan Al-Qur’an, demikian juga Radio London, dan Suara Amerika. Seolah-olah mereka yakin bahwa Al-Qur’an tidak akan berpengaruh sedikit pun kepada kita.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Padahal pada masa lalu, ketika Al-Qur’an dibacakan kepada orang-orang Arab, ia mampu menggoncangkan dan merubah peradaban secara total. Orang-orang musyrik sangat takut terhadap Al-Qur’an walaupun hanya dibaca. Mereka menghalangi anak-anak dan wanita-wanita mereka agar tidak mendengar Al-Qur’an.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Dan orang-orang yang kafir berkata: ‘Janganlah kamu mendengar Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka’.</em>(QS. Fushilat, 41: 26).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><strong style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berinteraksilah dengan Al-Qur’an, Islam pasti jaya!</strong></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Selama kaum Muslimin masih memegang Al-Qur’an di tangan mereka, maka Eropa tidak akan mampu mencengkramkan kekuasaannya di negeri-negeri Timur!”</em></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kalimat ini diungkapkan pada abad 18 oleh William Gladstone, PM Inggris zaman Ratu Victoria. Dari kata-katanya yang penuh kedengkian ini kita dapat memahami bahwa kekuatan kaum Muslimin sesungguhnya terletak pada sejauh mana komitmennya terhadap Al-Qur’an. Inilah kekuatan dahsyat yang menjadi kunci kebangkitan dan kejayaan mereka. Inilah kunci menuju kemenangan dan kemuliaan mereka. Sejarah telah berbicara sebagai fakta abadi; bahwa ummat ini dapat memperoleh izzahnya dengan Al-Qur’an. Dan merekapun Allah kerdilkan karena meninggalkan Al-Qur’an.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Renungkanlah sabda Nabi Muhammad <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">shallallahu ‘alaihi wasallam</em> berikut:</div><div align="center" style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">اِنَّ اللّهَ يَرْفَعُ بِهَاذَاالكِتَابِ أَقْوَامًا وَيَضَعُ آخَرِيْنَ (مسلم)</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sesungguhnya Allah, dengan kitab ini (Al-Qur’an) meninggikan derajat kaum-kaum dan menjatuhkan derajat kaum yang lain.”</em> (HR. Muslim).</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maksud hadits ini menurut DR. Muhammad Faiz Almath, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Barangsiapa yang berpedoman dan mengamalkan isi Al-Qur’an, maka Allah akan meninggikan derajatnya, tapi barangsiapa yang tidak beriman kepada Al-Qur’an, maka Allah akan menghinakannya dan merendahkan derajatnya.”</em></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Oleh karena itu mereka yang rindu pada kebangkitan ummat Islam, harus segera membuka katup jiwanya dan memenuhinya dengan kesejukan Al-Qur’an. Biarlah ia mengalir mengisi relung-relung jiwa, menyegarkan iman, membersihkan pikiran, dan membuahkan amal. Mereka harus mengiringi langkah-langkahnya dengan kekuatan<em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">kalamullah</em>, sebagaimana generasi pertama mereka memulai langkah-langkahnya dengan kekuatan itu.</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ingatlah kata-kata bijak Imam Malik, <em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Umat ini tidak akan jaya kecuali dengan cara pertama kali ia dijayakan genarasi awalnya.”</em></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tidak ada jalan untuk membangkitkan umat dari kelemahan dan ketertinggalan mereka selain dari kembali kepada Al Qur’an ini. Dengan menjadikannya sebagai panutan dan imam yang diikuti. Dan cukuplah Al Qur’an sebagai petunjuk:</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?.”</em> (QS. An Nisaa, 4: 122)</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maraji’:</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Al-Qur’an wa tafsiruhu, </em>Kementerian Agama RI</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berinteraksi dengan Al Qur’an</em>, Dr. Yusuf al Qaradhawi</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><a href="http://hidayatullah.or.id/in/sistematika-wahyu-dokumen-online-88/56-profil-generasi-qurani/79-profil-generasi-qurani.html?showall=1" style="color: #644527; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; outline-color: initial; outline-style: none; outline-width: initial; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px; text-decoration: underline;">http://hidayatullah.or.id/in/sistematika-wahyu-dokumen-online-88/56-profil-generasi-qurani/79-profil-generasi-qurani.html?showall=1</a></div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Gambaran Terjaganya Kemurnian Islam</em>, Hartono Ahmad Jaiz</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><em style="font: italic normal normal 100%/normal Georgia, 'Times New Roman', Times, serif; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">1100 Hadits Terpilih</em>, DR. Muhammad Faiz Almath</div><div style="margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sumber: intimagazine.wordpress.com</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0Jimbaran, Kuta, Indonesia-8.7788855840257476 115.17568550756835-8.8024285840257477 115.13805550756835 -8.7553425840257475 115.21331550756834tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-7050738867290012332011-05-04T10:34:00.001+08:002011-05-04T10:34:37.550+08:00Belajar Mencintai dan Dicintai…..<h1 class="storytitle" style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Oleh : Cahyadi Takariawan</span></h1><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;"><br />
</span></div><div class="storycontent" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Cerita di bawah ini pernah saya sampaikan kepada Nurul F. Huda untuk mengawali kisah Dua Laki-laki Pilihan yang dia tulis. Saya merasa perlu mengulang kisah ini, karena berkaitan dengan tema bab yang sedang kita bahas.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seorang suami bercerita kepada saya, bahwa dalam usia pernikahannya yang memasuki tahun ketiga, ia tak juga merasa semakin mengenal isterinya. Masih sekian banyak hal-hal asing dan –bahkan– aneh yang ia temukan pada diri seorang makhluk “halus” bernama isterinya itu. Siapakah dirimu, wahai isteriku ? Demikian ia sering bertanya dalam hati.<span id="more-120" style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"></span></div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seorang perempuan yang tiba-tiba menangis tanpa sebab-sebab yang bisa diterima akal laki-laki. Seorang perempuan yang tiba-tiba <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">ngambek</em> hanya karena urusan kecil menurut ukuran laki-laki. Sesekali sedemikian manja dan amat ceria, pada kesempatan lain tampak begitu keras. Sesekali tampak cerdas dan pintar dalam berargumentasi, sesekali lain tampak sedemikian emosional dan logikanya tidak jalan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Seperti ia sedang dihadapkan pada sebuah laboratorium bernyawa, tengah ada banyak penelitian dan pelajaran yang bisa dieksplorasi. Ia menghadapi hari-hari yang berharga, pengenalan demi pengenalan, pengalaman demi pengalaman, dan berbagai pertanyaan yang belum semua terjawabkan. Dulu waktu masih lajang, ia seorang pemuda yang tak berani bercanda dengan lawan jenisnya. Ia seorang laki-laki yang <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">clingus</em> kata orang Jawa, pemalu berat. Tak pernah berdekat-dekatan dengan perempuan. Sejak menikah, tiba-tiba setiap hari ia berhadapan dengan perempuan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dunia laki-laki sering mengajarkan pola hidup rasional, argumentatif, cenderung mengeliminir unsur perasaan, dan dalam banyak hal : kaku. Ia lebih bisa memahami mengapa seseorang berkelahi, daripada mengapa ada orang menangis dalam menyelesaikan masalah. Ia lebih bisa menerima seseorang yang berdebat-debat dalam mempertahankan keinginannya, daripada seseorang yang diam membisu dalam mengekspresikan kehendak. Ia lebih mudah mengerti jawaban “iya” dan “tidak”, daripada bahasa perasaan yang mengalir tanpa kejelasan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Cukup sulit baginya mengerti makna air mata. Ia belajar menterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa manusia biasa, bahwa isterinya sama sekali bukan dirinya. Bahwa parameter-parameter perasaan dan logika tak selalu sama antara dua makhluk yang oleh Allah telah dikatakan sebagai <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">wa laisadz dzakaru kal untsa</em>. Tidak sama laki-laki dan perempuan. Dulu ia dilarang menangis oleh ayahnya ketika masih kecil, “Kamu laki-laki, jangan cengeng”. Lalu jika bukan karena sedang menangisi dosa di hadapan Allah, untuk apakah seseorang perlu menangis, padahal air mata tak akan bisa menyelesaikan permasalahan ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tapi sedemikian pulalah yang dihadapi oleh sang isteri. Seorang akhwat muslimah, yang belum pernah bersentuhan kulit dengan laki-laki di masa lajangnya. Tiba-tiba ia merasa ada “raksasa yang memperkosa” banyak rahasia dirinya. Sehelai rambut yang sempat menyembul keluar dari balik kerudung rapihnya saja sudah cukup membuat ia malu dan merah padam wajahnya di hadapan komunitas kaum lelaki. Kini semua rambutnya berjurai lepas di dalam rumah, di hadapan seorang ikhwan !</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kaus kaki yang belum sempat dikenakan sehabis berwudhu di masjid kampus cukup membuatnya merasa amat berdosa tatkala tiba-tiba terlihat seorang laki-laki. Kini baju daster yang dikenakan di dalam rumah menampakkan kedua kakinya, di hadapan seorang ikhwan. Jubah bagian bawah yang sedikit saja terangkat ke atas sehingga menampakkan sebagian betis yang tak terlindungi kaus kaki saat men-starter sepeda motornya telah membuatnya sedemikian risih.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Doktrin “kewanitaan” yang menistakan seorang perempuan berlaku genit dan manja di hadapan laki-laki telah membentuk sikap tegar dan (mencoba) kuat. Kini, ia telah menjadi isteri. Ia harus belajar lembut, manja, bahkan genit di hadapan seorang makhluk asing dan (sedikit) kasar bernama laki-laki. Kini ia bahkan harus memperlihatkan bagian-bagian tubuhnya di hadapan seorang ikhwan, suaminya. Hii, ngeri pada awal-awal ia hidup berdua dengan suaminya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ia mencoba menyesuaikan irama kehidupan dirinya dengan suami. Ia mulai mengenal dunia laki-laki secara sangat dekat, tanpa jarak. Ia mulai berinteraksi dengan benda-benda perlengkapan laki-laki yang dulu tak pernah terjamah olehnya. Bahasa-bahasa dakwah yang kental dan bahkan amat pekat selama ini, telah mencetak sebuah kepribadian aktivis yang berbahasa lugas dan tak pandai juga tak terbiasa “berbunga-bunga” dalam berbahasa.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kini harus ada evolusi kultural, sejak dari berpenampilan, berparfum di depan suami, bersolek wajah, merajuk, merayu, bersikap manja dan membahasakan cinta secara berbunga-bunga. Kesemuanya itu tidak pernah ada pelajarannya. Tidak pernah ada materi pembinaannya. Tiba-tiba harus bisa, dalam waktu sekejap saja.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sebenarnyalah kesulitan yang mereka hadapi merupakan sesuatu yang wajar dan amat manusiawi. Betapa tidak. Pernikahan memang telah mempertemukan bukan saja dua individu yang berbeda, laki-laki dan perempuan, tetapi juga dua kepribadian yang berbeda, dua selera yang berbeda, dua latar budaya yang berbeda, dua karakter yang berbeda, dua otak dan dua hati, bahkan dua ruh yang tak sama. Apabila seorang manusia kadang-kadang mengalami suasana hati yang tak bisa penuh dipahaminya, bagaimana ia akan bisa penuh-penuh memahami suasana hati orang lain ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Memasuki dunia keluarga sesungguhnya sedang menelusuri lorong-lorong peradaban baru, sebuah pengalaman berkehidupan baru bagi sepasang laki-laki dan perempuan. Tak semuanya bisa dirasionalkan begitu saja, kadang memerlukan proses penelaahan dan kontemplasi yang rumit untuk memahami fenomena kehidupan baru. Memahami suasana jiwa, logika berpikir dan perubahan-perubahan alamiyah, psikologis maupun fisiologis, yang mengalir bersama hari-hari dalam kehidupan rumah tangga. Kadang terasa sedemikian cepat hari-hari bergulir, tanpa terasa, seorang laki-laki telah menjadi bapak bagi anak yang kemudian lahir. Seorang perempuan tiba-tiba telah menimang dan menyusui anak hasil pernikahan mereka.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Belum selesai proses pengenalan terhadap pasangan hidup, kini harus memahami dan mengenali seorang bayi mungil. Bayi yang bahasanya tiada lain kecuali menangis, yang telah merebut sebagian besar perhatian isteri, yang telah menyebabkan cinta mulai terbagi. Ada sesuatu yang bertambah, namun juga berkurang, dalam hidup. Ada makhluk mungil yang amat ajaib. Seorang suami merasa sedemikian bangga bisa memiliki keturunan, seorang isteri sedemikian gembira mampu menjadi pelahir generasi baru. Itulah hari-hari yang terus akan bergulir. Proses pembelajaran yang tak pernah usai. Belum selesai belajar mengenal bayi pertama, akan disusul kemudian dengan bayi kedua dan seterusnya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kuliah S-1 yang baru saja mereka selesaikan berdua di kampus tak cukup membekali dengan teori-teori tentang “siapakah laki-laki dan perempuan”, dalam dataran teoritis, maupun aplikasi praktis. Pelajaran seks yang sering dimuat media massa dan menjadi perbincangan publik hanya sebatas indikator keperawanan, pecahnya selaput dara, kesehatan reproduksi, dan sekitarnya. Bahkan wacana diskursus fikih kontemporer belum juga membuka tabir air mata perempuan, rasionalitas laki-laki, sifat-sifat emosional, perasaan, kesetiaan, kekasaran atau kelembutan; sebab Fiqhun Nisa lebih banyak mengajarkan seputar darah wanita : haid, nifas, pendarahan kotor dan penyakit. Apalagi belum banyak yang secara khusus membedah Fiqhur Rijal.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kita dibuat tidak secara pandai dan argumentatif memahami dunia pasangan kita, kecuali melalui pembelajaran dan saling membantu untuk terbuka kepada pasangannya tentang apa yang dirasakan : kepedihan, duka, kegembiraan, kecemburuan, kekecewaan, kebanggaan, ketertarikan, keinginan dan ribuan determinasi perasaan lainnya. Saling membantu mengajarkan tentang diri sendiri, bahwa “aku adalah makhluk Allah yang punya keinginan”, dan mestinya “engkau mengerti keinginanku”. Tetapi proses pembahasaan verbal tak senantiasa berhasil mengungkap hakikat perasaan, sebab diksi tak selalu mampu menuturkan kata hati secara jeli dan teliti.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bisa jadi banyak bias dengan ungkapan-ungkapan yang senantiasa diverbalkan, belum lagi kita berbicara tentang kejujuran. Nabi mulia bahkan membolehkan “bohong putih” suami kepada isteri –dan sebaliknya- yang dilakukan dalam rangka islah atas permasalahan kedua belah pihak; lalu jaminan apa lagi bagi kedua belah pihak untuk bisa menerima verbalitas kata-kata secara apa adanya ? Tatkala suami mengatakan “aku amat berbahagia di sisimu” dan dalam hatinya ia menyimpan kekesalan yang amat dalam kepada isterinya ? Atau isteri mengatakan “aku amat tenang di sampingmu” sementara ia menyimpan banyak kecurigaan kepada suaminya?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saling mencintai memerlukan proses belajar. <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Nahnu nahkumu bizh zhawahir</em>, demikian Islam mengajarkan kepada kita, yang kita jadikan pegangan hanya lahiriyahnya saja, tanpa harus membelah dada pasangan kita untuk mengetahui batas-batas kejujuran. Sejarah mencatat kehidupan seorang laki-laki yang setelah sepuluh tahun menikah baru bisa berbicara terus terang kepada isterinya, bahwa ia baru tumbuh rasa cinta pada saat itu. Artinya, selama sepuluh tahun pernikahan ia berada dalam kepura-puraan di hadapan sang isteri. Lalu, atas dasar apakah seorang isteri akan mempercayai cinta suami pada tahun kesebelas dan tahun-tahun berikutnya, jika bukan dari apa yang diungkapkan suami secara verbal ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saya kira laki-laki tadi pun sesungguhnya tak perlu mengungkapkan kepada sang isteri bahwa sepuluh tahun ia mampu bermain sandiwara dengan baik. Sebab, justru akan membuka peluang prasangka berikutnya pada isteri : sandiwara apa lagi yang akan dimainkan suami pada waktu-waktu mendatang ? Sebatas apa garansi kepercayaan bisa diberikan secara timbal balik atas apa yang diucapkan dengan yang dirasakan ? Menyakitkan, dan amat menyakitkan pernyataan itu.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Cinta bisa saja menimbulkan prasangka, justru karena ingin mengekalkan kecintaan itu. Sebagaimana, saling percaya harus tumbuh di atas benih-benih kesuburan cinta dan kasih sayang suami isteri secara timbal balik. Tak pelak, keikhlasan harus memancar secara tulus dari kedua belah pihak untuk menerima apa adanya pasangan hidup masing-masing. Karena keputusan untuk menikah dengan calon suami atau isteri pada saat awal kehidupan rumah tangga dulu, adalah pilihan bebas dari laki-laki dan perempuan, tanpa ada satu pihakpun yang bisa memaksakan terjadinya pernikahan itu sendiri.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Menikah adalah pilihan sadar yang dilindungi setiap hak laki-laki dan perempuan dalam Islam. Orang tua tak ada hak memaksa anak perempuan untuk menikah dengan seorang laki-laki, guru mengaji tak ada hak memaksa seseorang menikah dengan orang lainnya, bahkan kepala negara –khalifah- sekalipun, tak diberi tongkat pemaksa itu. Seorang laki-laki berhak menentukan pilihan pasangan hidup, sebagaimana seorang perempuan berhak menentukan pilihan pasangan hidupnya. Jika kemudian sepasang laki-laki dan perempuan memutuskan saling menerima dan sepakat untuk melangsungkan pernikahan, maka atas alasan apakah satu pihak merasa terpaksa berada di samping pasangan hidupnya setelah resmi berumah tangga ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sebelum terjadinya akad nikah, pilihan masih terbuka lebar untuk menentukan keputusan berkaitan dengan pilihan pasangan hidup. Tetapi, begitu akad nikah terjadi, adalah sebuah pengkhianatan terhadap makna akad itu sendiri, apabila satu pihak mencoba senantiasa mencari-cari keburukan dan kesalahan pihak lainnya; dengan merasa benar dan bersih sendiri. Pilihan menjadi lebih terbatas : menerima dan mencintai pasangan hidupnya itu. Apabila belum juga muncul rasa cinta setelah terlaksananya pernikahan, alternatif yang paling mungkin adalah : belajar mencintai. Teruslah menjadi orang yang belajar mencintai.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Memang ada pilihan lain yang diajarkan shahabiyat Habibah binti Sahl, ketika ia mengajukan khulu’ di hadapan Nabi saw, “Saya tidak mencela agama dan akhlak suami saya, tetapi saya khawatir menjadi kufur jika hidup bersama dengan dia”. Sebuah ungkapan yang luar biasa lugas dan tandas. Ia seorang perempuan Madinah yang mengajarkan pilihan-pilihan hidup rasional dan manusiawi kepada setiap perempuan. Nabi saw pun memberikan jalan keluar yang amat manusiawi, dan inilah keindahan Islam. Namun, cerai bukan jalan pertama yang harus dikemukakan, sebab proses belajar menerima dan mencinta harus terjadi terlebih dahulu.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Untuk bisa mencintai dan merasakan dicintai, diperlukan pengenalan; sebagaimana kata orang bijak tak kenal maka tak sayang. Maka belajarlah mengenali pasangan hidup masing-masing. Apa yang menyenangkan dirinya, apa yang membuat sedih dan marah. Apa yang disukainya, dan apa yang membuatnya benci dan jijik. Apa tanda ia suka, apa tanda ia benci. Apa tanda ia gembira, apa tanda ia sedih. Apa indikasi ketenangannya, dan apa indikasi kegelisahannya. Kata-kata apa yang ingin didengar, dan kalimat apa yang tak ingin didengar.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tetapi bukankah yang mengetahui detail-detail diri kita adalah kita sendiri ? Dan bukankah kita tidak pernah menyempatkan waktu untuk menulis segala sesuatu tentang diri kita sendiri ? Lalu darimana pasangan hidup mengetahui tentang diri kita, yang tak pernah ada kepustakaan di muka bumi ini menulis tentang kepribadian kita ? Kemudian kita membiarkan pasangan hidup kita membaca dan menebak sendiri segala sesuatu, hingga ia akan paham dan mengerti dengan sendirinya tanpa harus diberitahu. Ah, proses pengenalan yang kelewat panjang dan menghabiskan energi.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mengapa kita tidak belajar terbuka saja kepada suami dan isteri kita, mengatakan sesuatu secara terbuka, apa adanya, tentang buah-buahan kesukaan, tentang warna baju kesayangan, tentang lagu yang disukai. Mengapa kita tidak belajar jujur saja, dari hari ke hari, merenda kata-kata untuk mengutarakan segala daftar selera. Mengucapkan pilihan-pilihan bahasa perasaan, dan mempertemukan dengan daftar selera serta perasaan pasangan kita. Satu persatu, mengeja hari, mendata kosa kata, memperbincangkan diri sendiri di depan pasangan kita. Dari apel, durian dan jeruk; sayur asem, cha kangkung, bayam rebus dan sambal terasi; lagu klasik, nasyid, atau campursari; baju lengan panjang, warna krem, daster lurik, dan piyama batik.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dari shampo, sabun mandi cair, sikat dan pasta gigi. Make up, pembersih kulit, lulur dan alas bedak. Tentang hobi renang dan mendaki gunung. Tentang tokoh-tokoh kenegaraan, artis kesayangan, penulis-penulis besar dunia. Soal jumlah anak, nama-nama anak, dan jenis kelamin yang dikehendaki. Bahkan afiliasi organisasi dan partai politik. Atau apapun lah yang ingin diceritakan, saling berbagi rasa, berbagi cerita, mentertawakan kelucuan-kelucuan di masa lalu. Sekaligus meretas cita-cita masa depan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Ya, kita bisa dengan cepat belajar paham dari adanya keterbukaan, untuk kemudian merasakan cinta dan kasih sayang yang mengalir dari pasangan hidup kita setiap harinya. Mencoba merasakan apa-apa yang dia berikan sebagai sesuatu ungkapan cinta dan kerinduan. Belajar memahami ungkapan kemesraan yang tak begitu sempurna terucap lewat kata-kata dan tingkah laku pasangan kita. Menikmati keluguan demi keluguan orang yang tengah belajar mencinta dan dicinta. Menerima apa adanya ucapan amat kaku ungkapan kasmaran, “Aku mencintaimu dengan sepenuh hatiku” yang diucapkan pun secara terbata-bata. Tidak mentertawakan proses pembelajaran yang tidak sempurna itu, bahkan merasakannya sebagai sebuah kesungguhan meraih kenikmatan hidup berumah tangga.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Adalah wajar orang yang tengah belajar mengalami kesulitan serta kegagapan. Menyetir mobil pertama kali penuh ketegangan, dan menegangkan orang lain. Belajar bahasa Inggris bermula dengan amat mengeja, sebagaimana belajar menulis huruf Arab yang tak ubahnya proses membatik kain. Demikian pun belajar bahasa cinta. Belajar bahasa romantisme. Belajar bahasa hidup suami isteri. Belajar bahasa perasaan. Belajar bahasa logika. Sangat mungkin diawali oleh kesulitan dan kegagapan, mencoba-coba dan kadang merasa gagal untuk mencapai keindahan pengungkapan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Proses pun berlalu, waktu demi waktu. Belajar rupanya tak pernah usai, dari satu bab selera, berpindah ke bab kosa kata. Dari bab perasaan ke bab logika. Dari bab belanja ke bab latar budaya. Sampai kita merasakan kedalaman pengenalan, agar bisa merasakan kedalaman kecintaan. Sampai kita menemukan dasar sumur hati dan perasaan pasangan kita, agar bisa mengukur kebutuhan tangga untuk mencapainya. Luar biasa indahnya makhluk ciptaan Allah bernama manusia, pasangan hidup kita itu. Darinya kita belajar, dan tak pernah usai, berapapun jumlah hitungan usia kita.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jangankan tiga tahun hidup berumah tangga, sampai wafat kita juga rasanya tak cukup proses pembelajaran itu. Oleh karenanya yang diperlukan adalah kesiapan belajar dan menerima hasil pembelajaran dalam hidup berumah tangga. Teruslah menjadi orang yang belajar mencinta dan dicinta. Jangan pernah berhenti.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Demikianlah kisah di atas saya ungkap kembali, untuk memberikan pengantar bahwa memasuki bulan-bulan di tahun pertama hidup berkeluarga tidaklah mudah. Hal ini tidak hanya berlaku bagi pasangan yang memproses pernikahannya Islami, akan tetapi juga berlaku bagi mereka yang telah mengalami masa berpacaran dengan waktu yang cukup lama.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jika dalam masa berpacaran laki-laki dan perempuan cenderung menutupi kekurangan dan kelemahan diri, dengan menampilkan kebaikan dan keindahannya saja, maka begitu bersatu dalam keluarga hal itu tak mungkin terjadi lagi. Seluruh kelemahan akan tertampakkan, seluruh kekurangan akan tergambarkan, semua kebiasaan buruk akan terungkapkan. Suami dan isteri berada pada suatu posisi yang tidak berjarak, mereka dekat dan amat dekat, sehingga semua kebiasaan diri akan dimengerti oleh pasangannya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kebiasaan tidur mendengkur, kebiasaan makan dengan “mengecap” (mengeluarkan bunyi dari mulut waktu makan), kebiasaan menguap dengan lebar, kebiasaan bersendawa, kebiasaan membuang kotoran dan sampah di sembarang tempat, yang semula bisa dirahasiakan dari calon suami atau calon isteri, dalam berumah tangga hal itu tidak akan tersembunyikan. Maka tampaklah anda apa adanya, polos, seperti kondisi sesungguhnya diri anda, di hadapan suami atau isteri anda.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Apabila kondisi yang ada ini tidak seperti yang diharapkan oleh pasangan, dan pasangannya tidak bisa memahami atau menerima kondisi tersebut, muncullah masalah demi masalah yang harus segera diselesaikan…..</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-70778022089269055692011-05-04T09:53:00.000+08:002011-05-04T09:53:28.789+08:00MENJEMPUT KESETIAAN<h1 class="storytitle" style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Oleh : Cahyadi Takariawan</span></h1><div class="storycontent" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Engkau aktif dalam kegiatan dakwah ? Engkau telah bekerja melakukan berbagai upaya menebarkan kebaikan di daerah ? Jika ya, maka mungkin engkau pernah mendengar ucapan-ucapan seperti ini, entah dari siapa.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Luar biasa aktivitas anda membesarkan dakwah di daerah. Sayang sekali, senior anda yang di pusat justru mengkhianati perjuangan anda. Mereka telah mengejar harta, tahta dan wanita, dan melupakan tujuan perjuangan. Lalu, untuk apa anda tetap berpayah-payah di daerah?”</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Sia-sia semua yang kalian kerjakan. Hasilnya dirampas oleh sebagian kecil elit di antara kalian. Apa kalian masih akan bertahan ?”</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Lihatlah apa yang terjadi pada kalian. Setiap hari bertabur berita jelek di media. Itu menandakan aktivitas dakwah kalian sudah jauh menyimpang, karena kerakusan para pemimpin kalian. Mereka telah gila dunia dan melupakan akhirat”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Semua kata-kata itu keluar begitu saja dari mereka yang tidak mengerti makna ucapannya sendiri. Seakan-akan semua yang diucapkannya adalah kebenaran. Seakan-akan yang disampaikan adalah data dan fakta yang telah teruji kebenarannya, lalu semua yang mendengarkan diharapkan segera beriman. Seakan-akan semua yang mereka ungkapkan adalah dalil pembenaran untuk meninggalkan gelanggang perjuangan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Alkisah, seorang kader dakwah merasa tengah mengalami titik kejenuhan. Banyak beban dakwah dan beban kehidupan harus dihadapi sendiri. Ia mulai merenung, berpikir, dan akhirnya merasa semakin lemah. Aktivitas dakwah yang semula menumpuk setiap hari, perlahan mulai dikurangi. Dikumpulkannya “kata orang” tentang pemimpinnya. Dia belanja isu tentang kehidupan para pimpinan dakwah. Cukup banyak sudah isu dikumpulkan, semua semakin melemahkan semangat dakwahnya. Ia mulai menghitung ulang keterlibatannya dalam aktivitas dakwah, dan mempertimbangkan langkah mundur ke belakang.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di hadapanku ia curahkan semua isi hatinya. Sesak, gumpalan beban menghimpit dada dan hatinya. Lelah, penat, jenuh, kecewa, sedih, bercampur aduk…. Air matanya tumpah ruah saat bercerita tentang kepedihan hatinya. Aku merasakan bendungan perasaan itu ambrol, air bah kekecewaan mengalir sangat deras tidak terbendung. Dahsyat, luar biasa….</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Aku segera menceritakan makna ikhlas bagi kader yang berada di lapangan. Aku hanya kader lapangan, waktuku habis di jalan, bukan di kantoran. Aku tidak bisa menjelaskan dengan rangkaian teori yang “tinggi-tinggi”. Ilmuku adalah ilmu lapangan, ilmu aplikasi, berisi pengalaman dan akumulasi rekaman kejadian setiap hari. Teoriku adalah teori kehidupan, yang aku dapatkan langsung dari medan perjuangan. Merekam detail hikmah yang muncul dari perjalanan di sepanjang wilayah dakwah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saudaraku, aku ajak engkau melihat benih-benih yang kita semai di ladang-ladang dakwah di berbagai wilayah. Subhanallah, benih itu tumbuh subur menghijau, membuat takjub siapapun yang melihat dan merasakan detak pertumbuhannya. Kita sirami benih itu, dan kita rawat dengan sepenuh cinta dan kasih sayang. Perasaan lelah dan jenuh menghadapi berbagai kendala, segera hilang sirna dengan sempurna, saat menyaksikan hasil semaian di ladang-ladang dakwah kita.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Rasa jenuh dan lelah bisa hinggap pada hati dan pikiran siapa saja. Pekerjaan rutin sehari-hari membuat kita mudah mengalami kejenuhan, apalagi jika yang dihadapi hanya koran, berita televisi, internet dan kata orang. Dunia disempitkan oleh media, bukan diluaskannya. Lalu apa yang menyemangati kita ? Mari berjalan menikmati hijaunya lahan-lahan semaian dakwah yang telah kita rawat lebih dari dua puluh tahun lamanya. Berjalan, bertemu kader-kader dakwah di setiap daerah, menyapa dan membersamai aktivitas mereka. Subhanallah, lihat wajah-wajah cerah yang tampak di setiap pertemuan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di sebuah mushalla kecil di kecamatan Piyungan, Bantul, Yogyakarta, aku merasakan optimisme dan membuncahnya harapan. Di sebuah ruang sederhana di Gendeng, Baciro, Kota Jogja, aku menjadi saksi kesetiaan tanpa jeda. Di sebuah gedung pertemuan di Masamba, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, aku merasakan detak jantung penuh cinta. Di sebuah ruangan di Baubau, Sulawesi Tenggara, aku merasakan getar kesadaran akan kemenangan. Di sepanjang bumi Sumatera aku melihat dan merasakan pancaran semangat yang membara. Di berbagai belahan Kalimantan aku mendapatkan suasana gelegak kehangatan tak terkalahkan. Di Nusa Tenggara Barat, yang muncul hanyalah optimisme menghadapi medan perjuangan. Di Maluku, kepal tangan yang terangkat kuat menandakan tak akan menyerah menghadapi kendala dakwah. Di Papua, minoritas bukanlah alasan untuk merasa lemah dan kalah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Lalu apa yang melemahkanmu, saudaraku ? Berjalanlah, dan semua wilayah ini adalah bumi dakwah, tempat kita menyemai cinta. Bergeraklah, dan semua daerah ini adalah bumi perjuangan, tempat kita menanamkan harapan. Dimanapun engkau berjalan, dimanapun engkau bergerak, akan merasakan kesegaran udara yang sangat jernih. Tak ada polusi di sana, polusi itu justru ada di sini, di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu menggambarkan betapa besar sesungguhnya ukuran cinta dan harapan yang ada pada dada para kader di sepanjang wilayah dakwah. Tulisan yang saya khawatirkan justru menyempitkan makna kesetiaan dan keikhlasan setiap titik perjuangan kader di seluruh bumi Allah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maka bergeraklah, berjalanlah, beraktivitaslah bersama kafilah dakwah. Rasakan sendiri, lihat sendiri, dengarkan sendiri kata-kata mutiara yang muncul dari lapangan. Diam telah membuatmu merasakan kejenuhan. Tidak bergerak menyebabkan pikiranmu dipenuhi pesimisme dan kegalauan. Tidak berkegiatan membuat hatimu selalu dalam kebimbangan dan keputusasaan. Bergeraklah di lapangan dakwah, engkau akan menemukan sangat banyak harapan dan untaian mutiara kesabaran.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jadi, apa yang melemahkanmu, saudaraku ? Lihat sendiri, dengan mata kepalamu sendiri, bagaimana wajah-wajah penuh kecintaan akan selalu engkau dapatkan. Kemanapun engkau pergi, yang engkau temui adalah benih-benih tersemai dengan pupuk keimanan dan keutamaan. Kemanapun engkau melangkah, yang engkau dapatkan adalah buah-buah yang terawat oleh cinta dan kasih sayang para pembina. Para pembina telah mencurahkan cinta, telah menorehkan kasih, telah memahatkan sayang di hati sanubari semua benih dakwah di sepanjang daerah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Bisakah engkau menanamkan bibit-bibit kebencian, kemarahan, dendam dan kesumat, lalu menyuburkannya hanya dengan pupuk isu serta gosip sepanjang masa? Bisakah engkau menciptakan lahan-lahan yang akan tersuburkan dengan fitnah, caci maki dan sumpah serapah ? Siapa yang akan bisa memberikan cinta, jika yang engkau keluarkan untuk mereka adalah dendam membara ? Siapa yang akan memberikan kesetiaan, jika yang engkau tanam adalah benih-benih permusuhan ? Siapa yang akan memberikan ketulusan, jika yang engkau taburkan adalah kebencian ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jadi, apa yang menggelisahkanmu saudaraku ? Seorang kader dakwah di Paniai, Papua, menitipkan pesan penting saat aku kesana. “Yang sangat kami perlukan adalah kehadiran para Pembina. Kami sangat optimis dengan medan dakwah di sini”. Subhanallah, seperti terbawa mimpi. Paniai bahkan tidak engkau kenal wilayahnya ada dimana. Engkau tidak mengetahui bahwa di tempat yang sangat jauh dari keramaian kota itu ada banyak harapan untuk kebaikan. Benar kan, di sana tidak ada polusi? Karena polusi itu ada di sini, di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu merangkum kuatnya kecintaan dan tulusnya harapan dari kader-kader di daerah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di sebuah ruang sederhana, di Wamena, Papua, aku mendapatkan dan merasakan gelora semangat yang sedemikian membahana. Demikian pula di Merauke. Sekelompok kader telah bekerja melakukan apa yang mereka bisa, dan ternyata lahan-lahan kering itu sedemikian suburnya. Tak dinyana, semula kita membayangkan akan kesulitan menanam benih di lahan yang teramat kering kehitaman. Namun taburan benih tak ada yang sia-sia. Semangat demikian tinggi mengharap kehadiran kita untuk menyaksikan pertumbuhan, karena benih telah dirawat dan dipelihara dengan sepenuh jiwa.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di sebuah pojok ruang di Manokwari, Irian Jaya Barat, tak kalah semangat menjalani aktivitas perjuangan. Beberapa gelintir generasi dakwah, telah menanamkan benih-benih di berbagai wilayah. Siapa menyangka ternyata kecintaan dan kesetiaan yang tulus dimiliki oleh mereka yang tinggal jauh di ujung Indonesia. Genggaman tangan sangat kuat dan hangat masih aku rasakan, seakan tak mau melepaskan. Bahkan mereka menghantarkan aku hingga di depan tangga pesawat terbang. Kisah-kisah heroik aku dapatkan selama menemani mereka menyemai benih di bumi Irian Jaya Barat. Insyaallah pahala berlipat telah Allah limpahkan untuk mereka.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Jadi, hal apa lagi yang meresahkanmu, saudaraku ? Pernahkah engkau mendengar Polewali, Majene, Mamuju dan Mamasa ? Mungkin engkau belum pernah mencarinya di dalam peta. Itu nama-nama kabupaten yang ada di Sulawesi Barat, propinsi yang terbentuk setelah dimekarkan dari Sulawesi Selatan. Aku telah melawat berhari-hari lamanya, menemukan bongkahan semangat yang sangat potensial. Sangat banyak luapan energi yang siap untuk mencerahkan wilayahnya. Mereka menjemput kesetiaan dengan melakukan sangat banyak kegiatan, di tengah berbagai keterbatasan yang mereka hadapi.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Aku juga mengunjungi dan menyapa kader-kader di Mataram, Lombok, Sumbawa, Dompu dan Bima. Luar biasa semangat kader-kader dakwah di sana. Di sudut-sudut ruangan, aku menemukan kenyataan cinta itu hidup segar, bersemi indah dan terawat dengan cermat. Tangan-tangan halus para pembina telah membentuk karakter yang kuat pada para aktivis dakwah, sehingga mereka terus menerus bekerja tanpa mengenal lelah, padahal tidak ada yang memberi upah. Hanya Allah yang menjadi tumpuan harapan kerja mereka. Luar biasa.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Di sepanjang ruas jalan yang aku lalui di Balikpapan, Samarinda, Kutai Timur, Kutai Kertanegara, Penajam, Berau, yang terhirup adalah udara jernih, bukti kemurnian tujuan perjuangan. Demikian pula saat aku menapaki Banda Aceh, Pidie, Lhokseumawe, Langsa, Meulaboh, yang terasakan hanyalah semangat berkontribusi tanpa henti. Para kader telah bertahan di medan perjuangan dengan segenap kecintaan dan harapan. Tak ada polusi di sana, karena polusi itu adanya di sini. Di tulisan ini. Tulisan yang tak mampu mengkabarkan dengan tepat betapa keutuhan dan ketulusan langkah perjuangan kader-kader dakwah di sepanjang wilayah. Sepanjang mata memandang, yang tampak adalah dinamika berkegiatan, berlomba melakukan hal terbaik yang bisa mereka lakukan, berlomba mencetak prestasi dan karya besar bagi bangsa dan negara.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Maka, apa yang meragukanmu, saudaraku ? Suara-suara itu, tuduhan-tuduhan itu, kata-kata itu ? Aku bukan seseorang yang berwenang menjelaskan. Maka aku tak mau mendengarkannya, karena sama sekali tidak ada artinya bagiku. Aku hanyalah seorang kader lapangan. Waktuku habis di jalan, bukan di kantoran. Aku merasakan gairah pertumbuhan, aku mendengarkan degup jantung penuh kecintaan, aku mencium harum aroma kemenangan, aku melihat gurat keteguhan, aku menikmati cita rasa kesetiaan. Aku menjadi saksi betapa suburnya cinta dan kesetiaan kader di sepanjang jalan dakwah, di sepanjang bumi Allah.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Waktu, tenaga, pikiran, harta benda bahkan jiwa telah mereka sumbangkan dengan sepenuh kesadaran. Tidak ada yang terbayang dalam benak mereka, kecuali upaya memberikan yang terbaik bagi perjuangan. Berbagai kekurangan dan kelemahan mereka miliki, namun tidak menyurutkan semangat dan memadamkan gairah yang menggelora di dada. Mereka yakin akan janji-janji Ketuhanan, bahwa kemenangan itu dekat waktunya. Mereka menjemput kesetiaan dengan selalu bergerak, berbuat, beraktivitas di lapangan. Bukan duduk diam menunggu sesuatu, atau melamunkan sesuatu.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Suara-suara itu, tuduhan-tuduhan itu, caci maki itu, apakah masih ada artinya jika engkau telah menghirup nafas dari udara yang sangat jernih di wilayah dakwah ? Apakah masih membuatmu gelisah jika tubuhmu telah basah oleh keringat dari perjalanan panjang yang sangat menyenangkan di berbagai daerah ? Apakah masih membuatmu ragu jika matamu telah memandang kehijauan lahan-lahan yang kita semai di sepanjang bumi Allah ? Apakah masih membuatmu gundah jika hatimu telah bertaut dengan aktivitas kader-kader dakwah yang menjemput kesetiaan dengan berjaga dan bertahan di berbagai medan perjuangan ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sungguh, aku menjadi saksi kesetiaan mereka di sepanjang jalan dakwah. Aku menjadi saksi hasrat dan kecintaan mereka yang sedemikian besar kepada perjuangan dakwah. Aku juga berharap, kader-kader di daerah mengerti betapa besar cinta kami kepada lahan-lahan yang tumbuh bersemi. Aku selalu memohon perlindungan dan kekuatan kepada Allah, semoga Allah selalu melindungi dan menjaga dakwah dan para qiyadah. Aku selalu memohon kepada Allah, agar semangat dan gairah dakwah tidak pernah melemah. Ya Allah, beritahukan kepada kader-kader yang setia berjaga di garis kesadaran dan harapan, betapa besar cinta kami kepada mereka. Ya Allah sampaikan kepada para kader yang telah bekerja sepenuh jiwa, betapa hati kami selalu tertambat kepada mereka.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Beritahukan ya Allah, cinta kami sangat tulus untuk mereka. Selamanya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Selamanya !</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Pancoran Barat, 3 Mei 2011</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-85265926574484993622011-04-25T14:20:00.000+08:002011-04-25T14:20:36.055+08:00Tipikal Fitnah Dari Masa Ke Masa<span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">*Islamedia *- Kalau mau diperhatikan lebih mendalam, sedikit jeli kemudian</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mencoba menganalisa, maka hipotesa tentang "tipikal fitnah dalam perjuangan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menegakkan dakwah" semakin mendekati kebenaran. Hipotesa ini berangkat dari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">metode perjalanan dakwah ala Rasul dan Nabi dari kapanpun periode kenabian.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sebuah sunnatullah bahwa perjalanan menegakkan kebenaran dan keadilan,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">meninggikan nilai-nilai Islam, mewujudkan hukum-hukum Allah di muka bumi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">selalu mendapatkan tantangan, ujian dan cobaan. Sunnatullah ini berlaku dari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mulai manusia pertama: Adam AS yang mendapatkan ujian langsung dari Iblis</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">yang baru saja dipecat dari surga. Tak sanggup menggoda Adam, Iblis menggoda</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">istrinya. Hawa pun tergoda dan keduanya akhirnya turun ke bumi. Iblis dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">anak-anaknya pasti akan terus menyesatkan manusia, hingga sangkakala kiamat</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dibunyikan. Karena Iblis telah bersumpah:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, (Al-Hijr: 39)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">(Shod: 82)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">(Al-A'raaf: 16)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Iblis dan anak cucunya benar-benar menjalankan sumpahnya. Fitnah demi fitnah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tidak pernah terlepas dari kehidupan manusia. Namun Allah SWT tidak pernah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">membiarkan hambanya untuk berjalan sendiri, maka diturunkanlah para nabi dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">rasul yang selalu menunjukkan mereka kepada fitrahnya: Jalan Yang Lurus.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">manusia tidak mengetahui, (Ar-Ruum: 30)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Tapi, perjalanan pari nabi dan rasul itu tidak mudah, tidak mulus seperti</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">jalan tol, tidak cepat seperti sambaran petir. Tidak serta merta terkabul</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">layaknya doa-doa dalam sinetron picisan. Tidak juga. Banyak fitnah yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mendera, cercaan, hinaan, dan perlawanan dari musuh-musuhnya. Musuh-musuh</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Allah. Nabi Nuh AS berdakwah 950 tahun untuk hanya 70 orang pengikut bahkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">anak dan istrinya enggan mengikutinya. Ibrahim dibakar Namrudz, Yusuf harus</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">merasakan dinginnya jeruji besi penjara. Zakaria bahkan harus digergaji</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">badannya, Ilyas dipenggal kepalanya, Isa bahkan akan disalib ummatnya jika</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">bukan karena pertolongan Allah yang mengangkatnya ke langit. Dan nabi kita,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">teladan, junjungan, manusia yang kita cintai, Rasulullah SAW pun mengucurkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">darahnya hanya karena beliau dan pendahulunya berkata:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sesungguhnya Allah Dialah Tuhanku dan Tuhan kamu maka sembahlah Dia, ini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">adalah jalan yang lurus. (Az-Zukhruf: 64)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Dari perjalanan dakwah Anbiyaa wa Rasuul yang bisa kita petik pelajaran, ada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">4 tipe fitnah yang selalu berulang-ulang dari masa ke masa di tempat dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">pelaku yang berbeda.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Pertama, Fitnah Terhadap Pribadi Pembawa Risalah (Rasulullah dan para Nabi)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Fitnah ini serupa dan selalu berulang di setiap kondisi. Da'i yang menyeru</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kepada Amar Ma'rufdan Nahy Munkar seringkali difitnah sebagai orang gila,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tukang sihir, ahlul bid'ah, dan cacian lain yang sifatnya personal, fitnah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">langsung kepada pribadi du'at.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Nabiyullah Nuh dipanggil dengan sebutan orang gila:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sebelum mereka, telah mendustakan (pula) kamu Nuh, maka mereka mendustakan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">hamba Kami (Nuh) dan mengatakan: "Dia seorang gila dan dia sudah pernah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">diberi ancaman). (Al-Qamar: 9)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Musa difitnah firaun dengan panggilan orang gila :</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Fir'aun berkata: "Sesungguhnya Rasulmu yang diutus kepada kamu sekalian</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">benar-benar orang gila". (Ash-Shu'araa: 27)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Lain waktu, Musa dan Harun difitnah dengan sebutan tukang sihir:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sesungguhnya dua orang ini adalah benar-benar ahli sihir yang hendak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mengusir kamu dari negeri kamu dengan sihirnya dan hendak melenyapkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kedudukan kamu yang utama, (Thohaa: 63)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Rasulullah SAW pun tak luput dari cacian ini:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan Al Quran kepadanya, sesungguhnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kamu benar-benar orang yang gila. (Al-Hijr: 6)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dan disebut dengan sebutan tukang sihir:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Kami lebih mengetahui dalam keadaan bagaimana mereka mendengarkan sewaktu</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mereka mendengarkan kamu, dan sewaktu mereka berbisik-bisik (yaitu) ketika</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">orang-orang zalim itu berkata: "Kamu tidak lain hanyalah mengikuti seorang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">laki-laki yang kena sihir". (Al-Israa: 47)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Dan tidak hanya para Rasul dan Nabi yang difitnah secara pribadi dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sebutang orang gila, tukang sihir, pembohong dan sejenisnya, tapi juga para</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mujaddiid yang selalu berupaya mengembalikan ajaran Allah ke jalan yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">benar, setelah lama bengkok akibat kebodohan para pengikutnya dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">penyimpangan yang dilakukan orang-orang yang dianggap 'Alim di kalangan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mereka, namun sesungguhnya yang mereka lakukan hanyalah "melanjutkan tradisi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dan ajaran leluhur-leluhur mereka" yang melanggarnya berarti pantangan dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">akibatnya bisa kualat. Fitnah serupa diterima oleh duat dimanapun berada, KH</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyyah sempat merasakannya kala awal-awal</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">perjuangan dakwahnya membersihkan masyarakat dari penyakit Tahayul, Bid'ah,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Churafat (TBC). Bahkan surau beliau pun harus dirobohkan karena kebodohan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">masyarakatnya.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Kedua, Fitnah terhadap Isi Risalah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Bila fitnah pertama menyasar kepada pribadi du'at, maka yang kedua ini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">justru lebih dahsyat lagi. Yang jadi sasaran adalah isi risalahnya, baik</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Islam itu sendiri dan Al-quran sebagai bukti kodifikasi firman Allah kepada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">hamba-Nya. Kebanyakan penolakan mereka berasal dari kebodohannya belaka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">(jahiliyah), ketika terjadi dialog antara Ibrahim dengan Namruz, Namruz</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menuduh Ibrahim lah yang menghancurkan patung-patung sesembahan mereka,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">namun Ibrahim mengelak dan justru menantang Namruz untuk bertanya kepada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">patung yang paling besar, karena dia lah yang tertangkap sedang memegang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kapak, lalu Namruz berkata: "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara". lalu Ibrahim</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menjawab "Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kamu?" (QS Al-Anbiya: 56 - 64). Jadi sebenarnya mereka tahu bahwa mereka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sedang tersesat, dan kesesatannya tidak sedikitpun bermanfaat buatnya, tapi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">karena kesesatan tersebut sudah mengurat akar dan ada sebagian golongan yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">diuntungkan dengan praktik kesesatan tersebut, yang bila kebenaran datang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dan kesesatan hilang maka mereka akan merugi secara ekonomis, maka akhirnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mereka memilih untuk menolak kebenaran tersebut. Apalagi kebenaran tersebut</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tidak didukung oleh mayoritas hanya segelintir orang. Mirip-mirip bukan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dengan cerita praktik korupsi di negara kita yang mengurat akar dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menguntungkan pihak-pihak tertentu? Mereka sadar bahwa korupsi adalah salah,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tapi mereka belum siap untuk meninggalkannya karena ada potential loss yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">akan diderita. Karena itu sekalipun reformasi sudah berjalan, tapi pelakunya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">relatif belum siap untuk berubah, dan karenanya dalam poin pemberantasan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">korupsi, reformasi belum bisa dikatakan berhasil.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Kebanyakan, para pelaku jahiliyah tidak pernah mampu mempertahankan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">argumentasi kejahiliahannya. Sebab mereka berdiri di atas akar yang rapuh.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sebagaimana kegelapan yang langsung sirna bila ada secercah sumber cahaya.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Begitulah kejahiliahan para pembuat fitnah, dia ada hanya karena sumber</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">cahaya tidak ada. Tapi sebagaimana fitrah kejahatan, mereka akan saling</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">melindungi satu dengan lainnya. Ta'awanu 'alal itsmi wal udwan. Bahkan Allah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sudah memberitakan jauh hari bahwa mereka saling melindungi dalam kezaliman,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">koalisi kejahatan yang dengannya justru timbul kemudharatan dan kerusakan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">yang sangat besar.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sebagian yang lain. Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">bumi dan kerusakan yang besar. (Al-Anfaal: 73)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Kedua tipe fitnah diatas relatif damai, belum ada intimidasi fisik disana.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Hanya sekedar teror verbal. Bila kedua tipe teror diatas belum cukup</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menghabisi langkah duat dalam perjalanan dakwahnya, maka fitnah selanjutnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">terus berlanjut.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Fitnah Ketiga: Embargo ekonomi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Embargo ekonomi paling nyata dirasakan oleh Bani Hasyim dan Bani Muthalib di</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tahun ke-7 kenabian. Masyarakat Quraisy menyatakan pemutusan hubungan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">ekonomi, pelarangan pernikahan dengan kedua suku tersebut dan berdamai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dengan mereka. Setiap ada kafilah dagang masuk ke mekkah, serta merta</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">pembesar Quraisy memborong seluruh bahan pangan dan memaksa pedagang agar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menjual barang dagangannya ke Bani Hasyim dan Muthallib dengan harga yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tinggi.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Pada era modern, senjata embargo sering dipakai oleh barat (baca: Amerika</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dan Sekutunya) untuk menghajar siapapun yang tidak sepaham dengannya. Irak,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Iran, Sudan, hingga Indonesia pernah merasakan embargo darinya. Dari awal</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">2000-an Indonesia sudah mengalami embargo suku cadang militer dari Amerika</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">hingga memaksa pemerintah mengandangkan 3 pesawat F-16 nya. Di kemudian hari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">pemerintah lebih memilih untuk membeli Sukhoi Rusia demi mengatasi embargo</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">militer AS ini. Embargo dijatuhkan karena AS merasa militer Indonesia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">melanggar HAM dalam kasus Timor-Timor lalu.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Tujuan fitnah ini adalah untuk menggoyahkan pendirian, keyakinan dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">semangat orang-orang beriman untuk kemudian meninggalkan Rasulullah atau</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menyerahkannya ke Quraisy untuk dibunuh. Tapi menurut Profesor Muhammad</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Rawwas Qal'ah dalam kitab Qiraatus Siyasyah Li Sirah An Nabawiyah, peristiwa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">pemboikotan terhadap Rasulullah SAW dan para pengikutnyajustru mendatangkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">kebaikan yang sangat besar. "Sungguh Allah telah memperkuat posisi agama</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Islam ini melalui orang kafir tanpa disadarinya", ungkapnya.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Embargo terhadap Rasulullah dan para pengikutnya selama tiga tahun telah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">menjadi pencegah bagi masuknya orang-orang yang memiliki tujuan kotor ke</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dalam Islam. Tidak mungkin orang-orang yang sangat rakus dengan gemerlapnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dunia akan masuk ke dalam Islam. Sehingga tidak akan masuk Islam, kecuali</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">orang-orang yang hatinya telah terbakar oleh panasnya iman. Dibutuhkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">keikhlasan dan kesabaran yang tinggi untuk bisa menjadi pengikut Rasulullah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">SAW</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Bila Fitnah Ekonomi tidak juga mampu untuk membungkam du'at, maka jurus</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">terakhir dilancarkan.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Fitnah Keempat: Perang Fisik</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Bila ketiga jenis fitnah diatas tidak mampu untuk menghentikan laju du'at,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">maka peperangan fisik adalah jurus terakhir yang akan dilancarkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">musuh-musuhnya. Perang Badr Kubra adalah perang besar pertama yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">dilancarkan Musyrikin Mekkah terhadap Negara Islam Madinah. Al-quran</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mencatat, tidak seluruh kaum muslimin Madinah saat itu siap untuk berperang.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sebagian mereka dihinggapi rasa takut bahkan enggan berperang:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sebagaimana Tuhanmu menyuruhmu pergi dan rumahmu dengan kebenaran, padahal</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu tidak menyukainya,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">(QS Al-Anfaal: 5)</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Tapi mereka yang kuat imannya tetap berangkat bersama Rasulullah. Mereka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">setia dengan pimpinan mereka. Di kala senang dan susah. Bahkan secara</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">khusus, Rasulullah seakan meminta jaminan kesetiaan dari sahabat Anshor,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sejarah mencatat ucapan Sa'ad Bin Muadz yang mewakili seluruh sahabat</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">anshor:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Sepertinya, engkau ragu kepada kami, wahai Rasulullah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Dan sepertinya, engkau khawatir bahwa orang-orang Anshar,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sebagaimana yang tampak pada pandanganmu, tidak akan menolongmu, kecuali di</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">ngerinya.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Saya bicara atas nama orang Anshar dan memberi jawaban berdasarkan sikap</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">mereka.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Berangkatlah bersama kami, sesuai dengan yang apa engkau kehendaki.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Ikatlah tali siapapun yang engkau kehendaki dan putuskanlah ikatan siapa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">saja yang engkau kehendaki.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Dan ambilah dari harta kekayaan kami yang engkau kehendaki. Dan berikanlah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">yang mana saja yang engkau kehendaki.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Apa saja yang engkau ambil, niscaya lebih kami sukai daripada yang engkau</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">tinggalkan.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Demi Allah, kalau seandainya engkau menempuh perjalanan bersama kami hingga</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">ke barak Al Ghamad (Kota Habasyah), kami semuanya akan tetap bersamamu.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Demi Allah, kalau seandainya engkau mengajak kami untuk menyebrangi lautan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">sekalipun, pasti kami akan lalui bersamamu.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;"><br style="line-height: 1.22em;" /></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Georgia; font-size: 13px; line-height: 15px;">Atas ijin Allah, pasukan muslimin meraih kemenangan gemilang di medan Badr.</span>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-91670830717031664242011-04-22T04:27:00.001+08:002011-04-22T04:27:51.130+08:00KITA BEKERJA UNTUK SIAPA ?<h1 class="storytitle" style="font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 21px;">Oleh : Cahyadi Takariawan</span></h1><div class="storycontent" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 17px; margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;"><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tidak pernah bosan saya mengajak anda semua untuk selalu berbuat kebaikan, semaksimal kemampuan yang bisa kita lakukan. Ajakan ini sesungguhnya untuk menyemangati diri sendiri, dan mengingatkan diri ini, agar selalu melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan. Sejarah hidup yang teramat pendek jangan disia-siakan dengan aktivitas yang tidak memberi kontribusi bagi kebaikan. Namun, ada catatan tebal yang harus selalu kita ingat : kita bekerja dan berbuat baik, untuk siapakah ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Suatu saat anda menolong tetangga yang sedang mengalami kesulitan. Dengan penuh perasaan tanggung jawab anda membantunya, anda memberikan pertolongan yang sangat diperlukannya. Pada kesempatan yang lain, tetangga tersebut memerlukan pertolongan lagi. Bergegas anda memberikan bantuan. Berkali-kali anda mendatangi rumahnya, dan memberikan bantuan yang sangat bermanfaat baginya. Lagi dan lagi, tidak bisa dihitung berapa banyak anda menolongnya. Tidak bisa diingat lagi berapa kali anda berbuat baik kepadanya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun bukannya ucapan terimakasih yang anda dapatkan. Tetangga tersebut justru menyebarkan fitnah kemana-mana, justru menjelek-jelekkan anda di hadapan warga, bahwa anda terlalu pelit untuk menolong. Anda dianggap tidak ikhlas membantu, dan sangat individualis. Anda dianggap tidak memiliki kepedulian terhadap kondisi tetangga. Ramailah gosip di antara tetangga, menyebar berita negatif tentang anda. Akhirnya anda menjadi selebritis di lingkungan tempat tinggal, karena banyak dibicarakan orang.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sedih bukan main rasa hati anda. Rasanya sudah tidak kurang anda membantu tetangga tersebut dalam berbagai kesulitan hidupnya. Lalu mana imbalan baiknya ? Mana ucapan terima kasihnya ? Mana apresiasi positifnya ? Mengapa justru ia melempar fitnah dan tuduhan kemana-mana ? Saat mengalami kejadian seperti itu, apa yang akan anda lakukan ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Kalau begitu, selamanya saya tidak akan membantu dia lagi. Tidak ada gunanya saya membantu orang yang tidak mengetahui balas budi”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Menyesal sekali saya membantunya selama ini. Ternyata dia orang yang tidak layak dikasihani, justru sekarang dia memusuhi”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Anda saja saya tidak membantunya selama ini, itu akan lebih baik bagi saya. Karena sudah banyak membantu, masih juga difitnah”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sayang sekali jika seperti itu ungkapan anda. Sungguh, anda telah kalah di titik itu. Jika kita bekerja dan berbuat baik dengan penuh harapan akan mendapatkan apresiasi positif dari manusia, bisa dipastikan kita akan mengalami kekecewaan yang teramat fatal. Karena bisa jadi, pekerjaan dan perbuatan baik tersebut tidak mendapatkan apresiasi seperti yang kita harapkan. Bahkan ada kalanya, mereka yang mendapatkan kebaikan dari kita, justru menjadi orang yang membenci dan memusuhi kita. Orang yang paling banyak kita bantu, bisa jadi justru paling memusuhi dan membenci kita.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Baiklah, kita tidak perlu merinci sebab-sebabnya, mengapa apresiasi yang kita harapkan ternyata tidak selalu sesuai dengan kenyataan. Tidak perlu kita korek sebab-sebabnya. Namun kita lebih fokus kepada pertanyaan yang lebih substansial, untuk siapakah kita berbuat kebaikan ? Untuk siapakah kita bekerja ? Jika mengharap balasan kebaikan dari manusia, ingatlah manusia itu sangat lemah dan penuh keterbatasan. Tidak mungkin akan bisa memberikan apresiasi yang memadai sesuai dengan kadar kebaikan yang kita berikan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Saya mengingatkan diri sendiri dan anda semuanya, mari bekerja untuk Sang Pencipta Manusia. Tuhannya manusia. Pemilik dan Penguasa alam semesta. Dialah Tuhan, Allah Yang Maha Kuasa. Dialah Dzat Yang Maha Sempurna. Yang bisa memberikan apresiasi secara tepat dan adil. Yang bisa memberikan balasan bahkan secara berlipat, dan tanpa batas. Yang tidak pernah memiliki kekurangan. Yang tidak memiliki keterbatasan. Dia Maha Membalas segala perbuatan. Sekecil apapun kebaikan, ataupun keburukan. Dia sangat teliti dan jeli.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mungkin anda adalah tokoh masyarakat, yang telah banyak berbuat kebaikan untuk membangun masyarakat di desa anda. Puluhan tahun anda bekerja untuk memajukan masyarakat, berjuang untuk membangun ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Anda kerjakan siang dan malam, tanpa mengenal lelah. Anda mengorbankan waktu, tenaga, pikiran, harta benda dan semua fasilitas yang anda miliki demi kebaikan masyarakat desa. Puluhan tahun anda berada di tengah mereka mengajak melakukan kebaikan dan hasilnya sedikit demi sedikit mulai terasakan. Perlahan namun pasti, kondisi wilayah anda semakin membaik, semakin maju, semakin kondusif.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun jangan anda kecewa, jika anda maju dalam pemilihan kepala desa, ternyata bukan anda pemenangnya. Orang lain telah terpilih menjadi pemenang, dan orangnya biasa saja. Anda merasa sangat heran, bagaimana ada orang yang tidak ikut dalam perjuangan puluhan tahun di desa itu, namun justru menjadi pemenang dalam pemilihan kepala desa ? Anda merasa telah menjadi tokoh yang sangat dikenal masyarakat desa melalui perjuangan panjang yang anda lakukan, namun tidak menghasilkan suara signifikan dalam pemilihan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Yang bisa lebih menyakitkan bagi anda, ternyata ada sebagian warga desa yang melakukan black campaigne terhadap anda. Menjelek-jelekkan anda, menjatuhkan nama anda, mengajak masyarakat membenci dan akhirnya tidak memilih anda. Sedih sekali rasanya, anda merasa telah menghabiskan puluhan tahun yang panjang untuk perjuangan, namun orang lain telah menikmati hasilnya. Anda merasa dicampakkan dan dibuang secara hina ke tong sampah. Di masa tua, ternyata anda tidak mendapatkan posisi yang mapan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dengan marah dan penuh emosi, anda berbicara di hadapan masyarakat desa. “Jika tidak ada saya, desa ini masih tertinggal, kumuh dan kotor. Sayalah yang telah berjuang tiga puluh tahun membangun desa ini. Dulu tidak ada orang yang mau berjuang, semua saya lakukan sendirian. Ternyata kalian tidak menghargai perjuangan saya. Sia-sia semua yang sudah saya lakukan untuk kalian”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Sayang sekali jika anda menyesali semua tumpukan kebaikan yang telah anda usahakan puluhan tahun. Tetas keringat dan air mata telah anda relakan mewarnai detik-detik perjuangan yang sangat panjang. Melelahkan, dan semua telah Allah berikan catatan balasan berupa pahala kebaikan atas segala detail usaha serta jerih payah anda. Keringat anda, rasa lelah anda, air mata anda, bermalam-malamnya anda, pengorbanan anda, semua telah Allah tetapkan balasan kebaikan. Telah Allah tuliskan pahala atas segala amal anda. Jangan anda merusak dan menghapus pahala kebaikan itu dengan rasa penyesalan dan rasa kesia-siaan. Jangan, karena itu potensial merusakkan nilai amal kebaikan anda.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Mungkin anda adalah tokoh dalam sebuah organisasi dakwah. Sejak awal mula berdirinya organisasi, anda termasuk perintisnya. Anda mengetahui segala suka duka merintis dan membesarkan organisasi dakwah, semua penuh perjuangan yang melelahkan. Berbagai tantangan dan hambatan terus menghadang sejak awal pendirian, dan anda termasuk tokoh yang gigih berjuang menghidupi organisasi. Sekian banyak kekurangan dan kelemahan anda hadapi bersama rekan-rekan seperjuangan, di masa-masa sulit anda mampu bertahan dan tegar dengan banyaknya ujian berupa kesulitan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Anda relakan meninggalkan anak isteri, berlama-lama melakukan perjalanan ke berbagai daerah. Anda relakan meninggalkan pekerjaan, demi perjuangan menyebarkan usaha dakwah ke berbagai tempat. Sampai ke pelosok, sampai ke pedalaman, sampai daerah terpencil. Menyeberang sungai, mendaki bukit, menaiki sepeda motor tua, kadang berjalan kaki puluhan kilometer. Menyeberang laut dengan menaiki kapal kelas super ekonomi, tanpa membawa bekal yang berarti. Sementara keluarga yang di rumah juga tidak dicukupi dengan keperluan hidup sehari hari. Tawakal kepada Allah, dan Allah Maha Mencukupi.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Kini organisasi dakwah anda sudah membesar. Pengurus dan kader sudah bertebaran di seluruh pelosok tanah air. Tidak pernah terbayangkan oleh anda, bahwa organisasi dakwah yang anda rintis tigapuluh tahun yang lalu itu akhirnya tumbuh berkembang, membesar, menjadi sebuah kekuatan yang sangat membanggakan. Terasa lega, bahwa hasil perjuangan panjang itu mulai kelihatan buahnya. Tiga puluh tahun yang lalu, organisasi yang anda rintis itu tidak dikenal siapa-siapa, tidak dipedulikan siapa-siapa, bahkan banyak diejek dan ditertawakan, namun dengan sabar anda tetap membersamainya. Kini organisasi itu telah menjelma menjadi idola, banyak dielu-elukan dan diakui kebesarannya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Namun, sesuatu terasa mengganjal bagi anda. Perjuangan yang telah anda jalani puluhan tahun itu ternyata tidak mendapatkan apresiasi dari petinggi organisasi. Beberapa orang generasi awal yang merintis organisasi bersama anda, kini telah menempati posisi penting. Mereka memiliki kehidupan yang sangat layak, berbeda dengan anda. Seorang teman anda, sesama generasi perintis organisasi, memiliki rumah mewah, mobil mewah, dan fasilitas kehidupan yang sangat mencukupi. Anak-anaknya sekolah dan kuliah di luar negeri. Isterinya tampak mengenakan perhiasan warna warni. Tersulutlah rasa iri, mengapa jauh berbeda seperti ini ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Anda hanyalah seorang tua yang berjalan kaki. Rumah anda sangat sederhana di pinggiran kota. Sepeda motor anda seusia perjuangan yang telah anda jalani. Bahkan anda kesulitan membiayai sekolah dan kuliah anak-anak anda, jangankan ke luar negeri. Sekolah di kampung sendiri saja demikian berat membiayai. Hidup anda hingga kini masih penuh dinamika perjuangan, sementara anda lihat generasi seperjuangan anda telah berada pada posisi kemapanan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Marah sekali rasa hati anda. Geram, anda menggoreskan kata-kata, menuliskan kegelisahan. “Organisasi dakwah ini besar karena perjuangan yang saya lakukan. Jika tidak saya hidupi organisasi ini tiga puluh tahun yang lalu, tidak akan menjadi sebesar ini. Saya telah habiskan semua yang saya punya, telah saya sumbangkan apa yang melekat pada diri saya dan isteri saya. Tanah saya jual, perhiasan istri kami relakan terjual, semua demi kelangsungan hidup organisasi. Pekerjaan tetap di perusahaan saya tinggal, agar saya bisa berkhidmat untuk organisasi, padahal dulu saya mendapatkan gaji besar dari perusahaan. Semua saya relakan demi membesarkan organisasi ini”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Namun setelah organisasi ini membesar, kalian campakkan saya begitu saja. Rasanya seperti menjadi orang terbuang, menjadi orang yang tidak memiliki arti sama sekali. Kalian telah menjadi orang yang lupa diri, kalian hidup bermewah sementara saya hidup seperti sampah. Menyesal sekali saya telah ikut membesarkan organisasi ini. Sia-sia semua perjuangan yang saya lakukan, jika akhirnya hanya seperti ini. Brengsek semua kalian ini, tidak bisa menghargai jasa para pendiri”.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Marah, gemas, geram, dendam. Bercampur baur antara kecintaan dengan kebencian. Anda melontarkan sumpah serapah, mengungkit-ungkit jasa dan kebaikan yang sudah anda lakukan tiga puluh tahun. Anda menyesali kebaikan yang sudah anda lakukan, berupa perjuangan panjang, berupa berlelah-lelah, berjalan siang dan malam ke berbagai wilayah, berjaga malam untuk merancang dan mengaplikasikan strategi. Anda merasa tidak dihargai dan tidak mendapatkan apresiasi yang memadai.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Anda ungkit tanah yang dulu anda jual, sepeda motor yang digadaikan, perhiasan isteri yang disumbangkan, perabotan rumah yang digunakan melengkapi perkantoran. Anda ungkap kembali waktu yang telah anda curahkan, tenaga yang telah anda baktikan, pikiran yang telah anda sumbangkan. Tigapuluh tahun perjuangan bukanlah waktu yang sedikit, jelas itu masa yang panjang. Anda ungkit itu semua, demi mendapatkan pengakuan dan apresiasi. Anda merasa telah terzhalimi.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Tidak, anda tidak boleh seperti itu. Anda tidak layak mengungkit dan menyesali amal kebaikan yang telah Allah tetapkan pahala berlipatnya. Anda tidak boleh merasa sia-sia terhadap segala langkah perjuangan anda puluhan tahun membesarkan organisasi dakwah, dengan segala kesulitan dan hambatan, dengan segala keringat, darah dan air mata. Anda tidak boleh meratapi sejarah yang telah anda torehkan dalam membesarkan organisasi. Jangan lakukan, karena itu semua potensial merusakkan amal kebaikan anda. Jangan anda sesali, karena itu berpotensi merontokkan pahala kebaikan yang telah Allah tuliskan.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Anda boleh memberikan masukan dan kritik, tentu saja, dalam rangka tausiyah dan menguatkan organisasi saat ini. Namun tidak dengan kebencian, tidak dengan dendam, tidak dengan kemarahan, tidak dengan kedengkian. Apalagi hanya terpicu oleh perbedaan materi, ada sebagian generasi perintis organisasi yang berada dalam kondisi kemapanan, dan sementara anda termasuk yang masih sangat jauh dari kesejahteraan. Jadi sebenarnya kemarahan anda karena apa ?</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Semua langkah kebaikan, semua tetes keringat, semua air mata, semua titik darah yang pernah keluar dari diri anda, telah menjadi amal kebaikan yang berlipat pahalanya. Telah membuahkan berkah bagi diri, keluarga dan organisasi anda. Tidak ada kebaikan yang sia-sia, semua pasti ada hasilnya. Tidak mesti hasil itu berupa balasan langsung di dunia, namun bisa kita nikmati nanti di surga. Tidak mesti balasan kebaikan itu datang dari organisasi yang kita tumbuhkan, namun bisa jadi dari arah lain yang tidak pernah kita sangka sebelumnya. Allah Maha Adil dan Bijaksana.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Berharaplah kepada Allah saja, sebab Dia yang Maha Kaya. Berharaplah kepada Allah, sebab Dia Yang Maha memberi balasan. Pasti anda tidak akan kecewa. Allah tidak akan menyia-nyiakan semua jerih payah anda. Allah tidak akan melupakan semua usaha dan perjuangan anda. Allah tidak akan melalaikan balasan bagi setiap titik kebaikan, walau sebesar dzarrah. Tidak ada manusia yang bisa melakukan itu semua dengan sempurna, karena manusia sangat banyak kelemahan dan keterbatasannya.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Menyakitkan rasanya ? Dakwah ternyata melelahkan, dakwah ternyata menyakitkan, benarkah ? Coba kita simak kembali tausiyah ustadz Rahmat Abdullah, <em style="margin-bottom: 0px; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Allah yarham</em>.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">“Memang seperti itulah dakwah. Dakwah adalah cinta. Dan cinta akan meminta semuanya dari dirimu. Sampai pikiranmu. Sampai perhatianmu. Berjalan, duduk, dan tidurmu.. Bahkan di tengah lelapmu, isi mimpimu pun tentang dakwah. Tentang umat yang kau cintai..</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Lagi-lagi memang seperti itu. Dakwah. Menyedot saripati energimu. Sampai tulang belulangmu. Sampai daging terakhir yang menempel di tubuh rentamu. Tubuh yang luluh lantak diseret-seret.. Tubuh yang hancur lebur dipaksa berlari.. Seperti itu pula kejadiannya pada rambut Rasulullah. Beliau memang akan tua juga. Tapi kepalanya beruban karena beban berat dari ayat yang diturunkan Allah….</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Dakwah bukannya tidak melelahkan. Bukannya tidak membosankan. Dakwah bukannya tidak menyakitkan. Bahkan juga para pejuang risalah bukannya sepi dari godaan kefuturan. Tidak… Justru kelelahan. Justru rasa sakit itu selalu bersama mereka sepanjang hidupnya. Setiap hari. Satu kisah heroik, akan segera mereka sambung lagi dengan amalan yang jauh lebih “tragis”. Justru karena rasa sakit itu selalu mereka rasakan, selalu menemani… Justru karena rasa sakit itu selalu mengintai ke mana pun mereka pergi… akhirnya menjadi adaptasi. Kalau iman dan godaan rasa lelah selalu bertempur, pada akhirnya salah satunya harus mengalah. Dan rasa lelah itu sendiri yang akhirnya lelah untuk mencekik iman. Lalu terus berkobar dalam dada. Begitu pula rasa sakit. Hingga luka tak kau rasa lagi sebagai luka. Hingga “hasrat untuk mengeluh” tidak lagi terlalu menggoda dibandingkan jihad yang begitu cantik.</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Begitupun Umar. Saat Rasulullah wafat, ia histeris. Saat Abu Bakar wafat, ia tidak lagi mengamuk. Bukannya tidak cinta pada Abu Bakar. Tapi saking seringnya “ditinggalkan” , hal itu sudah menjadi kewajaran. Dan menjadi semacam tonik bagi iman..”</div><div style="line-height: 1.5em; margin-bottom: 1em; margin-left: 0px; margin-right: 0px; margin-top: 0px; padding-bottom: 0px; padding-left: 0px; padding-right: 0px; padding-top: 0px;">Demikian untaian mutiara yang sangat dalam dari Allah Yarham, ustadz Rahmat Abdullah. Sekarang saatnya introspeksi, masuk ke dalam relung jiwa kita sendiri. Menata, mengaca, mengoreksi hati. Menjawab dengan jujur, sebenarnya kita bekerja untuk siapa ? Jika untuk manusia, bersiaplah untuk merana. Jika untuk Allah semata, bersiaplah mendapatkan kebaikan berlipat dariNya. Di dunia, atau nanti di surgaNya.</div></div>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3852828675337389900.post-71372606408815550212011-04-22T04:16:00.000+08:002011-04-22T04:18:36.438+08:00Mitos Kartini dan Rekayasa Sejarah Atas Peran Islam<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;">Oleh: Dr. <span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;">Adian Husaini</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 13px;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Ada yang menarik pada Jurnal Islamia (INSISTS-Republika) edisi 9 April 2009</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lalu. Dari empat halaman jurnal berbentuk koran yang membahas tema utama</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tentang Kesetaraan Gender, ada tulisan sejarawan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_0" style="color: #366388;">Persis</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tiar Anwar Bahtiar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tentang Kartini. Judulnya: “*Mengapa Harus Kartini?*”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sejarawan yang menamatkan magister bidang sejarah di Universitas Indonesia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">ini mempertanyakan: Mengapa Harus Kartini? Mengapa setiap *21 April* bangsa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Indonesia memperingati *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_1" style="color: #366388;">Hari Kartini</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*? Apakah tidak ada wanita Indonesia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lain yang lebih layak ditokohkan dan diteladani dibandingkan Kartini?</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Menyongsong tanggal 21 April 2009 kali ini, sangatlah relevan untuk membaca</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dan merenungkan artikel yang ditulis oleh Tiar Anwar Bahtiar tersebut. Tentu</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">saja, pertanyaan bernada gugatan seperti itu bukan pertama kali dilontarkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sejarawan. Pada tahun 1970-an, di saat kuat-kuatnya pemerintahan Orde Baru,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">guru besar Universitas Indonesia, Prof. Dr. *Harsja W. Bachtiar* pernah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menggugat masalah ini. Ia mengkritik ‘*pengkultusan*‘ R.A. Kartini sebagai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_2" style="color: #366388;">pahlawan nasional</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Indonesia.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dalam buku *Satu Abad Kartini* (1879-1979), (Jakarta: Pustaka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_3" style="color: #366388;">Sinar Harapan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1990, cetakan ke-4), Harsja W. Bahtiar menulis sebuah artikel berjudul</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">“*Kartini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dan Peranan Wanita dalam Masyarakat Kita*“. Tulisan ini bernada gugatan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">terhadap penokohan Kartini. “*Kita mengambil alih Kartini sebagai lambang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda. Kita tidak mencipta</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah yang mengembangkannya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lebih lanjut,*” tulis Harsja W. Bachtiar, yang menamatkan doktor</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sosiologinya di Harvard University.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Harsja juga menggugat dengan halus, mengapa harus Kartini yang dijadikan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sebagai simbol kemajuan wanita Indonesia. Ia menunjuk dua sosok wanita yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">hebat dalam sejarah Indonesia. Pertama, Sultanah Seri Ratu Tajul Alam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*Safiatuddin</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Johan* Berdaulat dari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_4" style="color: #366388;">Aceh</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dan kedua, *Siti Aisyah We Tenriolle* dari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sulawesi Selatan. Anehnya, tulis Harsja, dua wanita itu tidak masuk dalam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">buku *Sejarah Setengah Abad Pergerakan Wanita Indonesia* (Jakarta: Balai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pustaka, 1978), terbitan resmi Kongres Wanita Indonesia (Kowani). Tentu saja</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kartini masuk dalam buku tersebut.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Padahal, papar Harsja, kehebatan dua wanita itu sangat luar biasa. *Sultanah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Safiatudin *dikenal sebagai sosok yang sangat pintar dan aktif mengembangkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">ilmu pengatetahuan. Selain bahasa Aceh dan Melayu, dia menguasai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_5" style="color: #366388;">bahasa<br />
Arab</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, Persia, Spanyol dan Urdu. Di masa pemerintahannya, ilmu dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">kesusastraan berkembang pesat. Ketika itulah lahir karya-karya besar dari</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Nuruddin ar-Raniry,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_6" style="color: #366388;">Hamzah Fansuri</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, dan Abdur Rauf. Ia juga berhasil</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menampik usaha-usaha Belanda untuk menempatkan diri di daerah Aceh. VOC pun</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tidak berhasil memperoleh monopoli atas perdagangan timah dan komoditi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lainnya. Sultanah memerintah Aceh cukup lama, yaitu 1644-1675. Ia dikenal</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sangat memajukan pendidikan, baik untuk pria maupun untuk wanita.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tokoh wanita kedua yang disebut Harsja Bachriar adalah *Siti Aisyah We</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tenriolle*. Wanita ini bukan hanya dikenal ahli dalam pemerintahan, tetapi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">juga mahir dalam kesusastraan. B.F. Matthes, orang Belanda yang ahli sejarah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sulawesi Selatan, mengaku mendapat manfaat besar dari sebuah epos La-Galigo,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">yang mencakup lebih dari 7.000 halaman folio. Ikhtisar epos besar itu dibuat</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sendiri oleh We Tenriolle. Pada tahun 1908, wanita ini mendirikan sekolah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pertama di Tanette, tempat pendidikan modern pertama yang dibuka baik untuk</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">anak-anak pria maupun untuk wanita.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Penelusuran Prof. Harsja W. Bachtiar terhadap penokohan Kartini akhirnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menemukan kenyataan, bahwa Kartini memang *dipilih *oleh orang Belanda untuk</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*ditampilkan *ke depan sebagai *pendekar kemajuan wanita pribumi* di</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Indonesia. Mula-mula Kartini bergaul dengan Asisten-Residen Ovink suami</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">istri. Adalah *Cristiaan Snouck Hurgronje*, penasehat pemerintah Hindia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Belanda, yang mendorong J.H. Abendanon, Direktur Departemen Pendidikan,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Agama dan Kerajinan, agar memberikan perhatian pada Kartini tiga bersaudara.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Harsja menulis tentang kisah ini: “*Abendanon mengunjungi mereka dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">kemudian menjadi semacam sponsor bagi Kartini. Kartini berkenalan dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Hilda de Booy-Boissevain, istri ajudan Gubernur Jendral, pada suatu resepsi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">di</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_7" style="color: #366388;">Istana Bogor</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, suatu pertemuan yang sangat mengesankan kedua belah pihak.*</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Ringkasnya, Kartini kemudian berkenalan dengan *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_8" style="color: #366388;">Estella Zeehandelaar</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">seorang wanita aktivis gerakan Sociaal Democratische Arbeiderspartij (SDAP).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Wanita Belanda ini kemudian mengenalkan Kartini pada berbagai ide modern,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">terutama mengenai *perjuangan wanita *dan *sosialisme*. Tokoh sosialisme</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">H.H. van Kol dan penganjur “Haluan Etika” *C.Th. van Deventer* adalah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">orang-orang yang menampilkan Kartini sebagai pendekar wanita Indonesia.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Lebih dari enam tahun setelah Kartini wafat pada umur 25 tahun, pada tahun</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1911, Abendanon *menerbitkan *kumpulan surat-surat Kartini dengan judul *Door</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Duisternis tot Lich*. Kemudian terbit juga edisi bahasa Inggrisnya dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">judul *Letters of a Javaness Princess*. Beberapa tahun kemudian, terbit</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">terjemahan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_9" style="color: #366388;">dalam bahasa Indonesia</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dengan judul *Habis Gelap Terbitlah Terang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*: Boeah Pikiran (1922).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dua tahun setelah penerbitan buku Kartini, Hilda de Booy-Boissevain</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengadakan prakarsa *pengumpulan dana *yang memungkinkan pembiayaan sejumlah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sekolah di</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_10" style="color: #366388;">Jawa Tengah</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">. Tanggal 27 Juni 1913, didirikan *Komite Kartini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Fonds*, yang diketuai C.Th. van Deventer. Usaha pengumpulan dana ini lebih *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">memperkenalkan* nama Kartini, serta ide-idenya pada orang-orang di Belanda.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Harsja Bachtriar kemudian mencatat: “*Orang-orang Indonesia di luar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lingkungan terbatas Kartini sendiri, dalam masa kehidupan Kartini hampir tidak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengenal Kartini dan mungkin tidak akan mengenal Kartini bilamana</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">orang-orang Belanda ini tidak menampilkan Kartini ke depan dalam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tulisan-tulisan, percakapan-percakapan maupun tindakan-tindakan mereka.*”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Karena itulah, simpul guru besar UI tersebut, “*Kita mengambil alih Kartini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sebagai lambang emansipasi wanita di Indonesia dari orang-orang Belanda.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kita tidak mencipta sendiri lambang budaya ini, meskipun kemudian kitalah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">yang mengembangkannya lebih lanjut.*”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Harsja mengimbau agar informasi tentang wanita-wanita Indonesia yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">hebat-hebat dibuka seluas-luasnya, sehingga menjadi pengetahuan suri</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tauladan banyak orang. Ia secara halus berusaha meruntuhkan mitos Kartini: “</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*Dan, bilamana ternyata bahwa dalam berbagai hal wanita-wanita ini lebih</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mulia, lebih berjasa daripada R.A. Kartini, kita harus berbangga bahwa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">wanita-wanita kita lebih hebat daripada dikira sebelumnya, tanpa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">memperkecilpenghargaan kita pada RA Kartini.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dalam artikelnya di Jurnal Islamia (INSISTS-Republika, 9/4/2009), Tiar Anwar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Bahtiar juga menyebut sejumlah sosok wanita yang sangat layak dimunculkan,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">seperti *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_11" style="color: #366388;">Dewi Sartika</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*di Bandung dan *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_12" style="color: #366388;">Rohana</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kudus *di Padang (kemudian</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pindah ke Medan). Dua wanita ini pikiran-pikirannya memang tidak sengaja</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dipublikasikan. Tapi yang mereka lakukan *lebih* dari yang dilakukan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kartini. Berikut ini paparan tentang dua sosok wanita itu, sebagaimana</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dikutip dari artikel Tiar Bahtiar.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*Dewi Sartika* (1884-1947) bukan hanya berwacana tentang pendidikan kaum</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">wanita. Ia bahkan berhasil mendirikan sekolah yang belakangan dinamakan *Sakola</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kautamaan Istri *(1910) yang berdiri di berbagai tempat di Bandung dan luar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Bandung. *Rohana Kudus* (1884-1972) melakukan hal yang sama di kampung</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">halamannya. Selain mendirikan *Sekolah Kerajinan Amal Setia *(1911) dan *Rohana</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">School *(1916), Rohana Kudus bahkan menjadi jurnalis sejak di Koto Gadang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sampai saat ia mengungsi ke Medan. Ia tercatat sebagai *jurnalis wanita</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pertama *di negeri ini.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kalau Kartini hanya menyampaikan ide-idenya dalam surat, mereka sudah lebih</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">jauh melangkah: *mewujudkan ide-ide* dalam *tindakan nyata*. Jika Kartini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dikenalkan oleh Abendanon yang berinisiatif menerbitkan surat-suratnya,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Rohana menyebarkan idenya secara langsung melalui koran-koran yang ia</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">terbitkan sendiri sejak dari Sunting Melayu (Koto Gadang, 1912), Wanita</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Bergerak (Padang), Radio (padang), hingga</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_13" style="color: #366388;">Cahaya</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Sumatera (Medan).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Bahkan kalau melirik kisah-kisah Cut Nyak Dien, Tengku Fakinah, Cut Mutia,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Pecut Baren, Pocut Meurah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_14" style="color: #366388;">Intan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, dan Cutpo Fatimah dari Aceh,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">klaim-klaim *keterbelakangan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*kaum wanita di negeri pada masa Kartini hidup ini *harus *segera *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">digugurkan*. Mereka adalah wanita-wanita hebat yang turut berjuang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mempertahankan kemerdekaan Aceh dari serangan Belanda. Tengku Fakinah,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">selain ikut berperang juga adalah seorang ulama-wanita. Di Aceh, kisah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">wanita ikut berperang atau menjadi pemimpin pasukan perang bukan sesuatu</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">yang aneh. Bahkan jauh-jauh hari sebelum era Cut Nyak Dien dan sebelum</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Belanda datang ke Indonesia, Kerajaan Aceh sudah memiliki *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_15" style="color: #366388;">Panglima</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Angkatan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Laut wanita *pertama, yakni Malahayati.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Jadi, ada baiknya bangsa Indonesia bisa berpikir lebih jernih: Mengapa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kartini? Mengapa bukan Rohana Kudus? Mengapa bukan Cut Nyak Dien? Mengapa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Abendanon *memilih *Kartini? Dan mengapa kemudian bangsa Indonesia juga</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengikuti kebijakan itu? Cut Nyak Dien tidak pernah mau tunduk kepada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Belanda. Ia tidak pernah menyerah dan berhenti menentang penjajahan Belanda</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">atas negeri ini.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Meskipun aktif berkiprah di tengah masyarakat, Rohana Kudus juga memiliki *visi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">keislaman *yang tegas. “*Perputaran zaman tidak akan pernah membuat wanita</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menyamai laki-laki. Wanita tetaplah wanita dengan segala kemampuan dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">kewajibannya. Yang harus berubah adalah wanita harus mendapat pendidikan dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">perlakukan yang lebih baik. Wanita harus sehat jasmani dan rohani, berakhlak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">dan berbudi pekerti luhur, taat beribadah yang kesemuanya hanya akan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">terpenuhi dengan mempunyai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_16" style="color: #366388;">ilmu pengetahuan</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">,*” begitu kata Rohana Kudus.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Seperti diungkapkan oleh Prof. Harsja W. Bachtiar dan Tiar Anwar Bahtiar,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">penokohan Kartini *tidak terlepas *dari *peran *Belanda. Harsja W. Bachtiar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">bahkan menyinggung nama *Snouck Hurgronje *dalam rangkaian penokohan Kartini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">oleh Abendanon. Padahal, Snouck adalah seorang *orientalis *Belanda yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">memiliki kebijakan sistematis untuk *meminggirkan Islam *dari bumi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_17" style="color: #366388;">Nusantara</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">. Pakar sejarah Melayu, Prof. Naquib al-Attas sudah lama</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengingatkan adanya upaya yang sistematis dari orientalis Belanda</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">untuk *memperkecil</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*peran *Islam *dalam sejarah Kepulauan Nusantara.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dalam bukunya, *Islam dalam Sejarah dan Kebudayaan Melayu *((Bandung: Mizan,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">1990, cet. Ke-4), Prof. Naquib al-Attas menulis tentang masalah ini:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*“Kecenderungan ke arah memperkecil peranan Islam dalam sejarah Kepulauan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">ini, sudah nyata pula, misalnya dalam tulisan-tulisan Snouck Hurgronje pada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">akhir abad yang lalu. Kemudian hampir semua sarjana-sarjana yang menulis</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">selepas Hurgronje telah terpengaruh kesan pemikirannya yang meluas dan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mendalam di kalangan mereka, sehingga tidak mengherankan sekiranya pengaruh</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">itu masih berlaku sampai dewasa ini.”*</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Apa hubungan Kartini dengan Snouck Hurgronje? Dalam sejumlah suratnya kepada</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Ny. Abendanon, Kartini memang beberapa kali *menyebut *nama Snouck.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Tampaknya, Kartini memandang orientalis-kolonialis Balanda itu sebagai *orang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">hebat *yang sangat *pakar *dalam soal Islam. Dalam suratnya kepada Ny.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Abendanon tertanggal 18 Februari 1902, Kartini menulis:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">“*Salam, Bidadariku yang manis dan baik!… Masih ada lagi suatu permintaan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">penting yang hendak saya ajukan kepada Nyonya. Apabila Nyonya bertemu dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">teman Nyonya Dr. Snouck Hurgronje, sudikah Nyonya bertanya kepada beliau</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tentang hal berikut: ‘Apakah dalam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_18" style="color: #366388;">agama Islam</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">juga ada hukum akil balig</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat?‘ Ataukah sebaiknya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">perempuannya.*” (Lihat, buku Kartini: *Surat-surat kepada Ny. R.M.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Abendanon-Mandri dan Suaminya*, (penerjemah: Sulastin Sutrisno), (Jakarta:</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Penerbit Djambatan, 2000), hal. 234-235).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Melalui bukunya, *Snouck Hurgronje en Islam *(Diindonesiakan oleh Girimukti</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_19" style="color: #366388;">Pusaka</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">, dengan judul *Snouck Hurgronje dan Islam*, tahun 1989),</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"> </span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><a href="http://p.sj/" target="_blank"><span class="yshortcuts" id="lw_1303415523_20" style="color: #366388;">P.SJ</span></a></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">. Van</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Koningsveld memaparkan sosok dan kiprah Snouck Hurgronje dalam upaya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">membantu penjajah Belanda untuk ‘*menaklukkan Islam*‘. Mengikuti jejak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">orientalis Yahudi, Ignaz Goldziher, yang menjadi murid para Syaikh al-Azhar</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Kairo, Snouck sampai merasa perlu untuk *menyatakan diri* sebagai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">seorang *muslim</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*(1885) dan *mengganti nama *menjadi *Abdul Ghaffar*. Dengan itu dia bisa</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">diterima menjadi murid para ulama Mekkah. Posisi dan pengalaman ini nantinya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">memudahkan langkah Snouck dalam menembus daerah-daerah Muslim di berbagai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">wilayah di Indonesia.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Menurut Van Koningsveld, pemerintah kolonial mengerti benar sepak terjang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Snouck dalam ‘penyamarannya’ sebagai Muslim. Snouck *dianggap* oleh banyak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">kaum Muslim di Nusantara ini sebagai ‘*ulama*‘. Bahkan ada yang menyebutnya</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sebagai “*Mufti Hindia Belanda*“. Juga ada yang memanggilnya “Syaikhul Islam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Jawa”. Padahal, Snouck sendiri menulis tentang Islam: “*Sesungguhnya agama</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">ini meskipun cocok untuk membiasakan ketertiban kepada orang-orang biadab,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">tetapi tidak dapat berdamai dengan peradaban modern, kecuali dengan suatu</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">perubahan radikal, namun tidak sesuatu pun memberi kita hak untuk</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengharapkannya.*” (hal. 116).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*Snouck Hurgronje* (lahir: 1857) adalah *adviseur *pada Kantoor voor</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Inlandsche zaken pada periode 1899-1906. Kantor inilah yang bertugas</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">memberikan nasehat kepada pemerintah kolonial dalam masalah pribumi. Dalam</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">bukunya, *Politik Islam Hindia Belanda*, (Jakarta: LP3ES, 1985), Dr. Aqib</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Suminto mengupas panjang lebar pemikiran dan nasehat-nasehat Snouck</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Hurgronje kepada pemerintah kolonial Belanda. Salah satu strateginya, adalah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">melakukan *pembaratan *kaum elite pribumi melalui *dunia pendidikan*,</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">sehingga mereka jauh dari Islam. Menurut Snouck, lapisan pribumi yang</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">berkebudayaan lebih tinggi relatif jauh dari pengaruh Islam. Sedangkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pengaruh Barat yang mereka miliki akan mempermudah mempertemukannya dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pemerintahan Eropa. Snouck optimis, rakyat banyak akan mengikuti jejak</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pemimpin tradisional mereka. Menurutnya, *Islam Indonesia *akan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mengalami *kekalahan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">akhir *melalui *asosiasi *pemeluk agama ini ke dalam *kebudayaan *Belanda.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Dalam perlombaan bersaing melawan Islam bisa dipastikan bahwa *asosiasi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">kebudayaan *yang ditopang oleh *pendidikan Barat *akan keluar sebagai *</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">pemenangnya*. Apalagi, jika didukung oleh *kristenisasi *dan *pemanfaatan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">adat*. (hal. 43).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Aqib Suminto mengupas beberapa strategi Snouck Hurgronje dalam menaklukkan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Islam di Indonesia: “*Terhadap daerah yang Islamnya kuat semacam Aceh</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">misalnya, Snouck Hurgronje tidak merestui dilancarkan kristenisasi. Untuk</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menghadapi Islam ia cenderung memilih jalan halus, yaitu dengan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">menyalurkan semangat</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">mereka kearah yang menjauhi agamanya (Islam) melalui asosiasi kebudayaan.*”</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">(hal. 24).</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Itulah *strategi *dan *taktik *penjajah untuk menaklukkan Islam. Kita</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">melihat, strategi dan taktik itu pula yang sekarang masih banyak digunakan</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">untuk ‘menaklukkan’ Islam. Bahkan, jika kita cermati, strategi itu kini</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">semakin canggih dilakukan. *Kader-kader *Snouck dari kalangan ‘pribumi</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Muslim’ sudah berjubel. Biasanya, berawal dari perasaan ‘minder’ sebagai</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Muslim dan *silau *dengan *peradaban Barat*, banyak ‘anak didik Snouck’ –</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">langsung atau pun tidak – yang sibuk *menyeret Islam *ke bawah *orbit</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">*peradaban</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">Barat. Tentu, sangat ironis, jika ada yang tidak sadar, bahwa yang mereka</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">lakukan adalah *merusak *Islam, dan pada saat yang sama tetap merasa telah</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;"><br />
</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: 13px;">berbuat kebaikan.</span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial, helvetica, sans-serif; font-size: x-small;"><br />
</span>Santika DPD Badunghttp://www.blogger.com/profile/13097199946288074168noreply@blogger.com0