Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

Sabtu, 09 April 2011

Napak Tilas Kepanduan Indonesia

Jauh sebelum nama Pramuka (Praja Muda Karana) kita kenal sekarang. Gerakan Pramuka khususnya di Indonesia, dahulu lebih dikenal dengan kepanduan. Diawali dengan adanya cabang gerakan kepanduan, pada jaman Hindia Belanda pada tahun 1912, Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916. Saat terjadinya Perang Dunia I yang memiliki kwartir besar sendiri.

Sementara organisasi kepanduan yang didirikan oleh orang pribumi atas inisiatif S.P. Mangkunegara VII bernama Javaanse Padvinders Organisatie (JPO) pada tahun 1916 juga. Sebelumnya, organisasi pandu ini telah merambah ke seluruh dunia dan bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat, yang kita kenal sekarang dengan nama Jambore Nasional.

Sebelum kita napak tilas kembali kegiatan Pramuka di Indonesia?

Mari kita tengok asal mula kegiatan kepanduan ini. Seabad lalu, sejak didirikan oleh Bapak Pandu Dunia Robert Baden-Powell, seorang pensiunan Tentara Britania, pada 1907 di Inggris. Nama lengkap Baden-Powell adalah Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell.

Berdirinya Boy Scouts (Pramuka) secara tidak sengaja dari kumpulan anak-anak remaja yang di sebut Scout Troops. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith adalah sahabat Baden-Powell.

Semasa di ketentaraan Inggris Baden-Powell menulis sebuah buku Aids to Scouting berisi ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru.

Dengan buku panduan ini ditambah kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan. Setelah kembali dari tugasnya, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Akhirnya, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di pulau Brownsea bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid. Nah itulah asal mula gerakan Pramuka.

Di Indonesia sendiri, bapak pandu ialah Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Sebelum lahirnya gerakan Pramuka pada tahun 1961. Tidak dapat kita pungkiri perjalanan sejarah kepramukaan di bumi pertiwi melibatkan peran aktif pemuda Indonesia. Sebab sebelum tahun 1960-an bermunculan gerakan kepanduan, seperti Padvinder Muhammadiyah yang pada 1920 yang kemudian oleh Budi Utomo dirubah namanya menjadi Hisbul Wathon" (HW); Nationale Padvinderij.

Sementara itu, Syarikat Islam mendirikan Syarikat Islam Afdeling Padvinderij. Lalu berubah nama menjadi Syarikat Islam Afdeling Pandu. Namun lebih dikenal dengan SIAP. Sedangkan Jong Islamieten Bond (JIB) mendirikan Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ), dan Pemuda Indonesia membentuk Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO).

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja. Pada tanggal 27-29 Desember 1945 panitia kerja mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Konggres tersebut menghasilkan keputusan membentuk Pandu Rakyat Indonesia, yang didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Lalu Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950. Salah satu isi keputusannya adalah andu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951. Sehingga peraturan sebelumnya, tidak berlaku lagi.

Pada tanggal 16 September 1951 berdirilah Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi hasil dari konferensi wakil-wakil kepramukaan yang diadakan di Jakarta, dan pada tahun 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia.

Pada Dirgahayu RI ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta. Presiden/Mandataris MPRS Dr. Ir. Soekarno, menyampaikan pidato agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat, Hari Kamis (9 Maret 1961). Presiden menyatakan hal itu dihadapan para tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta. Sehingga tanggal 14 Agustus diperingati sebagai hari Pramuka.

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates